Kamis, 13 November 2014

Kopi Baik buat Jantung

KATA DOKTER JANTUNG SOAL KONSUMSI KOPI
Kopi sering "difitnah" sebagai minuman tak sehat yang membahayakan kesehatan jantung. Benarkah demikian? Seorang dokter jantung mengatakan, kopi aman untuk jantung. Akan tetapi, tentu tetap ada syarat dan ketentuan yang harus diikuti.

Ahli penyakit jantung dari Eka Hospital, BSD, Tangerang, dr Daniel Tanubudi, SpJP, terang-terangan mengatakan sangat menikmati kopi. "Penikmat kopi sejati itu menyeruput secangkir kopi tanpa gula dan susu. Lebih bagus lagi jika biji kopi yang dinikmati adalah biji kopi arabika," ujar ahli kelainan irama jantung ini.

Biji kopi sendiri sejatinya menyehatkan karena mengandung antioksidan yang bermanfaat untuk kesehatan. Sejatinya tak ada larangan bagi masyarakat untuk menikmati kopi karena tidak membahayakan kesehatan. "Sebenarnya 'teman-teman' saat minum kopi, seperti rokok dan gorengan, yang lebih membahayakan kesehatan," katanya.


Minuman kopi jadi tak sehat ketika ditambahkan gula dan krim. "Sebisa mungkin hindarilah minum kopi three in one. Kopi dengan banyak tambahan itu biasa berkualitas kurang baik," tambah spesialis jantung lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Peminum kopi juga perlu memperhatikan porsi. Segala sesuatu yang berlebihan pasti tidak bermanfaat. Kelebihan kopi berarti kelebihan asupan kafein, yang mungkin menyebabkan jantung berdebar-debar.

Pasien penyakit jantung perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum minum kopi. "Kopi menaikkan heart rate. Karena itu, bagi pasien penyakit jantung dengan heart rate yang harus dijaga agar tetap rendah, mereka sebaiknya menghindari kopi," katanya


Orang Kudus 13 November: St. Didakus

SANTO DIDAKUS, PENGAKU IMAN
Santo Didakus – yang disebut juga Diego/Santiago/Takobus – lahir pada tahun 1400, dari sebuah keluarga Spanyol yang sederhana. Semasa mudanya ia tinggal di sebuah tempat sunyi sebagai petapa. Rezeki hariannya diperoleh dengan mengayam tikar. Namun ia sadar bahwa tanpa bimbingan tidak mungkin ia dapat mencapai kesempurnaan hidup kristiani. Karena itu ia masuk tarekat Saudara-saudara Dina Fransiskan sebagai bruder di biara Arrizafa.

Ia tidak mau menjadi imam meskipun terus menerus ditawarkan jabatan klerus itu kepadanya, sehingga sampai saat kematiannya ia tetap seorang bruder. Bruder Didakus rajin dan saksama dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Di sela-sela kesibukannya, ia tetap menyiapkan waktu untuk berdoa. Ia berharap bahwa pekerjaan-pekerjaannya itu berkenan di hati Tuhan. Pengetahuannya tentang soal-soal rohani yang didapatnya dengan berdoa dan bermeditasi sangat dalam sehingga para ahli teologi pun datang kepadanya untuk meminta pendapatnya mengenai soal-soal yang sulit. Perhatiannya terhadap para pengemis dan orang sakit mengagumkan. Didakus pernah bekerja selama beberapa tahun di kepulauan Kanari. Ia meninggal dunia pada tahun 1463 di Alkala, Spanyol. Konon menjelang ajalnya, ia berulang-ulang mengucapkan ayat-ayat “Dulce Lignum”  dari perayaan hari Jumat Suci: “Kayu lezat, paku nikmat, sedap pula bebannya.”

sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:
St. Stanislaus Kostka

Renungan Hari Kamis Biasa XXXII - Thn II

Renungan Hari Kamis Biasa XXXII, Thn A/II
Bac I    Flm 7 – 20; Injil                     Luk 17: 20 – 25;

Injil hari ini berkisah tentang kedatangan Kerajaan Allah. Tuhan Yesus mengartikan kedatangan Kerajaan Allah itu dengan kedatangan Anak Manusia, yang adalah Diri-Nya sendiri. Kedatangan Anak Manusia merupakan suatu gambaran kemuliaan-Nya. Akan tetapi Tuhan Yesus menegaskan bahwa sebelum kemuliaan itu datang, Anak Manusia terlebih dahulu harus menanggung banyak penderitaan. Dengan kata lain, mau ditekankan di sini bahwa penderitaan mendahului kemuliaan.

Apa yang digambarkan Tuhan Yesus dalam Injil di atas seakan menjadi tanda bagi murid Kristus. Untuk mencapai kemuliaan hidup, orang musti mengalami penderitaan. Hal inilah yang dialami Paulus. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Surat Paulus kepada Filemon, Paulus mengungkapkan penderitaan yang dialaminya. Di usianya yang sudah tua, Paulus dipenjarakan karena Kristus Yesus. Paulus mengalami kesepian. Namun Paulus tidak patah semangat, malah ia tetap meneguhkan umat untuk tetap setia pada ajaran Kristus.

Kita tentulah sudah tak asing lagi dengan pepatah kuno ini: “Berakit-rakit dahulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.” Di sini mau dikatakan bahwa kebahagiaan merupakan akhir dari perjuangan; dan perjuangan itu selalu menuntut penderitaan. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan Tuhan lewat sabda-Nya hari ini. Tuhan mengajari kita bahwa untuk mencapai suatu keberhasilan dan kesuksesan, dibutuhkan usaha dan perjuangan. Sukses dan keberhasilan tidaklah datang dengan sendirinya. Demikian pula dengan kemuliaan hidup. Tuhan menghendaki kita supaya berjuang hingga akhirnya kesuksesan, keberhasilan dan kemuliaan itu tiba.

by: adrian