Sabtu, 30 April 2016

Orang Kudus 30 April: St. Yosef-Benedik Cottolengo

SANTO YOSEPH BENEDIKTUS COTTOLENGO, PENGAKU IMAN
Yoseph Benediktus Cottolengo lahir di Italia pada 3 Mei 1786 dari keluarga yang sangat bersahaja. Ia masuk seminari di Turin dan ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1811. Kemudian ia melanjutkan studinya hingga meraih gelar doktor dalam ilmu ketuhanan.
Sempat berkarya sebagai pastor paroki di Bra dan Corneliano d’Alba, Yoseph lalu memutuskan untuk bergabung dengan Ordo Corpus Christi dan menjadi Canon di Gereja Tritunggal Turin. Selama beberapa tahun Yoseph menjalani panggilan imamatnya lebih sebagai sebuah karier daripada sebuah panggilan.
Pada suatu malam Yoseph diminta untuk mengunjungi seorang wanita miskin yang terbaring di tempat tidur karena menderita sakit parah dan sangat membutuhkan pengobatan. Namun wanita tersebut telah ditolak dimana-mana karena tidak mempunyai uang. Yoseph mendampinginya sepanjang penderitaannya itu: mendengarkan pengakuan, memberikan absolusi kepadanya, menerimakan komuni dan sakramen minyak suci. Dia pun mempermandikan anak perempuannya yang baru dilahirkan dan menyaksikan ibu dan anak tersebut meninggal bersama-sama di tempat tidur. Trauma yang ditimbulkan pada malam itu mengubah pandangannya terhadap panggilan imamatnya.
Pada tahun 1827 Yoseph membuka sebuah pondok kecil untuk menampung orang-orang sakit dan tuna wisma. Ia menyewa sebuah kamar, mengisinya dengan berbagai tempat tidur dan mencari para sukarelawan. Tempat itu berkembang, dan dia memperoleh bantuan dari para Bruder dan Suster Santo Vincensius. Saat wabah penyakit kolera merebak pad atahun 1831, polisi menutup tempat itu karena mereka menyangka tempat itu menjadi sumber penyebaran penyakit tersebut.

Orang Kudus 30 April: St. Benediktus Urbino

BEATO BENEDIKTUS URBINO, PENGAKU IMAN
Mark Passionei lahir pada 13 September 1560 di Urbino. Ia berasal dari keluarga bangsawan Passionei. Ayahnya adalah Dominic Passionei dan ibunya adalah Magdalen Cibo. Mark adalah anak ketujuh dari 11 bersaudara. Ayahnya meninggal dunia ketika ia berumur 4 tahun dan saat ia berusia 7 tahun giliran ibunya meninggal.
Mark kemudian belajar hokum di Perugia dan Padua, dan memperoleh gelar doktor dalam usia yang masih muda. Ia kemudian bekerja pada rumah tangga Kardinal Peter Jerome Albani di Roma, tetapi ia berhenti tak lama bekerja. Salah satu alasannya untuk berhenti adalah keinginannya untuk menjawab panggilan Tuhan.
Tak lama setelah berhenti, Mark bergabung dengan Ordo Fransiskan Kapusin di Fano pada 1584. Ia memperoleh nama baru: Benediktus. Pada tahun 1590 Benediktus ditahbiskan sebagai seorang imam, dan ia banyak berkotbah di desa dan juga di kota besar. Pad atahun 1600 ia dikirim menuju Bohemia bersama Santo Laurensius Brindisi. Di sana mereka melawan ajaran sesat Protestanisme, dan menumbuhkan kembali iman katolik umat. Benediktus kembali pada tahun 1602 dan terus berkarya sebagai pengkotbah.
Benediktus Urbino meninggal dunia pada 30 April 1625 di Fossombrone, Italia, setelah menderita hernia. Pada 15 Januari 1867 ia dibeatifikasi oleh Paus Pius IX.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 30 April: St. Maria Guyart

SANTA MARIA GUYART, PENGAKU IMAN
Maria lahir pada 28 Oktober 1599 di Tours, Perancis. Ayahnya, Florent Guyart adalah seorang pedagang, dan ibunya, Jeanne Michelet masih memiliki hubungan dengan keluarga bangsawan Barbon de la Bourdaisiere. Sejak kecil Maria sudah hidup dengan kekudusan dan juga merasakan panggilan Tuhan. ketika berusia 17 tahun Maria menuruti kehendak orangtuanya untuk menikah dengan Claude Martin, seorang produsen sutra.
Dari pernikahannya, mereka dikaruniai seorang putera. Akan tetapi pernikahan mereka hanya berlangsung selama dua tahun, karena Martin meninggal dunia. Maria kembali kepada orangtuanya dan tidak ingin menikah lagi. Maria kemudian bekerja sebagai penyulam.
Pada 25 Maret 1620, Maria mendapat penglihatan yang mengubah jalan hidupnya untuk kembali pada panggilannya. Pada Januari 1621 ia menitipkan anaknya kepada saudarnya, dan pada 25 Janauri 1621 Maria bergabung dengan Ordo Ursulin di Tours. Pada awalnya, Claude, anaknya, menolak keputusannya, bahkan ia ingin menerobos biara Ursulin, tetapi tidak berhasil. Setelah diberikan pengertian, Claude akhirnya dapat menerima, dan ia pada akhirnya menjadi seorang imam Benediktin dan menulis biografi ibunya.
Pada tahun 1633 Maria mengucapkan kaul terakhirnya, dan memilih nama Maria dari Inkarnasi. Maria kemudian memperoleh lagi sebuah penglihatan untuk pergi ke sebuah tempat bernama Kanada. Maria mencari dukungan dan dana untuk pergi ke Kanada. Setelah dana terkumpul, pada 3 April 1639, ia pergi bersama Marie Madeliene de la Petrie, seorang pendukung utamanya, dan beberapa biarawati lainnya. Mereka tiba di sebuah tempat yang kemudian hari dikenal dengan nama Quebec.
Pada tahun 1641 biara Ursulin berdiri, dan Maria menjadi superiornya. Maria belajar bahasa setempat dari para yesuit yang sudah terlebih dahulu berada di sana. Maria menuliskan kamus Algonquin, Iroquois, Montagnais dan Ovendat. Selain itu Maria juga menuliskan katekismus dalam bahasa Iroquois. Selain itu Maria mengawasi pembangunan kembali biara Ursulin setelah terjadi kebakaran pada 29 Desember 1650. Pembangunan biara itu baru selesai pada 29 Mei 1651.
Maria Guyart meninggal dunia pada 30 April 1672 di Quebec, Kanada. Pada 22 Juni 1980 ia dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II, dan pada 3 April 2014 ia kanonisasi oleh Paus Fransiskus.
Baca juga orang kudus hari ini:

