Rabu, 25 Maret 2015

Minat Agama pada Masa Dewasa Dini

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT KEAGAMAAN PADA MASA DEWASA DINI
Seks
Wanita cenderung lebih berminat pada agama daripada pria dan juga lebih banyak terlibat aktif dalam ibadat dan kegiatan-kegiatan kelompok agama.

Kelas Sosial
Golongan kelas menengah sebagai kelompok lebih tertarik agama dibandingkan dengan golongan kelas yang lebih tinggi atau yang lebih rendah; orang lebih banyak ambil bagian dalam kegiatan gereja, misalnya, dan banyak yang duduk dalam kepengurusan organisasi keagamaan. Orang-orang dewasa yang ingin terpandang dalam masyarakat lebih giat dalam organisasi-organisasi keagamaan dibandingkan dengan orang-orang yang sudah puas dengan status mereka.

Lokasi Tempat Tinggal
Orang-orang dewasa yang tinggal di pedesaan dan di pinggir kota menunjukkan minat yang lebih besar pada agama daripada orang yang tinggal di kota.

Latar Belakang Keluarga
Orang-orang dewasa yang dibesarkan dalam keluarga yang erat beragama dan menjadi anggota suatu gereja cenderung lebih tertarik pada agama daripada orang-orang yang dibesarkan dalam keluarga yang kurang peduli pada agama.

Minat Religius Teman-teman
Orang dewasa dini lebih memperhatikan hal-hal keagamaan jika tetangga-tetangga dan teman-temannya aktif dalam organisasi-organisasi keagamaan daripada apabila teman-temannya yang kurang peduli.

Pasangan dari Iman yang Berbeda
Pasangan yang berbeda agama cenderung kurang aktif dalam urusan agama daripada suami isteri yang menganut agama yang sama.

Kecemasan akan Kematian
Orang-orang dewasa yang cemas akan kematian atau mereka yang sangat memikirkan hal kematian cenderung lebih memperhatikan agama daripada orang yang bersikap lebih realistik.

Pola Kepribadian
Semakin otoriter pola kepribadian seseorang, semakin banyak perhatiannya pada agama per se dan semakin kaku sikapnya terhadap agama-agama lainnya. Sebaliknya, orang yang memiliki pribadi yang berpandangan seimbang lebih luwes terhadap agama-agama lain dan biasanya lebih aktif dalam kegiatan agamanya.

sumber: Elizabeth B. Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 258
Baca juga:

Renungan Hari Raya Kabar Sukacita, Thn B

Renungan Hari Raya Kabar Sukacita, Thn B/I
Bac I    Yes 7: 10 – 14, 8: 10; Bac II                        Ibr 10: 4 – 10;
Injil      Luk 1: 26 – 38;

Hari ini Gereja Universal mengajak umatnya untuk bergembira merayakan pesta Kabar Sukacita. Hari raya Kabar Sukacita mengacu para peristiwa berita sukacita yang diterima Bunda Maria dari Malaikat Gabriel. Injil hari ini mengisahan agak rinci kejadian tersebut. Ini merupakan bagian dari rencana keselamatan yang sudah dirancang Allah bagi manusia. Maria terpilih dalam rancangan itu dengan menjadi bunda Yesus Kristus. Keterpilihan Maria dalam rencana keselamatan ini tentulah membawa sukacita besar bagi Bunda Maria, namun kesediaannya menerima rencana itu membawa sukacita besar bagi umat manusia.

Bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Nabi Yesaya, seakan melukiskan peristiwa dalam Injil di atas. Dalam kitabnya, Yesaya menyampaikan pesan Allah kepada Ahas. Di sini terlihat bahwa Allah telah membuat rencana keselamatan bagi umat manusia, dan rencana tersebut hadir melalui seorang perempuan muda. Bisa dikatakan bahwa bacaan pertama ini terpenuhi dalam diri Bunda Maria. Atau dengan perkataan lain, Injil hari ini merupakan pemenuhan ramalan Nabi Yesaya dalam bacaan pertama hari ini.

Dalam bacaan kedua, yang diambil dari Surat kepada Orang ibrani, penulis merefleksikan rencana keselamatan Allah bagi umat manusia. Bagi penulis, keselamatan itu terjadi melalui Yesus Kristus, yang mau melakukan kehendak Allah. Penulis mengatakan bahwa dengan melakukan kehendak Allah, Yesus Kristus telah menguduskan kita. Hal ini juga yang dilakukan oleh Bunda Maria. "Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu itu."

Sabda Tuhan hari ini mau mengajak kita untuk bersukacita. Kita bersukacita karena keselamatan yang Tuhan berikan kepada kita melalui Yesus Kristus. Jika kita perhatian, semuanya ini terjadi karena kehendak Allah. Sukacita pertama terjadi ketika Bunda Maria menerima tawaran Allah. Dan dalam menerima tawaran ini, kehendak Allah-lah yang utama. Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu, demikian pernyataan Maria. Sukacita kedua terjadi ketika Tuhan Yesus mempersembahkan diri-Nya sesuai kehendak Allah. Melalui sabda-Nya, kita pertama-tama disadarkan untuk bersukacita atas keselamatan kita, Tuhan menghendaki kita supaya kita senantiasa hidup menurut kehendak Allah, karena hal itu dapat mendatangkan keselamatan.

by: adrian