Kamis, 11 Juni 2020

TULISAN SEPUTAR INJIL BARNABAS


Delapan tahun lalu, persisnya 11 Juni 2012, berkaitan dengan peringatan Santo Barnabas, blog budak-bangka banyak menurunkan tulisan dengan tema injil Barnabas. Setidaknya ada 4 tulisan. Dua tulisan diambil dari koran REPUBLIKA yang membahas penemuan naskah kuno yang kemudian dikenal dengan injil Barnabas. Sebagaimana yang sudah diketahui, REPUBLIKA merupakan salah satu media propaganda islam. Karena itu, berita yang bisa mengangkat islam dan menjatuhkan pihak lain, menjadi sajian utama media ini.
Terkait dengan penemuan injil Barnabas itu, koran ini begitu gencar memberitakannya. Setidaknya ada dua kali koran ini menyajikan tema injil Barnabas. Pada 1 Maret 2012 media ini menurunkan tulisan dengan judul: “Inilah Isi Injil Barnabas tentang Kerasulan Muhammad SAW”. Tentulah tulisan ini hendak mengangkat citra islam. Sudah sejak lama islam membutuhkan pengakuan atas kerasulan Muhammad. Dulu mereka mengatakan ada tertulis dalam Taurat dan Injil, namun setelah diselidiki ternyata tak ada. Kebetulan ada penemuan injil Barnabas dan di dalamnya ada informasi tentang kerasulan Muhammad. Tentulah berita ini menjadi kebanggaan islam sehingga patut diwartakan, tanpa perlu pikir panjang lagi. Sebuah ciri islami, lebih mengutamakan emosi ketimbang rasio. Tulisan kedua hadir pada 10 Juni 2012 dengan judul: “Fenomena Penemuan Injil Barnabas di Turki”.
Injil Barnabas benar-benar menjadi magnet bagi umat islam. Warta tentang kerasulan atau kenabian Muhammad menjadi daya tarik. Akhirnya umat islam menemukan sumber lain di luar Al-Qur’an yang mengakui kenabian dan perutusan Muhammad. Sekalipun Al-Qur’an menyatakan bahwa kenabian Muhammad sudah diwartakan dalam Taurat dan Injil, namun hal tersebut tidak terbukti. Karena itulah, Al-Qur’an menyatakan bahwa Taurat dan Injil sekarang sudah palsu; dan umat islam percaya saja.
Untuk mengimbangi dua tulisan yang bersumber dari REPUBLIKA itu, budak-bangka menyajikan juga 2 tulisan penyeimbang. Tulisan pertama berjudul: “Seluk Beluk Buku yang Disebut Injil Barnabas”, dan yang kedua berjudul: “Apakah Injil Barnabas Sahih Atau Palsu”. Dapat dikatakan dua tulisan ini lebih bersifat rasional daripada emosional. Karena itu, membaca tulisan ini tidak dengan emosi tapi dengan daya nalar atau akal sehat. Dari pembacaan tulisan ini kita dapat menilai masalah berita yang ditampilkan REPUBLIKA. Memang budak-bangka tidak memberikan penilaiannya, tapi membiarkan penilaian tersebut kepada pembaca.
Tulisan-tulisan seputar injil Barnabas ini tidak hanya ditujukan kepada umat kristiani (katolik dan protestan) saja, tetapi juga umat islam. Malah umat islam sangat dianjurkan untuk membacanya karena dengan demikian bisa mengetahui tentang injil Barnabas ini secara luas. Jadi, jangan hanya tahu secuil lantas menganggap benar dan tahu segalanya.