Jumat, 29 April 2016

Orang Kudus 29 April: St. Hugo Agung

SANTO HUGO AGUNG, ABBAS
Putera bangsawan dari Samur, Perancis, ini lahir pada tahun 1024. Ketika berusia 15 tahun, ia masuk biara Benediktin, dan menjadi Abbas biara Kluni pada usia 25 tahun. Ketika itu biara Perancis ini mulai kuat engaruhnya di seluruh Eropa. Banyak biara Kluni didirikan pada masa kepemimpinan Hugo. Aturan-aturan hidup membiara dibuatnya untuk seluruh biara yang dibangunnya.
Kepribadian yang mengagumkan dan kesalehan hidupnya berpengaruh luas baik di kalangan gereja maupun pemerintahan negara. Ia menjadi penasehat bagi Sembilan orang Paus, termasuk Paus GregoriusVII (1073 – 1085), dan banyak pemimpin negara. Ia berusaha keras untuk membaharui cara hidup para imam dan berusaha membebaskan Gereja dari pengawasan negara. Karena semuanya itu, ia dikenal sebagai pencinta dan pencipta perdamaian, dan sebagai sahabat para kusta dan semua orang sakit yang berada di rumah sakit yang didirikannya di Marcigny. Hugo meninggal pada 29 April 1109. Ia digelari kudus pada tahun 1120.
sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:

Kamis, 28 April 2016

Orang Kudus 28 April: St. Lukhesius

BEATO LUKHESIUS, PENGAKU IMAN
Lukhesius Modestini lahir di Poggibonsi, Tuscany, Italia. Lukhesius menikah dengan Buonadonna, dan keduanya dikaruniai beberapa anak. Lukhesius pada awalnya adalah seorang pedagang yang tamak dan haus akan kekayaan. Dikisahkan, ketika berusia 30 – 40 tahun, Lukhesius kehilangan semua anak-ananya, dan ia mulai bertobat. Lukhesius menjual semua hartanya dan menyisakan sedikit untuk hidupnya sehari-hari. Ada juga hartanya dibagi-bagikan kepada orang-orang miskin.
Ketika Santo Fransiskus Asisi datang ke Poggibonsi dan menyerukan pertobatan, St. Fransiskus mengunjungi bertemu dengan Lukhesius, ia memberitahukan keinginannya untuk mendirikan sebuah Ordo Ketiga. Lukhesius dan isterinya sangat tertarik dan menjadi Tertiaris pertama Ordo Pertobatan, atau lebih dikenal dengan Ordo Fransiskan Sekuler. Lukhesius kemudian mengikuti semangat kemiskinan St. Fransiskus. Ia memilih untuk hanya makan roti dan minum air putih saja, serta tidur di tanah yang kasar.
Dikisahkan suatu ketika Lukhesius memberi makan kepada para pengemis yang datang ke rumahnya sampai menghabiskan persediaan roti yang ada. Lukhesius kemudian meminta isterinya untuk mengambil roti di tempat penyimpanan, dan hal ini membuat isterinya marah karena Lukhesius telah menghabiskan persediaan makanan bagi mereka. ketika isterinya mengikuti kata Lukhesius, didapati mereka memiliki persediaan roti dengan kualitas terbaik yang sangat melimpah, dan hal ini menguatkan iman isterinya untuk lebih melayani.
Ketika terjadi wabah penyakit, Lukhesius pergi membawakan makanan kepada orang-orang yang membutuhkan. Lukhesius juga bersedia untuk mengemis bagi para korban wabah penyakit. Dikisahkan juga Lukhesius membuat mukjizat menyembuhkan orang-orang sakit.
Lukhesius meninggal dunia pada 28 April 1260 di Poggibonsi, Tuscany, Italia. Ia dibeatifikasi oleh Paus Pius V.
Baca juga orang kudus hari ini:

Rabu, 27 April 2016

Orang Kudus 27 April: St. Lydia Longley

SANTA LYDIA LONGLEY, PENGAKU IMAN
Lydia Longley lahir pada tahun 1674 di Groton, sebuah daerah koloni Inggris di Amerika Serikat. Keluarga Longley penganut agama Protestan Puritan, yang keras sekali pandangan hidupnya. Ibunya meninggal dunia ketika Lydia bersama 3 orang adiknya: Will, Jemina dan John, masih kecil. Dalam usia remajanya, Lydia terpaksa menggantikan ibunya dalam mengurusi adik-adiknya. Hal ini dilakukannya sampai saat ayahnya menikah lagi dengan Crips Deliverance, seorang janda muda. Semenjak itu, Crips mengambil alih lagi tugas-tugas Lydia sebagai ibu rumah tangga.
Dari pernikahan kedua ini, ayahnya memperoleh lagi 4 orang anak: Yosef, Betty, Richard dan Mathaniel. Ayahnya mendidik anak-anaknya penuh disiplin bahkan cenderung keras. Mereka dilatih untuk bekerja, berdoa dan menulis. Lydia dibebani tugas mendampingi adik-adiknya dalam melaksanakan tugas-tugas itu. selain itu mereka dilatih juga oleh ayahnya cara menggunakan senjata untuk membela diri bila ada suatu bahaya. Salah satu bahaya besar yang selalu mengancam hidup mereka adalah serangan orang-orang Indian yang masih biadab.
Pada tahun 1694 daerah Groton diserang oleh orang-orang Indian Abenaki. Ayah dan ibunya bersama beberapa orang lainnya mati terbunuh dalam peristiwa itu. tinggallah Lydia, Betty dan John yang dibiarkan hidup oleh orang-orang Indian itu. Mereka dibawa sebagai tawanan ke New France, daerah koloni Perancis. Di tengah perjalanan itu, Betty meninggal dunia dan John dipisahkan dari Lydia.
Setiba di New France, Lydia dihadapkan ke depan penguasa Perancis setempat. Di sana hadir juga tuan Le Ber, seorang duda yang beragama katolik. Oleh Tuan Le Ber, Lydia ditebus dan diangkat menjadi anaknya sendiri. Semenjak itu kehidupan Lydia tergantung sepenuhnya pada kebaikan hati Le Ber dan anak-anaknya: Pierre dan Jeanne. Ia merasa senang karena diperlakukan sebagai anak kandung dengan cara hidup katolik dari keluarga Le Ber, maupun dari segenap warga kota New France.
Lydia kemudian berkenalan dengan pastor Pere Meriel, imam di New France, dan suster-suster Notre Dame. Atas permintaan Tuan Le Ber, seorang suster dating mengajarkan bahasa Perancis kepada Lydia. Pada suatu hari, Lydia diperkenalkan pada suster Mere Bourgooys, pendiri kongregasi tersebut. Pertemuannya dengan suster Mere Bourgooys menumbuhkan dalam hatinya keinginan untuk menjadi suster juga.
Atas pengaruh keluarga Le Ber, suster-suster dan pastor Meriel, Lydia kemudian dipermandikan menjadi katolik pada 24 April 1696 dengan nama Magdalena. Kemudian ia diterima menjadi suster dengan nama suster Magdalena. Pada 19 September 1699 ia mengikrarkan kaul kekal. Setelah bertugas di New France selama beberapa tahun Lydia dikirim ke Pulau Orleans untuk menjadi superior biara Keluarga Kudus di sana. Ia meninggal dunia pada 21 Juni 1758, dan dimakamkan di kepel Kanak-kanak Yesus di Montreal.
sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:

Selasa, 26 April 2016

Asah Otak: Binatang

MENEMUKAN GAMBAR DALAM GAMBAR
Berikut ini akan disajikan 5 gambar dengan tema hewan. Ada gambar, yang sekilas, hanya merupakan satu gambar, namun terdiri dari beberapa gambar. Dapatkan kamu menguraikan gambar-gambar tersebut dan menentukan binatang apa saja serta berapa jumlahnya?

 
Sekilas dalam gambar di atas hanya terlihat seekor rusa, namun jika diperhatikan baik-baik ada 5 ekor rusa. Mulailah perburuan Anda menemukan 4 lainnya.
Dalam gambar di atas terdapat kumpulan kuda. Cobalah kamu lihat kuda secara utuh. Ada berapa ekor kuda yang berhasil kamu temui? Kalau kamu bisa menemukan 7 ekor kuda, kamu termasuk orang yang jeli dan teliti.

Minggu, 24 April 2016

UMAT PERTANYAKAN POSISI GEREJA TERKAIT PERCERAIAN

Selama 10 tahun terakhir, Natasya, seorang wanita katolik dari Matraman, Jakarta Timur, tidak menerima komuni.
“Itu adalah sesuatu yang sulit,” katanya. “Tapi aku tidak punya pilihan. Ini merupakan ajaran Gereja Katolik. Saya harus mematuhinya,” kata ibu satu anak ini, yang sadar dirinya “hidup dalam dosa” sehingga tak dapat menerima komuni.
Natasya menikah dengan seorang pria muslim melalui pernikahan sipil tahun 2000. Tapi dia merasa sulit untuk beradaptasi dengan suaminya yang berbeda agama. Pasangan ini bercerai 11 tahun kemudian.
“Pada awalnya saya merasa kesal dengan ajaran Gereja,” katanya. “Yesus datang untuk orang berdosa, kan?”
Akhirnya Natasya pergi menemui seorang imam di paroki. “Saya berpikir bahwa Yesus tidak pernah menolak mereka yang bersedia untuk bertobat,” katanya.
Menanggapi seruan Paus Fransiskus tentang Amoris Laetitia, Natasya merasa lega. “Saya setuju dengan Paus Fransiskus,” katanya. “Para pastor harus lebih memahami situasi yang dihadapi oleh umat katolik.”
Pendekatan Pastoral

