Jumat, 20 Februari 2015

Pencurian di Asrama

Berdasarkan pengalaman, asrama tak pernah bersih dari kasus pencurian. Selalu saja ada muncul keluhan barang hilang. Apa saja, yang menjadi milik pribadi, hilang sekalipun sudah dijaga dengan baik-baik. Memang benar kata orang, pencuri selangkah lebih pintar dari kita.

Anehnya, pencurinya bukanlah orang dari luar asrama, melainkan dari anak-anak asrama sendiri. Berbagai nesehat dan himbauan seakan menuang air di padang pasir yang kerontang.

Hal inilah yang membuat Romo Ruben, bapak asrama putra, bersikap pasrah. Sikap pasrah inilah yang terlihat ketika Joko, salah satu anak asrama datang mengeluhkan pencurian yang dialaminya. Joko adalah anak baru.

Joko    : Romo, saya mau lapor.

Romo  : Lapor apa, Jok?

Joko    : Celana dalam saya hilang. Dua hari lalu hilang dari jemuran. Kemarin hilang lagi dari lemari.

Romo  : Cuma celana dalam, Jok?

Joko    : Ya.

Romo  : Syukurlah kalau cuma celana dalam. Yang penting isinya gak ikut diambil. Coba kamu bayangkan andai isi celana dalamnya juga diambil…

Joko    : *&$%#@^%????
Pangkalpinang, 8 Desember 2014
by: adrian
Baca juga humor lainnya:

Renungan Hari Jumat sesudah Rabu Abu - B

Renungan Hari Jumat setelah Rabu Abu Thn B/I
Bac I : Yes 58: 1 – 9a; Injil       : Mat 9: 14 – 15;

Bacaan-bacaan liturgi hari ini mau berbicara tentang bagaimana seharusnya umat berpuasa. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab nabi Yesaya, Nabi Yesaya menyampaikan pesan dari Allah bahwa puasa itu bukan cuma sekedar tidak makan dan tidak minum. Bagi Yesaya, puasa merupakan perwujudan dari pertobatan. Oleh karena itu, yang dikehendaki Allah adalah tobat atau berubah dari perilaku yang tidak baik dan tidak benar, baik terhadap Tuhan maupun sesama. Di sini Yesaya menghimbau supaya umat tidak jatuh ke dalam tobat ritual saja sampai lupa pada inti dari pertobatan itu.

Hal senada juga disuarakan Yesus dalam Injil. Matius menyampaikan pengajaran Yesus bahwa berpuasa itu bukan hanya sekedar mengikuti aturan atau rutinitas belaka. Puasa yang dikehendaki Yesus adalah puasa yang harus lahir dari kesadaran diri. Bukan jadwal puasa itu tidak penting. Bukan pula aturan puasa itu tidak perlu. Semuanya tetap penting dan dibutuhkan. Namun yang terpenting adalah bahwa puasa itu bukan karena jadwal atau aturan, melainkan kesadaran diri untuk mengubah diri menjadi lebih baik lagi.

Saat ini kita berada pada masa prapaskah. Sabda Tuhan hari ini mau mengajak kita untuk menjalankan ibadah puasa kita seperti yang dikehendaki Tuhan. Hendaklah puasa kita itu lahir dari kesadaran diri kita dan puasa itu harus tampak dalam bentuk pertobatan. Dengan kata lain, Tuhan menghendaki agar puasa kita bermuara pada pertobatan. Bertobat berarti berubah; dan perubahan itu selalu terarah kepada yang baik. Jadi, kita diajak untuk mengubah kemanusiaan lama kita (kebiasaan, sikap, perilaku, tutur kata, dll) sehingga menjadi baru.

by: adrian