Kamis, 27 Agustus 2015

Orang Kudus 27 Agustus: St. Dominikus Barberi

BEATO DOMINIKUS BARBERI, PENGAKU IMAN
Dominikus Barberi lahir pada 22 Juli 1792 di Viterbo, Italia. Ia adalah putra dari keluarga petani miskin. Dominikus kehilangan kedua orangtuanya ketika berusia 8 tahun. Ia kemudian diasuh oleh pamannya, Bartolomeo Pacelli di Merlano, Italia.
Walaupun tidak mendapatkan pendidikan yang baik, Dominikus mampu membaca dan menulis. Dominikus sehari-hari bekerja sebagai penggembala. Ketika terjadi Revolusi Perancis, banyak biarawan pasionis yang mengungsi, dan Dominikus berhubungan baik dengan mereka. Ada cerita bahwa dalam doa, Dominikus diberikan pesan dari Tuhan bahwa ia akan menyebarkan Injil dan bertugas di Inggris.
Dikisahkan pada tahun 1814, ketika dijodohkan, Dominikus melarikan diri dan bergabung dengan Kongregasi Pasionis. Dominikus diberikan nama Dominikus dari Bunda Allah. Dominikus sangat baik dalam menyerap pelajaran-pelajaran filsafat dan teologi. Pada 1 Maret ia ditahbiskan di Roma.
Dominikus bertugas sebagai guru, pembimbing rohani dan penulis. Ia sempat menduduki posisi cikaris dari Beato Laurensius Maria Salvi, kemudian menjadi rektor, penasehat provinsial dan provinsial. Dominikus tetap memiliki keinginan untuk bermisi ke Inggris. Sebagai persiapan, ia bersama beberapa biarawan pasionis membuka biara di Ere, Belgia, pada tahun 1840.
Akhirnya Dominikus diizinkan untuk bermisi ke Inggris. Ia membuka biara pada tahun 1842. Di sana ia dikenal sebagai seorang pengkotbah yang tidak mengenal lelah, terutama dalam menghadapi gelombang anti-katolik yang cukup kuat. Hasil dari kerja kerasnya adalah dengan banyak umat Anglikan yang memutuskan untuk kembali ke dalam Gereja Katolik. Salah satunya adalah Yohanes Henry Newman.
Pada 27 Agustus 1849, ketika kembali dari London, Dominikus mendapat serangan jantung. Dominikus dari Bunda Allah meninggal dunia pada 27 Agustus 1849 di Reading, Berkshire, Inggris. Pada 27 Oktober 1963 ia dibeatifikasi oleh Paus Paulus VI.
Baca Juga Orang Kudus Hari Ini:

Renungan Hari Kamis Biasa XXI - Thn I

Renungan Hari Kamis Biasa XXI, Thn B/I
Bac I  1Tes 3: 7 – 13; Injil                  Luk 7: 11 – 17;

Dalam bacaan pertama, yang diambil dari surat Paulus yang pertama kepada Jemaat di Tesalonika, Paulus menyampaikan harapannya kepada jemaat itu. Beberapa harapan Paulus adalah ingin bertemu langsung dengan mereka sehingga ia dapat menyampaikan pengajaran iman secara langsung (ay. 10); bertumbuh dalam iman, sehingga kudus dan tak bercacat di hadapan Tuhan (ay. 13). Satu kebanggaan Paulus akan umat adalah hidup iman mereka yang terlihat dari penghayatan cinta kasih (ay. 12).
Injil hari ini berkisah tentang mujizat Tuhan Yesus membangkitkan putra tunggal seorang janda. Dalam tradisi Israel waktu itu, seorang janda masuk dalam kelas sosial yang paling rendah. Janda dalam kisah Injil awalnya mendapat satu pegangan hidup, yaitu anaknya yang tunggal. Putra tunggal menjadi kebanggakan janda itu. Sayangnya, anaknya itu meninggal. Dia kehilangan pegangan. Kebanggaannya pun sirna. Namun Tuhan Yesus membangkitkannya sehingga kebanggaan ibu janda itu kembali bersinar.
Dalam kehidupan, setiap manusia pasti punya kebanggaan. Masing-masing kita punya sesuatu untuk dibanggakan. Ada orang meletakkan kebanggaannya itu pada benda-benda duniawi, kehebatan diri, dan ada pula meletakkannya pada hal-hal rohani. Banyak orang bangga akan barang-barang duniawi yang dimilikinya berasal dari usahanya sendiri, ada pula yang melihatnya sebagai anugerah Tuhan. Tak sedikit orang bangga akan hal-hal rohani, yang berasal dari pencapaian dirinya sendiri, ada pula yang melihatnya sebagai anugerah Tuhan. Melalui sabda-Nya, Tuhan mengajak kita untuk merasa bangga akan hal-hal rohani yang merupakan anugerah Tuhan. Hal ini bertujuan supaya kita tidak jatuh ke dalam kesombongan.***
by: adrian