Sabtu, 23 April 2016

Orang Kudus 23 April: St. Helena Udine

BEATA HELENA UDINE, PENGAKU IMAN
Helena lahir pada tahun 1396 di Udine, Italia. Ia adalah puteri dari keluarga bangsawan Maniago. Ketika masih muda, Helena menikah dengan Antonio Cavalcanti pada sekitar tahun 1414. Dari pernikahannya mereka dikaruniai 6 orang anak. Helena kehilangan Antonio yang meninggal dunia pada tahun 1441.
Dikisahkan Helena memotong rambutnya dan menyimpannya bersama perhiasannya pada peti Antonio. Helana kemudian memutuskan untuk bergabung dengan Ordo Ketiga Santo Agustinus setelah mendengar homili dari seorang biarawan Agustinian, Angelo de San Servino. Helena banyak membantu orang-orang yang membutuhkan dengan perbuatan-perbuatan kasihnya.
Helena banyak meluang waktu untuk berdoa, berdevosi kepada Sengsara Kristus, dan mencintai ekaristi. Ia sempat mengalami siksaan dalam hidupnya ini sampai depresi berat. Ia bahkan nyaris melakukan tindakan bunuh diri, tetapi doa-doa yang ia lakukan menguatkannya. Selama menjadi anggota Ordo Ketiga, Helena memilih untuk tidur di atas tumpukan batu yang dialasi sedikit jerami.
Helena Udine meninggal dunia pada 23 April 1438 di Udine, Italia. Pada 27 September 1848 kultusnya diakui oleh Paus Pius IX.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 23 April: St, Egidius Asisi

BEATO EGIDIUS ASISI, PENGAKU IMAN
Egidius lahir sekitar tahun 1190 di Asisi, Ubria, Italia. Ia adalah seorang petani. Ketika Santo Fransiskus mulai berkarya, ia mendatanginya dan ingin mengikuti cara hidupnya. Keinginan Egidius disambut baik oleh Fransiskus, dan ia menjadi pengikutnya yang ketiga pada 23 April 1209. Egidius ikut bersama Fransiskus ketika akan meminta restu Paus Innosentius III atas aturan hidup Ordo Fransiskan.
Egidius kemudian melakukan ziarah ke makam Santo Yakobus di Compostela. Dari sini ia melanjutkan perjalanan ke Yerusalem. Ia juga mengunjungi tempat suci Santo Mikael di Gunung Gargano, dan makam Santo Nikolaus di Bari. Egidius kemudian hendak pergi ke Tunisia untuk berkotbah kepada orang-orang muslim. Akan tetapi umat Kristen di Tunis tidak menerimanya dan memulangkannya, karena mereka takut Egidius akan menimbulkan kekacauan.
Akhirnya Egidius memutuskan untuk hidup selalu membantu orang-orang yang ia temui. Pada tahun 1234 Egidius pindah menuju Monte Ripido, dekat Perugia. Egidius  sempat bertemu dengan Santo Bonaventura, ketika ia mengunjungi Perugia. Paus Gregorius IX mengagumi Egidius bahkan meminta nasehat Egidius untuk menjalankan tugasnya.
Egidius Asisi meninggal dunia pada 23 April 1262 di Monte Ripido, Umbria, Italia. Pada tahun 1777 ia dibeatifikasi oleh Paus Pius VI.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 23 April: St. Gregorius

