Selasa, 12 Maret 2019

PAUS DENGAN CACATAN KONTROVERSIAL

Tidak dapat dipungkiri bahwa memang sejarah mencatat kehidupan beberapa Paus yang hidupnya tidak memberikan kesaksian yang baik tentang imannya. Beberapa contohnya terlampirkan di bawah ini (diambil sumber dari New Advent Encyclopedia dan New Catholic Encyclopedia):

1. Paus Clement VII (1523 – 1534)

Paus Clement VII, yang memiliki nama asli Giulio de’Medici, naik menjadi Paus menggantikan Paus Adrian VI. Di masa kepemimpinannya memang terjadi banyak masalah, yaitu berkembangnya revolusi Protestan, pertentangan politik antara Raja Francis I dan Kaisar Romawi Charles V, dan masalah permohonan pembatalan perkawinan Raja Henry VIII (Raja Inggris) dan kebutuhan untuk mengadakan reformasi Gereja.
a. Paus memihak reformer Protestan?
Setelah menjadi Paus, Clement VII memang menyampaikan keinginannya kepada Kaisar Charles V untuk mengadakan rekonsiliasi dengan para pengikut Luther. Kaisar Charles V menginginkan agar Paus mengadakan konsili, namun Paus menolak. Dua kali Paus bertemu dengan kaisar, namun mereka tidak mencapai kata sepakat, sehingga akhirnya di akhir pontifikat, masalah ini tidak terselesaikan, dan malah semakin parah. Karena sikapnya inilah, kemungkinan ada orang yang mencatatnya sebagai Paus yang kurang tegas, dan seolah membela pihak reformer Protestan. [Kita tidak pernah mengetahui alasan persisnya, namun mungkin saja justru ia ingin mengusahakan rekonsiliasi, tanpa perlu mengeluarkan pernyataan "anathema", seperti umumnya yang dinyatakan dalam konsili. Namun kemudian sejarah mencatat, bahwa akhirnya konsili tetap diadakan (Konsili Trent 1545 – 1563) setelah masa pontifikat Clement VII, karena biar bagaimanapun Gereja perlu menyatakan kembali ajaran benar, dan menolak ajaran yang salah.
b. Paus memihak Perancis?
Terhadap persaingan politik Francis I dan Charles V, Paus berusaha tetap menjaga kondisi status quo, tidak memihak keduanya, namun ternyata tidak semudah itu. Pertikaian antara kedua Raja antara lain disebabkan oleh membelotnya panglima perang Raja Francis I yang bernama Duc de Bourbon, yang kemudian menjadi panglima perang Kaisar Charles V, dengan nama Constable Bourbon. Namun kemudian Kaisar Charles V kekurangan dana untuk membayar tentara di bawah pimpinan Constable tersebut, sehingga para serdadu mengancam akan memberontak. Dalam situasi ini Paus terombang- ambing akan kekuasaan kedua Kaisar. Akhirnya Raja Francis I ditangkap oleh tentara Spanyol dan diasingkan ke Madrid (14 Januari 1526). Raja Francis I lalu menyerahkan klaimnya di Italia. Pada bulan Mei 1526, Paus Clement VII membuat perjanjian dengan Perancis yang bersekutu dengan Venice dan Florence (tempat kelahiran Paus), untuk memeriksa perkembangan kekuasaan Charles V yang menciptakan suasana kegelisahan di Italia, terutama di Florence. Hal ini membuat Raja Charles V marah, dan kemudian menekan Paus untuk membayar tentara perang pimpinan Constable Bourbon. Demi keamanan, Paus setuju untuk membayar 60,000 ducats, dan bahkan tentara kaisar Charles kemudian memaksa pembayaran sebanyak 100,000 ducats. Namun pengorbanan ini ternyata masih dianggap kurang. Tentara bayaran tersebut yang banyak di antaranya adalah Lutheran memaksa Constable Bourbon untuk mengadakan perampokan/penjarahan kota Roma. Terjadilah the Sack of Rome selama delapan hari, dimana terjadi penjarahan gedung-gedung gereja Katolik, para wanita termasuk para biarawati diperkosa, kedutaan dijarah, para kardinal diculik, dan upacara keagamaan diobrak-abrik dan para tentara berkelahi untuk memperebutkan hasil jarahan. Kerusuhan dan penjarahan ini mengakibatkan pemenjaraan Paus di Castel Sant'Angelo selama sekitar 7-8 bulan. Namun kemudian Paus bebas dan kembali ke Roma tahun 1528, dan akhirnya mengadakan perjanjian damai dengan Raja Charles V. Paus bahkan memahkotai Raja Charles di tahun 1530, dan perjanjian ini setidaknya menjadikan kondisi yang damai di Italia.
c. Paus tidak memihak Inggris?