Jumat, 21 Februari 2020

MUHAMMAD SEBAGAI MUSLIM PERTAMA?


Dengan membaca judul buku “Muslim Pertama: Melihat Muhammad Lebih Dekat”, pembaca langsung tahu bahwa Muhammad adalah muslim pertama. Namun orang yang masih punya nalar dan waras akan langsung bertanya, jika Muhammad adalah muslim pertama, lantas para nabi sebelum Muhammad itu sebagai muslim keberapa? Adam, bagi orang islam, adalah manusia pertama dan diakui sebagai nabi dalam dunia islam (Yahudi dan Kristen tidak). Kenapa bukan Adam sebagai muslim pertama?
Terus terang istilah “muslim pertama” masih menyisahkan kebingungan bagi pembaca non muslim. Penulis buku ini, Lesley Hazelton, sama sekali tidak menjelaskan maksud frase itu. Akan tetapi, satu hal yang perlu diketahui adalah bahwa kisah hidup Muhammad yang diungkap Hazleton dalam bukunya ini, sama sekali tidak ada tanggapan negatif dari umat islam. Artinya, riwayat tentang Muhammad dalam buku ini sudah benar.
Mengkritisi Tulisan Hazleton, Memahami Muhammad
Riwayat Muhammad yang disajikan Hazleton dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu Bocah Yatim (hlm 3 – 101), yang mengisahkan latar belakang keluarga Muhammad hingga pernikahannya dengan Khadijah; Masa Pengasingan (hlm 105 – 302), yang mengisahkan kehidupan Muhammad dan pengikutnya di Madinah; dan Sang Pemimpin (hlm 305 – 350), yang bercerita kehidupan Muhammad setelah kembali ke Mekkah dan menjadi pemimpin islam.
Salah satu hal yang membuat buku ini kurang menarik adalah ketiadaan judul bab. Selain itu, tidak ada keterangan waktu dan lokasinya, yang membuat pembaca bingung. Misalnya, bagian pertama itu dari tahun berapa hingga berapa, demikian pula bagian dua dan tiga; lokasinya di mana.
Setelah membaca buku ini pembaca akhirnya bisa memahami siapa Muhammad itu. Sedikit berbeda dengan Hazleton, kami membagi riwayat Nabi Muhammad sebagai berikut.
A.   Menjadi Nabi atau Rasul

PAUS FRANSISKUS: KAMU PEMBOHONG KALAU BILANG MENCINTAI ALLAH TAPI TAK MENCINTAI SESAMA


Paus Fransiskus kembali mengingatkan kita bahwa mencintai Allah harus sejalan dengan mencintai sesama. Tidak mungkin kita hanya mencintai salah satunya. “Cinta kepada Allah harus diungkapkan melalui tindakan nyata,” demikian tegas Paus Fransiskus dalam misa di kediamannya, Casa St. Martha.
Refleksi Paus Fransiskus tentang cinta merujuk pada Surat Pertama Rasul Yohanes. Kata Paus Fransiskus, Rasul Yohanes mengerti apa itu cinta, mengalaminya dan ketika dia masuk ke dalam hati Yesus, dia mengerti bagaimana cinta itu memanifestasikan dirinya. Dalam suratnya, Rasul Yohanes memberi tahu kita bagaimana kita mencintai dan bagaimana kita telah dicintai, jelas Paus Fransiskus.
Allah lebih dulu mencintai kita
Tuhan adalah inisiator cinta. Ia lebih dahulu mencintai kita. Maka keputusan untuk mencintai Tuhan didasarkan atas kesadaran bahwa kita sudah lebih dulu mengalami cinta dan kasih Tuhan yang maha besar atas diri kita. “Kita mulai mencintai atau kita bisa mulai mencintai karena kita tahu bahwa Dia sudah lebih dulu mencintai kita. Jika Dia tidak mencintai kita, kita tentu tidak bisa mencintai,” jelas Paus Fransiskus.