SANTO GREGORIUS, MARTIR
Gregorius adalah seorang perwira Romawi Kristen yang gagah berani pada masa pemerintahan kaisar Diokletianus (284 – 305), dan Kaisar Maximian (286 – 308). Semula ia sangat dihargai oleh kaisar karena hubungannya yang baik dengan rakyat, dan bertugas membela kepentingan rakyat jelata di hadapan penguasa kekaisaran. Dalam kedudukannya ini, ia membantu banyak orang terutama orang-orang miskin, janda dan para yatim piatu. Ketika Kaisar Diokletianus melancarkan penganiayaan terhadap orang-orang Kristen, Gregorius sebagai wakil rakyat dan ksatria sejati, tanpa takut-takut melindungi orang-orang Kristen, bahkan berani mengecam perbuatan keji kaisar. Oleh karena itu ia ditangkap dan disiksa sehebat-hebatnya. Ia mati demi kepentingan Gereja Kristus di Diospolis, Palestina (sekarang: Lydda, Israel) pada tahun 300, enam tahun sebelum Konstantinus Agung naik takhta.
Di kemudian hari keperwiraan Gregorius diwarnai dengan banyak cerita menarik yang melukiskan dia sebagai pejuang yang gagah berani dan jujur demi tegaknya keadilan dan kebaikan umum. Ia memenangkan kejahatan dengan mati bagi Kristus dan Gereja-Nya. Sejak abad VIII namanya sudah dikenal luas di seluruh Gereja. Ia diangkat sebagai pelindung suci bagi Kerajaan Inggris, dan pelindung militer karena keberaniannya menolong sesamanya yang menderita.
Sebuah legenda popular tentang Santo Gregorius mengisahkan bahwa Gregorius berasal dari Kapadokia, Asia Kecil. Dalam suatu perjalanannya ia melewati kota Silena, Lybia, Afrika. Konon kota itu (pada abad III) diancam oleh seekor naga raksasa. Naga ini gemar makan manusia. Setiap malam penduduk membuang undi untuk menetapkan siapa yang harus menjadi mangsa naga itu. kalau tidak ada korban, naga itu akan mengamuk.
Suatu ketika undian jatuh pada puteri raja sendiri. Tetapi terjadilah keajaiban pada waktu itu. pada saat gawat itu tiba-tiba muncullah di hadapan gadis itu seorang ksatria muda menunggang seekor kuda. Ia mendekati gadis itu dan menyapanya dengan halus, “Mengapa tuan puteri menangis?” Dengan tersendat-sendat gadis malang itu menceritakan nasibnya. Seketika itu juga naga raksasa itu menyembul keluar dari celah rawa-rawa hendak menerkam gadis itu. tetapi Gregorius, ksatria pemberani itu, berteriak dari atas kuda, “Atas nama Kristus!” Langsung ia menerjang-nerjang naga itu, menusuk tombak ke dalam moncong naga itu dan memenggal kepalanya dengan pedangnya. Seluruh rakyat kagum dan bersyukur karena tuan puteri dan mereka semua telah terhindar dari bahaya maut.
Penduduk kota Silena takjub pada Gregorius sehingga banyak di antara mereka kemudian menjadi Kristen. Kepada raja ia meminta agar ia memelihara orang-orang miskin dan mendirikan gereja-gereja, merayakan kurban misa dan menghormati para imam.
sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:

Jumat, 22 April 2016

Orang Kudus 22 April: St. Yosef Moscati

SANTO YOSEF MOSCATI, PENGAKU IMAN
Tak banyak yang dapat diketahui mengenai orang kudus ini. Yosef lahir pada tahun 1880. Ia kemudian menjadi dokter yang berhasil menyelamatkan banyak penderita sakit jiwa dari bahaya letusan gunung api di Vesuvio, Italia. Ia kemudian menjadi seorang ahli riset dan mahaguru kedokteran di Universitas Napoli sambil tetap membantu orang-orang miskin dan terlantar dengan cuma-cuma. Oleh karena itu, ia mempunyai pengaruh besar di kalangan umat sebagai rasul awam yang terpelajar dan rendah hati. Yosef meninggal dunia pada tahun 1927.
sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 22 April: St. Maria Gabriella

BEATA MARIA GABRIELLA, PENGAKU IMAN
Maria Sagheddu lahir pada 17 Maret 1914 di Dorgali, Sardina, Italia. Ketika masih kecil Maria dikenal sebagai anak yang keras kepala, kritis, suka memprotes, tatapi ia juga taat dan setia. Maria dapat menolak permintaan, tetapi kemudian ia menjalankannya juga.
Ketika beranjak dewasa, Maria menjadi semakin lembut, dan tingkat kemarahannya berkurang. Maria mulai terlibat dalam doa serta pelayanan, dan bergabung dengan Azione Cattolic, sebuah kelompok orang muda katolik.
Pada usia 21 tahun Maria memutuskan untuk bergabung dengan biara Trappist di Grottaferrata. Ketika dalam masa novisiat Maria cemas akan kemungkinan ia dipindahkan. Maria mengikrarkan kaulnya, dan memperoleh nama baru: Maria Gabriella. Saat Abdis biara meminta doa bagi persatuan umat Kristen, Maria berdoa dan mempersembahkan dirinya. Maria yang sebelumnya sehat, tiba-tiba saja terserang tuberculosis.
Maria Gabriella meninggal dunia pada 23 April 1939 di Biara Trappist di Grottaferrata, Roma, Italia. Pada 25 Januari 1983 ia dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini:

Rabu, 20 April 2016

Mau Masuk Sorga? Islamkanlah Orang Kafir !!!

MENGISLAMKAN ORANG KAFIR: TIKET MUDAH KE SORGA
Tujuan akhir hidup umat beragama adalah sorga. Tak ada satu orang yang dapat menggambarkan bagaimana keadaan dan situasi di sorga itu. Yang jelas di sana hanya ada kebahagiaan dan sukacita. Gambaran ini sangat kontras dengan neraka, sebagai bentuk lawan dari sorga. Setiap orang selalu menghindari neraka dan hanya inginkan sorga.
Bagaimana orang dapat sampai ke sorga? Tiap-tiap agama punya caranya sendiri. Dalam islam, salah satu cara untuk masuk sorga adalah dengan mengajak orang-orang kafir meninggalkan iman kepercayaannya sebelumnya dan masuk menjadi islam. Dengan kata lain, menjadi mualaf. Hal ini didasarkan pada hadits Nabi Muhammad. Sang nabi pernah bersabda, “Siapa yang dapat mengislamkan orang dengan usahanya, maka pastilah ia masuk ke dalam sorga.” (At-Tabrani).
Bunyi hadits At-Tabrani didasarkan langsung pada kata-kata Nabi Muhammad sendiri. Dan untuk masuk sorga merupakan suatu kepastian (“pastilah…”), jika orang berhasil membuat orang kafir masuk islam. Dikatakan orang kafir, karena dalam islam yang bukan islam disebut dengan istilah kafir. Untuk orang-orang Kristen gelar ini didapat karena iman mereka akan keallahan Yesus dan soal konsep trinitas (QS al-Maidah: 72 dan 73).
Dengan membaca hadits ini orang tentu akan berpikir bahwa orang islam pasti masuk sorga dengan mengislamkan orang lain. Tak peduli berapa banyak uang yang dikorupsinya, berapa banyak orang yang dibunuhnya atau berapa besar kejahatan yang telah dilakukannya. Yang penting sudah mengislamkan orang lain (walaupun hanya satu orang), ia pasti masuk sorga.
Karena itu, wajar saja bila memperhatikan banyak orang islam berjuang mengislamkan orang lain. Kita masih ingat beberapa pemain sepak bola di Indonesia yang kemudian masuk islam. Di Kepulauan Lingga, orang Kristen dapat memperoleh jabatan di pemerintahan jika mau pindah agama menjadi islam. Seorang guru mengajar di sebuah pulau terpencil jauh dari keluarganya (anak dan istri). Ia dapat pindah tugas di tempat keluarganya berada jika ia mau masuk islam.

Selasa, 19 April 2016

Orang Kudus 19 April: St. Elfege

SANTO ELFEGE, USKUP & PENGAKU IMAN
Elfege hidup di antara tahun 954 – 1012. Dia dikenal sebagai seorang uskup yang memiliki perhatian kepada orang-orang miskin dan terlantar. Karena sesuatu hal, Elfege dijebloskan ke dalam penjara. Elfege dibujuk untuk membeli kebebasannya dengan uang yang telah dikumpulkannya. Akan tetapi ia menolak dibebaskan dari penjara oleh seorang tentara Denmark dengan uang tebusan karena ia tidak mau membeli kebebasannya dengan uang yang telah disisihkan untuk kepentingan kaum miskin.
sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 19 April: St. Werner

SANTO WERNER, MARTIR
Werner hidup pada akhir abad XIII di Jerman. Sejak kecil Werner sudah ditinggal pergi oleh ayahnya, yang meninggal dunia. Tak lama kemudian ibunya menikah lagi. Hidup dengan ayah tiri membuat Werner sangat menderita. Karena itu, sewaktu masih bocah, Werner melarikan diri karena terus dipukuli oleh ayah tirinya. Ia kemudian menjadi pembantu seorang petani anggur yang jahat. Suatu hari majikannya menyuruh dia membawa pulang hosti dari gereja. Tetapi Werner menjawab, “Tak pernah saya berbuat dosa ini!”
Pada hari Kamis Putih, Werner diseret ke kebun anggur oleh orang-orang suruhan majikan. Ia diikat pada tiang selama 3 hari supaya menurut kemauan majikan. Namun Werner tidak mundur setapak pun. Maka akhirnya para penyiksa memotong pembuluh darahnya sehingga ia mati lemas. Mayatnya diceburkan ke sungai dekat Bacherach, Jerman. Ia meninggal pada tahun 1287.
sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:

Senin, 18 April 2016

Mari Belajar pada Hewan: Menolong

Hidup ini penuh dengan perbedaan. Ada yang lemah, ada pula yang kuat. Panggilan hidup manusia, selain menghargai dan menghormati perbedaan itu, adalah juga melengkapi. Yang kuat melengkapi yang lemah. Inilah konsep tolong menolong. Kita yang kuat hendaknya mau membantu atau menolong mereka yang lemah. Apalagi bila yang lemah benar-benar membutuhkan pertolongan. Jadi, orang lemah bukan dijadikan alat kepuasan kaum kuat berkuasa.
Paulus pernah mengatakan bahwa jika hidup dalam konsep tolong menolong, maka orang sudah memenuhi hukum Kristus, yaitu cinta kasih (bdk. Gal 6: 2). Yesus sendiri, sepanjang hidupnya, bukan hanya mengajarkan orang untuk mau menolong sesamanya, melainkan Dia sendiri sudah melakukannya. Yesus pernah berkata, “Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.” (Mat 23: 11).
Tayangan di atas ini mau menggambarkan konsep tolong menolong tersebut. Di sana ada beruang, yang termasuk hewan besar dan kuat, dan ada burung gagak yang sedang tercebur dalam kolam. Terlihat jelas bahwa si burung sangat membutuhkan pertolongan. Dan ketika melihat situasi itu, beruang datang memberikan pertolongan. Kekuatan dan kekuasaan yang dimiliki beruang justru digunakannya untuk menolong yang lemah.
Bagaimana dengan kita???

