Jumat, 15 Januari 2016

Orang Kudus 15 Januari: St. Fransiskus Fernandez de Capillas

SANTO FRANSISKUS FERNANDEZ DE CAPILLAS, MARTIR
Fransiskus Fernandez de Capillas lahir pada 18 Agustus 1607 di Baquerin, Valencia, Spanyol. Menjawab panggilan Tuhan, Fransiskus memutuskan untuk bergabung dengan Ordo Pengkotbah pada usia 17 tahun. Pada tahun 1631 Fransiskus dikirim ke Filipina setelah ditahbiskan sebagai diakon. Fransiskus tiba di Manila pada awal tahun 1632 dan satu tahun kemudian ia ditahbiskan menjadi imam. Fransiskus melayani umat di Filipina sekitar 10 tahun lamanya.
Pada tahun 1642 Fransiskus memilih untuk mendampingi Pastor Fransiskus Diaz del Rincon ke Cina. Fransiskus mempelajari bahasa penduduk setempat dan mulai melayani di daerah Fujian. Fransiskus banyak mempertobatkan para penduduk dan bahkan berhasil mendirikan Ordo ketiga St. Dominikus.
Di tengah keberhasilan itu beberapa penduduk merasa tidak senang dengan keberhasilan karya pastoralnya. Selain itu bangsa Tartar mulai menguasai Cina dan mengadakan perlawanan dengan umat Kristen. Fransiskus ditangkap, dsiksa dan dibunuh sebagai martir dengan cara dipenggal.
Fransiskus Fernandez de Capillas meninggal dunia pada 15 Januari 1648 di Fu’An, Fujian, Cina. Pada 2 Mei 1909 ia dibeatifikasi oleh Paus Pius X, dan pada 1 Oktober 2000 ia dikanonisasi oleh Paus Yohanes Paulus II. Fransiskus Fernandez de Capillas juga dinyatakan sebagai martir pertama Cina.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 15 Januari: St. Makarius

SANTO MAKARIUS, PETAPA
Informasi mengenai orang kudus ini sangat terbatas. Yang jelas ia adalah seorang petapa. Makarius meninggalkan kampong halaman dan keledainya lalu pergi ke suatu tempat pertapaan. Maksudnya adalah untuk lebih memusatkan perhatiannya pada doa, guna memperoleh kekuatan rahmat Allah, supaya tidak terus menerus jatuh ke dalam dosa. Ia sering berdoa dan berjaga sepanjang malam.
Sekali peristiwa ia memikul sekeranjang pasir di bawah terik matahari. Kawan-kawannya heran melihat tingkah lakunya yang aneh ini. namun kepada mereka Makarius berkata, “Tubuhku terlalu banyak menggoda aku. Ada baiknya juga kalau sekali-kali tubuhku diberi beban berat sehingga tidak tergoda untuk pergi melancong ke kota.”
Usahanya untuk tidak menyentuh barang-barang yang dapat mengenakkan tubuhnya sungguh luar biasa. Suatu ketika ia dikirim buah-buah anggur yang masih segar. Ia menolak kiriman itu, menyentuhnya pun ia tidak mau. Ia menyuruh pembawa anggur mengirimkan anggur itu kepada rekannya yang lain. Rekan-rekannya pun bersikap seperti dia. Karena tidak seorang pun yang mau menerima kiriman itu, maka si pembawa anggur membawa kembali anggur-anggur itu kepada Makarius. Melihat hal itu, Makarius menjadi heran, dan ia pun bersyukur kepada Allah, karena atas rahmat-Nya rekan-rekannya bertahan dalam pantang yang berat.
Kondisi tubuh Makarius menunjukkan betapa berat dan sungguh-sungguh ia menjalankan tapa. Pada umurnya yang sudah tua, ia mencoba berdoa tanpa henti selama lima hari. Tetapi pada hari ketiga pondoknya terbakar. Makarius lari meninggalkan pondoknya dan tidak dapat melanjutkan doanya. Tentang peristiwa itu ia berkata, “Itu adalah kehendak Allah, agar aku tidak sombong.” Pada hari-hari terakhir hidupnya, Makarius diusir dari tempat pertapaannya oleh orang-orang Arian yang memusuhi Gereja. Ia meninggal dengan tenang pada tahun 394.
sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 15 Januari: St. Aloysius Variara

BEATO ALOYSIUS VARIARA, PENGAKU IMAN
Aloysius Variara lahir pada 15 Januari 1875 di Viarigi, Italia. Ia adalah putera dari Pietro Variara dan Livia Bussa. Ketika berusia 12 tahun Aloysius bergabung dengan Oratori Salesian di Turin, dan ia sempat bertemu dengan Santo Yohanes Bosko. Aloysius akhirnya memutuskan untuk mengikuti panggilan hidupnya dengan menjadi seorang Salesian.
Tahun 1891 Aloysius memasuki masa novisiat. Ia kemudian mempelajari filsafat di Valsalice. Aloysius sempat bertemu dengan Pastor Michael Unia, seorang misionaris Salesian, yang berkarya di Kolombia. Karena itu, pada tahun 1894 Aloysius pergi bersama Unia menuju Agua de Dios, Kolombia, dan mulai berkarya di tengah para penderita kusta.
Aloysius ditahbiskan sebagai imam sekitar tahun 1901 di Kolombia. Ia membangun tempat bagi para penderita kusta, mengikuti jejak Unia. Pada 7 Mei 1905 ia mendirikan Kongregasi Puteri Hati Kudus Yesus dan Maria. Karya-karyanya banyak tidak dimengerti oleh rekan-rekannya, tetapi ia mendapat dukungan dari Santo Michael Rua, sebagai pemimpin tertinggi Kongregasi Salesian. Aloysius juga menunjukkan ketaatannya kepada para pemimpinnya ketika ia harus pergi meninggalkan Agua de Dios pada tahun 1921 menuju Tariba.
Aloysius Variara meninggal dunia pada 1 Februari 1923 di Cucuta, Kolombia. Pada 14 April 2004 ia dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini: