Kamis, 02 Mei 2013

Stress Berawal dari Meja Kerja

MEJA KERJA BERANTAKAN DAPAT PICU STRESS
Orang sering mengatakan bahwa kondisi psikis manusia dapat juga ditentukan oleh faktor eksternal. Faktor eksternal ini dapat berupa macam-macam, salah satunya adalah situasi dan kondisi ruang atau tempat kita bisa melakukan aktivitas. Misalnya ruang kerta atau meja kerja. Meja kerja yang berantakan dapat menjadi salah satu pemicu timbulnya stres.

Penelitian yang dilakukan Staples mengungkapkan bahwa hampir setengah dari seluruh jumlah pekerja di Inggris memiliki meja kerja yang berantakan. Hal ini memicu timbulnya masalah dengan rekan kerja, peringatan dari atasan, bahkan meningkatkan risiko stres.

Survei yang dilakukan terhadap 2.000 pekerja di Inggris mengungkapkan bahwa hampir sepertiganya memiliki meja kerja berisi makanan yang sudah setengah habis, sampah bungkusan makanan dan botol, serta hampir setengahnya meninggalkan cangkir dan piring kotor di meja kerja. Bahkan 1 dari 20 pekerja meninggalkan piring kotornya di meja selama 3 hari atau lebih.

Survei yang dibuat Staples ini mungkin hanya menyentuh ruang kerja yang berpendingin. Bisa dibayangkan bila survei juga menyentuh para pekerja yang bekerja di ruang yang tak memiliki alat pendingin ruangan. Sampah yang menumpuk bisa dalam wujud puntung rokok.

Staples memberikan gambaran tentang keadaan tempat kerja para responden. Rata-rata 19 lembar kertas tidak terpakai tergeletak di meja pekerja Inggris. 48 Persen pekerja bahkan kesulitan menemukan dokumen penting akibat mejanya tidak terorganisir dengan baik. Sementara 10 persen pekerja Inggris mengakui terakhir mereka merapikan meja kerja adalah sekitar 6 bulan yang lalu.

Meja kerja yang berantakan sebenarnya tidak luput dari perhatian atasan. Seperempat dari responden mengaku pernah menerima peringatan dari atasannya, bahkan 1 dari 10 pekerja menerima peringatan secara resmi.

Selama ini dipercaya bahwa wanita biasanya lebih rapi dan bersih jika dibandingkan dengan laki-laki, namun hal ini tidak berlaku dalam urusan meja kerja. Berdasarkan hasil survei, pekerja wanita memiliki kebiasaan yang sama berantakannya dengan pekerja laki-laki.

"Meja kerja yang berantakan tidak hanya buruk untuk pola pikir Anda, tetapi juga dapat merusak hubungan Anda dengan rekan kerja," ungkap Dr. Tomas Chamorro, profesor psikologi bisnis di University College London.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa meja kerja yang berantakan memiliki efek yang negatif pada karir, misalnya membuat Anda terlihat tidak profesional, dicap buruk oleh atasan, bahkan sampai membuat Anda menerima peringatan resmi. Jangan abaikan masalah ini, setiap pekerja harus bisa mengerti dan merasakan manfaat dari meja kerja yang rapi," imbuhnya.

Selain dapat memperburuk hubungan dengan rekan kerja dan atasan, meja kerja yang berantakan juga memiliki dampak yang signifikan terhadap tingkat stres di kantor. 56 persen partisipan merasa tingkat stres mereka meningkat saat mengawali hari kerja dengan melihat meja yang kotor. Walaupun demikian, hanya setengah dari mereka yang merapikan mejanya paling tidak 1 kali dalam sebulan.

"Meja kerja yang berantakan memiliki dampak yang sangat serius terhadap tingkat stres dan kebahagiaan di kantor. Lebih dari setengah responden mengatakan stres di awal hari kerja berlanjut menjadi cemas dan suasana hati menjadi negatif," ucap Dr. Tomas seperti dikutip dari Metro, Kamis (18/4/2013).

Oleh karena itu, penting untuk pekerja memerhatikan kerapian dan kebersihan meja kerja agar terhindar dari stres berlebih di tempat kerja. Akan tetapi, semua ini tergantung juga dengan kepribadian manusianya. Karena ada manusia yang sudah terbiasa hidup dalam keamburadulan. Meja kerjanya sangat berantakan, penuh sampah, abu rokok dan bau tak sedap. Namun sang pekerja tetap merasa nyaman. Teguran dari atasan sama sekali tak berguna. Malahan atasannya tak berdaya sama sekali.

by: Adrian, dari http://health.detik.com/read/2013/04/18/075715/2223397/763/meja-kerja-berantakan-hati-hati-bisa-picu-stres-di-kantor?l992205755

Seks itu Suci

Seks bukanlah tabu sehingga harus ditakuti atau disegani. Seks itu suci karena ia berasal dari yang maha suci, yaitu Allah. Allah-lah yang menciptakan dan menganugerahkannya kepada setiap manusia. Karena seks itu suci, maka seks harus dihormati, dihargai, dijaga dan dirawat, bukannya disalahgunakan.

Hubungan seks di luar nikah adalah bentuk penyalahgunaan seks itu sendiri. Kenapa? Istilah lain hubungan seks adalah hubungan suami isteri. Ini berarti hubungan itu hanya boleh dan sah dilakukan oleh orang yang sudah terikat sebagai suami isteri.

Pornografi, seperti mempublikasikan alat seks atau adegan seks, adalah juga bentuk penyalahgunaan seks. Di sini orang tidak menghormati dan menghargai seks itu sendiri. Orang lupa bahwa seks itu merupakan bagian privat setiap orang. Hanya orang tertentu saja yang bisa melihatnya, seperti pasangan hidup (suami isteri) dan tenaga medis.

Seks itu harus dijaga dan dirawat dengan baik. Dan yang pertama dan utama melakukannya adalah diri sendiri. Penjagaan dan perawatan berguna demi terhindar dari penyalahgunaan dan juga dari penyakit.

Sikap menghormati, menghargai dan menjaga serta merawat seks dengan baik dan benar merupakan wujud tanggung jawab dan sikap hormat kita kepada Tuhan, sang pemberi.

by: adrian