Minggu, 17 April 2016

Orang Kudus 17 April: St. Baptista Spagnoli Mantua

BEATO BAPTISTA SPAGNOLI MANTUA, PENGAKU IMAN
Baptista Spagnoli lahir pada 17 April 1447 di Mantua, Italia. Ia adalah putera dari Peter Spagnoli, seorang bangsawan Spanyol yang bekerja pada keluarga kerajaan di Mantua. Pergaulan yang buruk dan penuh masalah membuat Baptista diusir oleh ayahnya. Ia pergi menuju Venesia, dan di sana ia bertobat. Ia kemudian bergabung dengan Ordo Karmel dari Kongregasi Mantua di Ferarra.
Baptista mengikrarkan kaulnya pada tahun 1464. Ia terpilih sebagai Vikaris Jenderal kongregasinya selama 6 periode. Baptista berpartisipasi dalam Konsili Lateran V pada tahun 1515. Paus Leo X memberikan tugas diplomatik kepadanya untuk mendamaikan Perancis dan Milan.
Pada tahun 1513 Baptista ditunjuk sebagai Prior Ordo Karmel. Baptista sangat terkenal sebagai seorang penyair. Ia juga disanjung oleh Shakerpeare dalam karyanya, tetapi Baptista mendapat kritikan karena penggunaan simbol pagan dalam karyanya.
Baptista Spagnoli Mantua meninggal dunia pada 20 Maret 1516 di Mantua, Italia. Pada tahun  1890 ia dibeatifikasi oleh Paus Leo XIII.
Baca juga orang kudus hari ini:

Sabtu, 16 April 2016

PUJIAN MALAM KEPADA HATI TERKUDUS YESUS

Hati Yesus yang Ilahi,
kuberi salam akhir pada hari ini,
ke dalam luka cinta-Mu nan suci,
kuletakkan suka dukaku hari ini.
Hati Yesus yang penuh cinta,
sejak pagi kuserahkan bebanku sehari ini,
tak percuma kuberharap pada-Mu.
Engkau melimpahi aku dengan karunia-Mu.
Terimalah syukurku untuk kebaikan-Mu.
Engkau selalu berada di sisiku untuk membimbingku.
Lindungilah aku juga pada malam ini,
dengan perantaraan malaikat-Mu.
Hati Ilahi,
kusesali segala dosaku dengan segenap hati.
Ampunilah aku.
Baharuilah cinta-Mu dalam diriku.
Ya Hati Yesus,
kepada-Mu kuserahkan siapa saja yang bersaja kepadaku,
dan setiap orang yang kukasihi.
Lindungilah jiwa dan raga mereka.
Dalam luka hati-Mu yang terkudus,
aku ingin beristirahat dengan aman dan tenteram.
Semoga luka hati-Mu terbuka,
bagaikan pintu sorga di akhir hidupku.
Amin.

Jumat, 15 April 2016

Ingin Dikubur di Laut

Sadar akan hidupnya yang tidak lama lagi, Pak Anto memanggil seorang notaris untuk dibuatkan surat wasiat bagi seluruh anggota keluarganya. Setelah menyelesaikan semua surat wasiat itu, Pak Anto mengungkapkan keinginannya, yang juga ditulis dalam surat wasiat itu: Kuburkan saya di laut.
Notaris, yang membacanya, mengkerutkan dahinya. Ia sempat menanyakan kebenaran keinginan Pak Anto itu beberapa kali untuk mendapatkan kepastian.
Notaris        : Ini di luar kebiasaan. Kenapa Bapak ingin dikuburkan di laut?
Pak Anto      : Istri saya pernah bilang kalau ia akan menari-nari di atas 
                      kuburan saya.
Notaris        : %$#*&@????
edited by: adrian
Baca juga humor lainnya:
Berdoa dengan Cara Meniru

Rabu, 13 April 2016

Tes Mengetahui Motif Ingin Tahu

MOTIF INGIN TAHU
Ada beberapa motif dasar manusia, yaitu motif kelangsungan hidup, serta seks dan perilaku maternal. Ada perbedaan antara motif kelangsungan hidup dengan motif seks dan perilaku maternal. Motif seks dan perilaku maternal termasuk dalam kategori motif sosial, kepuasannya melibatkan pihak lain, sementara motif kelangsungan hidup hanya tertuju pada diri sendiri tanpa melibatkan orang lain.
Umumnya orang berpikir bahwa ketika motif kelangsungan hidup serta motif seks dan perilaku maternal sudah terpenuhi, orang lantas memilih situasi yang tenang. Kenyakinan ini sedikit keliru. Sekalipun kedua motif di atas sudah terpenuhi, belumlah tentu hidup manusia akan tenang. Hal ini disebabkan karena ia masih memiliki motif dasar lainnya, yaitu keingintahuan.
Motif ingin tahu setiap manusia berbeda-beda. Marvin Zuckerman mengembangkan suatu tes yang dinamakan Sensation Seeking Scale untuk mengetahui seberapa besar keingintahuan seseorang. Jika ingin mengetahui motif keingintahuan, silahkan Anda kerjakan soal-soal berikut ini. Namun sebelum mengerjakannya, perhatikan dahulu petunjuk-petunjuknya.
Setiap soal atau pertanyaan berisi dua pilihan (A dan B). Pilihlah salah satu yang paling sesuai dengan keinginan atau perasaan Anda. Jika Anda tidak menyukai keduanya, tandailah pilihan yang paling tidak Anda sukai. Jadi, setiap pertanyaan harus ada satu jawaban. Jangan meninggalkan satu soal yang kosong. Pilihan bukan didasarkan pada kebenaran, melainkan pada perasaan Anda.

