MEMBONGKAR KESALAHAN BERPIKIR FATOOHI DLM BUKU “THE HISTORICAL OF JESUS”
Tanggal 2 Desember 2013 lalu, saya membeli beberapa buku di Bandung Book Center, di kawasan
Palasari. Salah satu buku berjudul “The
Historical of Jesus” karya L Fatoohi. Buku ini pertama sekali saya lihat di
toko buku Kharisma, Tanjung Pinang, sekitar Mei 2011. Waktu itu bukunya tidak
setebal saat ini.
Dari segi judul, buku tersebut memiliki daya tarik.
Memang, ketika pertama kali membaca judul buku itu, saya langsung berkesimpulan
bahwa pastilah buku itu menampilkan kisah yang bertentangan dengan ajaran
Gereja selama ini. Jika memakai cara pandang orang islam, buku tersebut
melecehkan bahkan menghina agama kristen. Namun judulnya yang menarik membuat
saya penasaran.
Saya bertanya, jangan-jangan apa yang dikatakan oleh
Fatoohi adalah benar. Waktu itu saya ragu-ragu untuk membelinya. Saya takut
kebenaran sebenarnya akan terungkap. Dan tentu hal ini dapat menggoncang iman
saya. Karena itu, saya tak jadi membeli.
Akan tetapi, pada tanggal 2 Desember 2013, saya
membulatkan tekad untuk membelinya. Saya ingin menghilangkan rasa penasaran
atas isi buku itu. Sebelum membaca buku itu saya membuat beberapa kesepakatan dengan diri
sendiri:
a) Saya akan membaca buku itu
dengan sikap kritis. Artinya, saya tidak serta merta menerima begitu saja apa
yang dikatakan Fatoohi dalam buku itu, melainkan akan saya kritisi. Pertama-tama
saya tidak mengkritisi pemikiran Fatoohi dengan pemikiran Kristen, tetapi saya
coba mengupas pemikiran Fatoohi itu sendiri. Saya akan melihat kelemahan cara
berpikir Fatoohi.
b) Konsekuensi dari sikap kritis
itu, saya akan menerima kebenaran yang ada dalam buku ini sekalipun kebenaran
itu bertentangan dengan apa yang selama ini saya yakini.
c) Sekalipun dari judul bukunya
sudah terlihat jelas bahwa isi buku itu akan menghina agama kristen, namun saya
akan tetap membacanya
dengan sikap terbuka dan kritis, bukan dengan sikap antipati dan kebencian.
Tulisan ini akan dibagi ke dalam dua
bagian, yaitu Mengkritisi Fatoohi dan Cara Pandangnya dan Mengkritisi
Tulisan Fatoohi. Bagian pertama saya tulis ketika saya masih di Jakarta
(27 Mei), sedangkan bagian kedua ditulis di Pangkalpinang. Untuk membantu
pembaca supaya tidak bosan, maka tulisan ini akan ditampilkan secara terbagi-bagi.
Dengan kata lain, rangkaian tulisan yang mengungkap kekonyolan cara berpikir
Fatoohi akan dibuat bersambung. Bagian pertama akan dimuat dalam satu rangkaian,
sedangkan bagian kedua, mengingat panjangnya uraian tersebut, akan dibagi ke
dalam dua tampilan.