Rabu, 16 April 2014

Konsep Umum yang Berkembang pada Anak

KATEGORI KONSEP UMUM YG BERKEMBANG SELAMA MASA AWAL KANAK-KANAK
Kehidupan
Anak-anak cenderung memberikan sifat yang hidup kepada benda-benda mati seperti boneka dan boneka hewan. Orang dewasa mendorong hal ini dengan menunjukkan persamaan antara benda hidup dan benda mati seperti bentuk awan yang menyerupai anjing atau kuda.

Kematian
Anak-anak cenderung menghubungkan kematian dengan sesuatu yang pergi tetapi biasanya tidak dapat mengerti apa makna kematian.

Fungsi Tubuh
Anak-anak, sebagai kelompok, mempunyai konsep mengenai fungsi tubuh dan kelahiran yang kurang tepat. Hal ini berlaku sampai anak masuk sekolah meskipun pada saatnya kesalahan konsep ini akan diperbaiki melalui pelajaran mengenai kesehatan dan pendidikan seks.

Ruang
Anak usia empat tahun dapat menaksir jarak yang dekat secara tepat tetapi kemampuan untuk menaksir jarak yang jauh belum berkembang sampai masa akhir kanak-kanak. Dengan menggunakan petunjuk yang dapat dimengerti anak-anak dapat belajar menentukan kanan dan kiri dengan benar.

Berat
Sebelum anak-anak belajar bahwa benda-benda yang berbeda mempunyai berat yang berbeda, jarang terjadi bahwa sebelum usia sekolah, anak-anak memperkirakan berat benda sesuai dengan besarnya benda.

Bilangan
Anak-anak yang mengikuti taman indria atau taman kanak-kanak biasanya mengerti bilangan sampai lima. Konsep mengenai bilangan di atas 5 masih sangat samar-samar

Waktu
Anak-anak belum mengerti tentang lamanya waktu, misalnya berapa lamanya satu jam itu. Mereka juga belum dapat memperkirakan waktu menurut kegiatan-kegiatan mereka sendiri. Kebanyakan anak usia empat atau lima tahun mengerti tentang hari-hari dalam satu minggu dan pada usia enam tahun mengerti bulan, tahun dan musim.

Diri Sendiri
Pada usia tiga tahun kebanyakan anak-anak mengerti jenis kelamin, nama lengkap dan nama berbagai anggota tubuhnya. Pada saat ia mulai bermain dengan anak-anak lain, konsep diri mulai mencakup fakta mengenai kemampuan dan rasnya namun belum mencakup tingkat sosial ekonominya.

Kesadaran Sosial
Sebelum awal masa kanak-kanak berakhir, kebanyakan Anak-anak dapat membentuk pendapat tentang orang lain, apakah seseorang itu “baik” atau “jahat”, “pandai” atau “bodoh”, misalnya.

Keindahan
Kebanyakan anak muda lebih menyukai music dengan nada atau irama yang pasti dan ia senang dengan bentuk-bentuk yang sederhana, warna-warni yang cerah dan mencolok.

Kelucuan
Yang sering dianggap lucu adalah wajah-wajah lucu yang dibuatnya sendiri atau orang lain, perilaku yang kurang dapat diterima secara sosial dan kelekar mengenai binatang piaraan. Permainan kata-kata juga dianggap lucu.

sumber: Elizabeth B. Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 124

Orang Kudus 16 April: St. Bernadetha Soubirius

SANTA BERNADETHA SOUBIRIUS, PENGAKU IMAN
Marie Bernadetha Soubirius lahir di Lourdes pada tahun 1884. Ia adalah anak sulung dari keluarga Francoius Soubirous, seorang pengusaha gilingan gandum yang jatuh miskin. Semasa remajanya, ketika berumur 14 tahun, ia sering sakit-sakitan sehingga tubuhnya tampak lemah dan gerakannya lamban. Meski demikian ia tetap bersikap ramah kepada semua orang.

Ketika Bernadette (= Bernarde kecil) bersama kedua orang adiknya, Marie dan Yeanne, mencari kayu bakar di dekat gua Massabielle, ia mengalami peristiwa ajaib: ia melihat wanita muda yang sangat cantik berdiri dalam lingkaran cahaya ajaib di mulut gua itu. Wanita muda itu berpakaian putih cermelang; ikat pinggangnya berwarna biru langit, kerudungnya panjang hingga menyentuh kakinya; kedua telapak tangannya saling mengatup di depan dadanya, sementara sebuah rosario yang berkilau-kilauan tergantung pada lengannya. Peristiwa ajaib ini terjadi pada tanggal 11 Februari 1858.