Selasa, 12 April 2016

Orang Kudus 12 April: St. Sabas Goth


SANTO SABAS GOTH, MARTIR

Informasi masa kecil dan latar belakang keluarga Santo Sabas kurang diketahui dengan pasti. Yang jelas Sabas hidup di kota Targovosta, Dasia (Rumania) pada abad IV. Ia kenal sebagai seorang martir karena giat sekali meneguhkan iman orang-orang Kristen Goth. Ia miskin dan tidak mempunyai kedudukan dalam masyarakat. Oleh karena berbudi luhur dan beriman teguh, ia ditahbiskan menjadi lektor untuk membantu imam-imam dalam upacara-upacara gerejawi.
Ia pun giat meneguhkan iman saudara-saudaranya agar tidak mengikuti praktek-praktek kekafiran kepada dewa-dewi. Kepada walikota yang merencanakan penganiayaan besar-besaran terhadap orang-orang Kristen, Sabas dengan tegas menyataan dirinya sebagai orang kristiani yang rela mati bagi Kristus. Pada tahun 372, ketika ia menyelenggarakan perayaan Paskah di rumahnya, ia ditangkap dan dijatuhi hukuman mati oleh walikota. Ia ditenggelamkan ke sungai dekat Buzan, Rumania. Kepada para pelaksana hukuman mati atas dirinya, ia berkata, “Lakukanlah sebaik-baiknya apa yang menjadi kewajibanmu saat ini. Aku tidak gentar sedikit pun sebab aku tahu apa yang akan kuterima dari Tuhanku sebagai pahala, yakni takhta kemuliaan surgawi bersama-Nya.”
sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:
St. Yulius I

Mari Belajar dari Hewan: Bersatu Atasi Masalah Bersama

Tentu kita sudah pernah mendengar pepatah: “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”. Pepatah ini bukanlah sekedar slogan kosong belaka, melainkan memiliki makna. Pepatah ini mengajak kita untuk bersatu dalam menghadapi tantangan dan masalah. Jika kita menghadapi masalah bersama secara sendiri-sendiri, pastilah kita akan binasa. Namun jika dihadapi dalam kebersamaan dan kesatuan, kita pasti menang.
Tayangan di atas ini mau menggambarkan pepatah tersebut. Di sana ada kepiting, semut dan penguin. Ketiganya merupakan hewan terlemah bila dihadapkan dengan lawannya: burung camar, tapir dan paus orcha. Namun mereka dapat mengatasi masalah mereka. Meski terlihat kecil dan rapuh, mereka dapat menang atas lawannya yang besar dan kuat.
Bagaimana dengan kita???

Minggu, 10 April 2016

Pesan Paus Fransiskus untuk Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-50

KOMUNIKASI & KERAHIMAN: PERJUMPAAN YANG MEMERDEKAKAN
Saudara dan saudari terkasih,
TAHUN SUCI Kerahiman mengajak kita semua untuk merefleksikan keterkaitan antara komunikasi dan kerahiman. Gereja, dalam kesatuan dengan Kristus sebagai penjelmaan yang hidup dari Bapa Yang Maha Rahim, dipanggil untuk mewujudkan kerahiman sebagai ciri khas dari seluruh diri dan perbuatannya. Apa yang kita katakan dan cara kita mengatakannya, setiap kata dan sikap kita, harus mengungkapkan kemurahan, kelembutan dan pengampunan Allah bagi semua orang. Kasih, pada hakikatnya, adalah komunikasi; kasih mengarah kepada keterbukaan dan kesediaan untuk berbagi. Jika hati dan tindakan kita diilhami oleh kasih insani, kasih ilahi, maka komunikasi kita akan disentuh oleh kuasa Allah sendiri.
Sebagai putra dan putri Allah, kita dipanggil untuk berkomunikasi dengan semua orang, tanpa kecuali. Dengan caranya yang khusus, perkataan dan perbuatan Gereja dimaksudkan seluruhnya untuk menyampaikan kerahiman, menjamah hati orang-orang dan mendukung perjalanan manusia menuju kepenuhan hidup seperti yang dimaksudkan Bapa ketika mengutus Yesus Kristus ke dunia. Ini berarti bahwa kita sendiri haruslah bersedia menerima kehangatan Bunda Gereja dan berbagi kehangatan itu dengan orang lain, sehingga Yesus dapat dikenal dan dikasihi. Kehangatan itulah yang memberi hakikat kepada sabda iman; melalui pewartaan dan kesaksian kita, sabda iman itu menyalakan “percikan api” yang memberi mereka kehidupan.
Komunikasi memiliki kekuatan untuk mempertemukan, menciptakan perjumpaan dan penyertaan, dan dengan demikian memperkaya manusia. Betapa indahnya ketika orang-orang memilih kata-kata dan melakukan perbuatan dengan penuh kepekaan, agar bisa terhindar dari kesalahpahaman, untuk menyembuhkan kenangan-kenangan yang terluka dan membangun perdamaian dan keharmonisan. Kata-kata dapat mempertemukan pribadi-pribadi, antar anggota keluarga, dunia nyata maupun dunia digital. Perkataan dan perbuatan kita seharusnya diungkapkan dan dilakukan untuk membantu kita semua agar terbebas dari lingkaran setan untuk selalu menyalahkan dan membalas dendam yang terus menerus menghantui manusia baik secara pribadi maupun dalam komunitasnya, yang pada akhirnya memicu ungkapan-ungkapan kebencian. Perkataan orang-orang Kristen haruslah menjadi sebuah dukungan terus menerus bagi komunitas dan bahkan dalam hal dimana manusia harus mengutuk kejahatan dengan tegas, hal ini seharusnya tidak sampai memutuskan relasi dan komunikasi.