Kamis, 16 Juli 2015

Bahaya Kecap bagi Kesehatan

5 BAHAYA KECAP BAGI KESEHATAN
Kebanyakan orang Indonesia tak bisa dipisahkan dari kecap, baik saat memasak maupun saat menikmati hidangan. Kecap menjadi salah satu bahan paling popular di dunia kuliner. Kecap sering digunakan sebagai pelengkap dan penyempurna masakan. Tapi, tahukah Anda, selain menambah cita rasa masakan, kecap dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan.
Dilansir Boldsky, Rabu, 8 Juli 2015, bahan masakan yang terbuat dari fermentasi kedelai tersebut mengandung bahan kimia yang disebut isoflavon, yang bisa menganggu hormonal manusia. Jadi, itu akan berdampak pada kesehatan laki-laki dan perempuan. Untuk lebih lengkapnya, berikut ini ulasannya:
1.     Kanker Payudara
Isoflavon hadir dalam kecap yang terbukti bertindak sebagai katalis untuk berkembang-biaknya sel-sel kanker di payudara. Tak cuma itu, kecap juga dilaporkan menimbulkan gangguan dalam siklus menstruasi bagi wanita.
2.     Menganggu Hormon Tiroid
Kecap fermentasi kedelai mengandung goitrogens yang sejenis dengan isoflavon. Kimia ini dapat menyebabkan hipotiroidisme yang menganggu reaksi hormon tiroid.
3.     Menurunkan Jumlah Sperma
Mengonsumsi kecap berlebihan akan meningkatkan kadar estrogen. Perlu diketahui, estrogen ini bekerja menghambat tiroid, kelenjar yang bekerja mengeluarkan hormon. Ketika tiroid terhambat, metabolisme tubuh melambat dan terjadilah kenaikan berat badan. Obesitas menurunkan hormon dan mengurangi kesuburan pria.
4.     MSG dalam Kecap
Kecap mengandung banyak MSG. Saat proses pembuatan kecap, asam glutamate terbentuk yang dapat memengaruhi fungsi neurolagis, menganggu mobilisasi seseorang dalam masa produktif.
5.     Menganggu Penyerapan Mineral
Kecap mengandung fitata dalam jumlah tinggi yang menganggu proses pencernaan sekaligus menghalangi penyerapan mineral dalam tubuh manusia.

Demikianlah beberapa uraian singkat mengenai dampak buruk dari kecap. Intinya adalah kecap dapat menggangu kesehatan kita. Namun perlu disadari adalah kesehatan itu ada di tangan Anda. Karena itu, Anda sendirilah yang memutuskan apakah menghentikan, mengurangi atau meneruskan penggunakan kecap ini.
sumber: Rina Atmasari, dari Tempo

Renungan Hari Kamis Biasa XV - Thn I

Renungan Hari Kamis Biasa XV, Thn B/I
Bac I  Kel 3: 13 – 20; Injil                   Mat 11: 28 – 30;

Sabda Tuhan, dalam Kitab Keluaran, yang menjadi bacaan pertama hari ini, masih melanjutkan kisah perjumpaan pertama Musa dengan Allah. Kalau kemarin Musa mengutarakan keberatannya untuk mengemban tugas dari Allah, hari ini ia menyatakan kesediaannya untuk diutus. Seperti yang sudah disampaikan dalam bacaan kemarin, dalam bacaan pertama ini juga Tuhan menyatakan kepedulian dan rencana-Nya untuk menyelamatkan umat Israel. Tuhan sudah melihat dan mendengarkan penderitaan umat-Nya yang dilakukan orang Mesir. Karena itu Tuhan hendak menuntun mereka keluar dari kesengsaraan (ay. 17).
Gambaran Allah yang peduli kepada penderitaan umat-Nya, sebagaimana ditampilkan dalam bacaan pertama, tampak dalam diri Tuhan Yesus. Hal ini terlihat dari pernyataan Tuhan Yesus dalam Injil hari ini. “Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu…” (ay. 28). Di sini Tuhan Yesus menunjukkan diri-Nya yang peduli kepada umat manusia. Tuhan mau membantu meringankan beban penderitaan dalam kehidupan umat-Nya.
Setiap manusia hidup dengan permasalahannya. Masalah senantiasa menghampiri hidup kita silih berganti. Satu hilang, datang masalah baru. Masalah-masalah dalam hidup sering membuat hidup terasa terbebani. Hari ini sabda Tuhan mau menyadarkan kita bahwa Tuhan peduli pada umat-Nya. Tuhan tidak menghendaki kita hidup dalam penderitaan atau menghadapi masalah berat seorang diri. Ia akan berusaha meringankan beban hidup kita. Akan tetapi, satu hal yang harus kita ketahui adalah bahwa kita harus datang kepada-Nya dan menerima “kuk yang Kupasang dan belajar pada-Ku.” (ay. 29). Menjadi pertanyaan kita adalah apakah kita bersedia?***

by: adrian