Sekembalinya di rumah, Bernadeth menceritakan peristiwa ajaib itu kepada orang tuanya. Ia dimarahi dan diejek oleh orang tuanya dan orang-orang lain. Namun ia terus datang ke gua Massabielle sesuai pesan wanita muda cantik itu. Setiap kali datang, wanita muda itu selalu menampakkan dirinya. Hal ini terjadi sebanyak delapan belas kali, mulai dari tanggal 18 Februari sampai 16 Juli 1858. Mula-mula wanita cantik itu tidak menyatakan siapa dirinya. Barulah kemudian wanita itu mengaku: "Akulah yang dikandung tanpa cela", sambil meminta agar orang berdoa dan bertobat, serta meminta agar tempat penampakannya itu dibangun sebuah gereja. Peristiwa ini sempat meresahkan masyarakat, pejabat negara dan gereja. Polisi setempat melarang keras semua orang datang ke gua Massabielle. Meski demikian, makin banyak orang datang bersama Bernadeth ke gua Massabielle, walaupun mereka tidak melihat wanita muda itu. Mereka hanya menyaksikan perubahan wajah Bernadeth dan sikapnya yang terpesona memandang Bunda Maria yang tampak padanya.

Pastor paroki, Sempet dan Uskup setempat sangat berhati-hati dalam menanggapi peristiwa penampakan itu. Beberapa tahun lamanya Bernadeth banyak menderita, baik karena kecurigaan orang-orang yang tidak mau percaya, maupun oleh semangat serta perhatian yang berlebih-lebihan dari orang-orang yang percaya. Namun ia menanggung semuanya dengan tabah dan sabar sambil tetap percaya kepada Bunda Maria yang menjanjikan kepadanya kebahagiaan surgawi.

Pada tahun 1866 ia masuk biara suster Karitas di Nevers. Di sini ia terlindung dari gangguan orang banyak, meskipun tetap saja menderita karena sikap tak ramah dari beberapa suster pemimpin biara. Dalam situasi ini, penyakit asma yang sudah dideritanya sejak lama kambuh lagi dan semakin parah. Akibatnya pada tahun 1879, Bernadeth meninggal dunia pada usia 35 tahun. Jenazahnya tetap disimpan dalam biara itu di dalam sebuah peti kaca. Jenazahnya itu tetap berada dalam keadaan utuh dan segar sampai sekarang.

Peristiwa penampakan Bunda Maria di Lourdes pada tahun 1858 itu dan banyaknya mukjizat penyembuhan yang terjadi di sana sampai dewasa ini, menjadikan Lourdes tempat ziarah teramai dalam sejarah Kristen. Bernadeth, saksi langsung peristiwa itu, tidak mengambil bagian dalam perkembangan itu.

Renungan Hari Rabu Pekan Suci, Thn A

Renungan Hari Rabu Pekan Suci, Thn A/II
Bac I   : Yes 50: 4 – 9a; Injil         : Mat 26: 14 – 25;

Hari ini bacaan pertama kembali menyampaikan nubuat Allah tentang seorang hamba Allah yang setia dan taat. Yesaya, dalam kitabnya, mewartakan tentang hamba Allah, yang sekalipun tahu penderitaan akan menghampirinya, ia “tidak berontak, tidak berpaling ke belakang.” (ay. 5). Ia dengan tabah menerima semua penderitaan itu sebagai wujud ketaatannya kepada Allah. Ia hanya berserah diri kepada Allah agar kehendak Allah-lah yang terlaksana.

Injil hari ini menampilkan kisah Yesus makan bersama dengan para murid-Nya. Dalam perjamuan itu Yesus menyampaikan bahwa akan ada yang mengkhianati Diri-Nya. Yesus tahu bahwa ia akan menghadapi penderitaan dan sengsara. Yesus juga tahu bahwa akan ada yang dari antara murid-Nya berkhianat. “Seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” (ay. 21). Semua itu dihadapi Yesus dengan tenang. Ia tidak lari. Ia tidak menghindar.

Dari sabda Tuhan hari ini kita melihat ada kemiripan antara hamba Allah yang disampaikan Yesaya dengan Yesus. Keduanya menunjukkan ketaatan menghadapi penderitaan. Baik hamba Allah dalam Kitab Yesaya, maupun Yesus, sama-sama tidak lari dari masalah yang akan datang. Di sini sabda Tuhan mau mengajari kita bagaimana menghadapi masalah. Setiap manusia tentu tak lepas dari masalah. Sabda Tuhan menghendaki agar kita tidak lari atau menghindar dari masalah, melainkan menghadapinya.

by: adrian