Senin, 08 Juni 2015

Orang Kudus 8 Juni: St. Nikolaus Gesturi

BEATO NIKOLAUS GESTURI, PENGAKU IMAN
Giovanni Angelus Salvator Medda lahir pada 4 Agustus 1882 di Gesturi, Cagliari, Italia. Ia adalah putera dari Giovanni Medda Serra dan Priama Cogoni Zedda. Tidak lama setelah menerima Sakramen Krisma, Giovanni kehilangan kedua orang tuanya. Ia diasuh oleh kakak perempuannya, yang telah berkeluarga. Giovanni menyelesaikan pendidikan dasarnya sambil bekerja dengan kakak perempuan serta keluarganya. Giovanni mulai sering berdoa, sering menerima komuni dan bermati raga. Ia tidak tertarik akan keinginan-keinginan duniawi.
Giovanni berkeinginan menjadi seorang imam, tetapi karena kesulitan keuangan dan pendidikan yang tidak cukup, maka ia mengurungkan niatnya. Pada Maret 1911, setelah sembuh dari sakit reumatiknya, Giovanni mencoba bergabung dengan Ordo Fransiskan Kapusin di Cagliari. Giovanni diterima sebagai anggota ordo ketiga. Pada 30 Oktober 1913, Giovanni diterima sebagai novis. Ia mengganti namanya menjadi Nikolaus.
Nikolaus mengikrarkan kaul pertamanya pada November 1914, dan kaul kekalnya pada 16 Februari 1919. Selama sepuluh tahun Nikolaus ditempatkan berpindah-pindah, mulai dari Sassari, Oristano dan Sanluri. Umumnya di sana ia bertugas sebagai juru masak.
Pada 25 Januari 1924 Nikolaus dipindahkan ke Biara Buoncamino (Cagliari), dan ditugaskan sebagai pengemis. Kesederhanaan dan kesuciannya tampak di mata umat di Cagliari. Nikolaus tidak perlu meminta, tetapi umat langsung memberikan sedekah ketika melihatnya. Dikisahkan juga banyak ibu yang mengirimkan anak-anak mereka untuk memberikan sedekah kepadanya. Nikolaus dikenal banyak orang karena keheningannya.
Karena kesalehannya, Nikolaus sering diminta untuk mendoakan orang sakit, baik di rumah maupun di rumahsakit. Banyak orang sembuh setelah didoakan olehnya. Ketika terjadi Perang Dunia II Nikolaus merawat para pengungsi sambil turut berlindung bersama mereka ketika kota mereka dibom. Di akhir hidupnya Nikolaus banyak menghibur orang-orang dengan meminta mereka untuk berdoa.
Nikolaus meninggal dunia pada 8 Juni 1958 di Cagliari. Pada 3 Oktober 1999 Paus Yohanes Paulus II menganugerahi dia gelar ‘beato’.
Baca juga riwayat orang kudus hari ini:

Renungan Hari Senin Biasa X - Thn I

Renungan Hari Senin Biasa X, Thn B/I
Bac I  2Kor 1: 1 – 7; Injil           Mat 5: 1 – 12;

Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus menyampaikan pengajaran-Nya yang sangat terkenal, yaitu sabda bahagia. Jika dilihat dari sudut pandang duniawi, sabda bahagia Tuhan Yesus ini sungguh tak masuk akal. Masak orang miskin bahagia; masak orang dianiaya bahagia, masak orang yang dicela dan difitnah bahagia. Memang dari sisi duniawi, apa yang disampaikan Tuhan Yesus ini terasa aneh. Namun jika melihatnya dari sudut pandang manusiawi, apalagi spiritualitas, orang akan menemukan kebenaran. Bahkan melihat ajaran ini sungguh indah. Kiranya inilah yang diharapkan Tuhan Yesus kepada pendengar-Nya, yaitu menghayati sabda bahagia dalam kehidupan.
Apa yang diajarkan Tuhan Yesus dapat dijumpai dalam diri Rasul Paulus. Dalam suratnya yang kedua kepada jemaat di Korintus, yang menjadi bacaan pertama hari ini, Paulus mengatakan bahwa sekalipun ia mengalami penderitaan oleh karena mewartakan Injil, ia masih dapat menghibur para saudara; dan dalam penderitaannya ia mengalami penghiburan. Paulus melihat bahwa sumber penghiburan ada pada Allah (ay. 3). Cukup menarik dalam surat itu adalah bahwa Paulus menyatukan penderitaannya itu dengan kesengsaraan Kristus.
Agama Kristen cukup terkenal dengan teologi salibnya. Tuhna Yesus sendiri sudah mengatakan bahwa yang mau mengikuti Dia harus memikul salib. Ini berarti siap untuk menderita. Penderitaan itu tidaklah harus dikutuk atau diratapi. Penderitaan tak perlu ditakuti. Melalui sabda-Nya hari ini, Tuhan mengajak kita untuk menghadapi penderitaan hidup dengan sukacita. Kita disadarkan bahwa di dunia ini bukan hanya kita saja yang menderita. Masih ada banyak saudara kita, yang mungkin jauh lebih menderita dari kita. Karena itu, kita terpanggil untuk member penghiburan. Sama seperti yang dicontohkan Paulus. Dan sama seperti Paulus juga, kita diajak untuk menyatukan penderitaan kita dengan derita Kristus.***
by: adrian