Senin, 25 Agustus 2014
Orang Kudus 25 Agustus: St. Yosef Kalasansius
SANTO YOSEF KALASANSIUS, PENGAKU IMAN
Yosef Kalasansius lahir di Peralta, Spanyol pada tahun 1556. Pada
masa mudanya ia belajar hukum di Lerida, Spanyol dan teologi di Alcala, dekat
Madrid. Yosef yang saleh ini kemudian ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1583.
Karier imamatnya dimulai di wilayah Andorra, Pengunungan Pirena, di kalangan
umat pedalaman. Kesalehan hidupnya dan semangatnya membuat banyak umat senang
sekali padanya.
Pada suatu hari ia mendengar suatu suara ajaib: “Yosef,
pergilah dan bekerjalah di Roma.” Tampak juga padanya suatu penglihatan di mana
ia sendiri sedang mengajar anak-anak. Tergerak oleh suara ajaib dan penglihatan
itu, ia berangkat ke Roma untuk menunaikan tugas baru seperti yang dikatakan
oleh suara ajaib itu. Yosef berangkat ke Roma pada tahun 1592. Tidak tahu apa
yang mau dikerjakannya. Sambil menunggu saat yang tepat untuk melaksanakan apa
yang tampak dalam penglihatan yang dialaminya, Yosef melayani siapa saja yang
membutuhkan tenaganya. Ia merawat orang-orang sakit, menolong orang-orang
tahanan. Ia pun rajin berziarah ke semua basilik yang ada di kota Roma untuk
berdoa di depan Sakramen Mahakudus dan memohon terang Roh Kudus. Akhirnya ia
juga menemukan pekerjaan apa yang dikehendaki Tuhan dari padanya.
Pada waktu itu di kota Roma terdapat sangat banyak anak-anak
yang menggelandang di jalan-jalan kota. Mereka semua tidak bersekolah dan
setiap hari menimbulkan berbagai macam kekacauan yang memusingkan orang banyak.
Digerakkan oleh Roh Kudus, Yosef membuka sebuah sekoah khusus untuk mereka. Sekolah
ini dikenal sebagai sekolah dasar pertama di Eropa (Roma) yang tidak menarik
bayaran apapun dari semua muridnya. Ia mencari sukarelawan-sukarelawan yang
mengajar tanpa bayaran dan beberapa orang imam untuk mendampingi anak-anak
tanggung itu. Bersama mereka itulah, Yosef mulai membangun sebuah tarekat baru,
Tarekat Imam-imam Pengajar, yang lazim disebut imam-imam Piarist. Sungguh menakjubkan bahwa dalam kurun waktu singkat,
sekolah ini mempunyai murid 1000 orang.
Seperti biasanya, Yosef mengalami berbagai macam tantangan. Di
dalam tubuh tarekatnya muncullah imam-imam tertentu yang menentang Yosef dan
menghalangi perkembangan sekolah dengan berbagai macam alasan. Yosef difitnah
sebagai seorang penjahat. Akhirnya Yosef sendiri dipenjarakan oleh pejabat
Gereja dan tarekat yang didirikannya dibubarkan untuk sementara. Tetapi berkat
bantuan seorang Kardinal, yang mengenal baik kesucikan hidupnya, ia dibebaskan
dari tahanan. Semua perlakuan pejabat Gereja terhadap dirinya ditanggungnya dengan
sabar dan penuh iman, sehingga ia dujuluki orang sebagai ‘Tugu kekuatan dan contoh kesabaran’.
Menyambut pembebasannya dari penjara, ia berkata, “Tuhanlah
yang memulai pekerjaan ini dan melaksanakannya. Aku hanya melaksanakannya demi
kemuliaan nama-Nya dan demi cinta kasih kepada-Nya. Terpujilah Tuhan yang telah
mempercayakan pekerjaan ini kepadaku.” Yosef melanjutkan karya pendidikan bagi
anak-anak itu hingga wafatnya. Tarekatnya pun kembali berkarya dan terus
berkembang baik di dalam maupun luar negeri. Yosef Kalasansius meninggal dunia
pada tanggal 25 Agustus 1648. Pada tahun 1767 ia digelari ‘kudus’ dan
dinobatkan sebagai pelindung sekolah dasar katolik.
Renungan Hari Senin Biasa XXI - Thn II
Renungan Hari Senin Biasa XXI, Thn A/II
Bac I 2Tes 1: 1 – 5, 11 – 12; Injil Mat 23: 13 – 22;
Bacaan pertama hari ini,
diambil dari surat Rasul Paulus yang kedua kepada jemaat di Tesalonika. Dalam
suratnya itu Paulus mengungkapkan rasa bangganya kepada kehidupan rohani jemaat
di sana yang sesuai dengan kehendak Allah. Yang menarik di sini adalah rasa
bangga itu tidak semata-mata tertuju pada Paulus pribadi karena usaha dan
perjuangannya, melainkan ditujukan kepada Allah karena usaha para jemaat. Atas
kehidupan umat yang membanggakan itu, Paulus menghaturkan syukur kepada Allah.
Paulus bangga karena umat hidup seperti yang diajarkannya; dan apa yang
diajarkan Paulus telah dihidupinya. Jadi, jemaat mendapat pengajaran Paulus
bukan hanya dari verbal saja melainkan juga dari peri hidupnya.
Apa yang dicontohkan Paulus
dalam bacaan pertama itu bertentangan dengan apa yang dilakukan para ahli
Taurat dan kaum Farisi, yang oleh Yesus disebut orang-orang munafik. Dalam
Injil hari ini Tuhan Yesus mengecam mereka. Salah satu alasan kecaman Yesus adalah
mereka hanya bisa berkata-kata tapi tak bisa berbuat. Para ahli Taurat dan kaum
Farisi bukannya membantu umat untuk bisa sampai kepada Allah, tapi malah justru
menghalangi; dan parahnya mereka sendiri tak dapat ke sana.
Melalui sabda-Nya, Tuhan mau
menyadarkan kita untuk setia pada perkataan. Tuhan menghendaki supaya kita
menampilkan kesesuaian antara kata dan perbuatan. Hal ini cocok buat tokoh
agama saat ini, yang lebih suka berbicara tapi kurang pelaksanaannya. Misalnya,
banyak imam dalam kotbahnya mengajak umat untuk hidup sederhana sesuai ajaran
Yesus, tapi dirinya sendiri berkelimpahan harta kemewahan. Atau menghimbau umat
untuk tidak korupsi, sementara ada banyak uang Gereja diambil demi kepentingan
pribadi. Karena itu, melalui sabda-Nya, Tuhan menghendaki supaya kita tidak
hanya memberi contoh lewat kata-kata saja, melainkan juga melalui perbuatan
nyata.
by: adrian
Langganan:
Postingan (Atom)