Senin, 13 Oktober 2014

(Pencerahan) Curiga dan Iri Hati

CURIGA, TAK SELAMANYA KARENA IRI
Curiga merupakan salah satu sifat manusia. Hampir setiap manusia memiliki sifat ini. Bahkan orang yang suka menasehati sesama untuk tidak curiga sering juga curiga. Kecurigaan muncul biasanya berawal dari rasa tidak percaya atas apa yang dilihat dan apa yang didengar. Misalnya, saya melihat seseorang yang tidak saya kenal dengan tampang seram. Saya tidak percaya padanya. Dari sini muncul kecurigaan orang tersebut dapat mencelakakan saya.

Bahkan curiga terjadi atas sesuatu yang belum diketahui atau belum pasti. Sebagai contoh orang yang mempunyai fobia pada orang asing. Ketika orang asing menawarkan makanan kepadanya, dia langsung mencurigai bahwa orang asing itu hendak meracuni dirinya. Ada tidaknya racun dalam makanan itu belumlah diketahui dengan pasti. Namun karena ketakutan tadi membuat ia curiga.

Orang Kudus 13 Oktober: St. Eustokia

SANTA EUSTOKIA, PENGAKU IMAN
Eustokia lahir sebagai anak haram seorang suster yang tergoda. Ia sering sakit dan kerasukan roh jahat. Tetapi, karena berpegang teguh pada kerahiman Tuhan, lagi pula sangat sabar dan taat pada bimbingan bapa pengakuannya, suster di Padua, Italia ini menjadi suci. Jenazahnya tetap utuh sampai sekarang. Ia meninggal dunia pada tahun 1469.

Sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:
2.      St. Eduardus

Renungan Hari Senin Biasa XXVIII - Thn II

Renungan Hari Senin Biasa XXVIII, Thn A/II
Bac I    Gal 4: 22 – 24, 26 – 27, 31 – 5: 1; Injil                  Luk 11: 29 – 32;

Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus mengungkapkan kekecewaan-Nya terhadap umat Israel yang tidak mau percaya kepada pemberitaan-Nya. Mereka menuntut dari Tuhan Yesus sebuah tanda. Secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa mereka baru mau percaya jika ada tanda (mukjizat besar). Iman mereka didasarkan pada ada tidaknya tanda. Karena itu, mereka tetap hidup dalam kebiasaaan lama yang selalu dikecam Yesus. Padahal, melalui pengajaran-pengajaran-Nya, Tuhan Yesus hendak mengajak mereka untuk bertobat sehingga mereka bisa selamat. Yesus ingin menyelamatkan mereka. Yesus memberi perbandingan dengan umat Niniwe yang bertobat setelah mendengar pengajaran Nabi Yunus. Padahal Tuhan Yesus jauh lebih besar dari Yunus.

Sejalan dengan pesan Injil di atas, Paulus dalam bacaan pertama kembali menegaskan hal itu. Dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, Paulus berefleksi dari status umat yang berasal dari keturunan Sara, yang adalah perempuan merdeka. Status ini diperjelaskan oleh Kristus Yesus. Paulus menegaskan bahwa umat sungguh-sungguh telah dimerdekakan Kristus. Jadi, tak perlu lagi menunggu tanda atau mukjizat. Paulus mengajak umat untuk tetap percaya kepada Tuhan Yesus dan hidup sebagai orang yang merdeka.

Dewasa ini banyak orang baru percaya bila langsung mengalami atau merasakan. Selama belum melihat secara langsung, orang terasa sulit untuk percaya, meskipun ada suara-suara yang meyakinkan. Demikian pula dalam hal iman. Sekalipun ada pewartaan dari orang-orang hebat dan terkenal, masih saja banyak orang tidak percaya. Orang menunggu mujikzat besar yang sesuai dengan kemauannya. Dan sambil menunggu, orang tetap hidup dalam “kuk perhambaan”, yaitu dosa. Sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita bahwa kita adalah keturunan anak-anak merdeka. Kita sudah dimerdekakan oleh Kristus. Karena itu, tak perlu lagi kita menunggu adanya tanda. Kristus jauh lebih besar dari siapapun. Tuhan menghendaki supaya kita meninggalkan hidup “perhambaan” dan senantiasa hidup sebagai anak-anak merdeka.

by: adrian