Jumat, 24 Juni 2016

Ini yang Harus Dilakukan Orangtua terhadap Anak Remajanya

PERAN ORANGTUA DALAM PERKEMBANGAN MENTAL KEPRIBADIAN ANAK USIA REMAJA
Pertengahan Januari 2016 lalu, karyawan keuskupan mendatangkan 3 ekor anak anjing untuk dipelihara. Kelihatan anak-anak anjing itu baru saja lepas susu. Penampilan ketiga anak anjing itu sungguh sangat menarik, lucu dan menggemaskan. Keberadaannya sungguh menyenangkan, bukan saja bagi karyawan yang mendatangkan dan akan memeliharanya, tetapi juga bagi para romo di keuskupan.
Pada 9 Maret, setelah pelayanan Paskah di Paroki Ujung Beting (saya berangkat  pada 8 Februari), saya mendapati anak-anak anjing itu sudah tidak terurus. Badan mereka penuh koreng, dan darinya mengeluarkan bau yang tidak sedap. Seorang rekan imam berkomentar, “Waktu kecil anjing itu diperhatikan, tapi sekarang siapa yang memberinya makan?” Rekan imam ini seakan mau menyindir karyawan yang tidak lagi mau memberi makan anak-anak anjing itu. Akhirnya rekan imam inilah yang meluangkan waktu untuk memberi makan pada ketiga anak anjing itu.
Namun, sebagaimana tindakan yang sudah-sudah, apa yang dilakukan rekan imam ini pun setali tiga uang. Ia hanya sebatas memberi makan. Tidak ada tindakan untuk merawat dan memelihara anak anjing itu. Ketiga anak anjing itu tetap tumbuh besar dengan koreng-koreng di tubuhnya, dan aroma tak sedap menyertainya.
Demikianlah gambaran dunia anak-anak dalam rumah tangga dewasa kini. Kebanyakan orangtua hanya bisa melahirkan anak tanpa mau peduli akan pembinaan mental kepribadian anak. Ketika anak masih balita, orangtua kelihatan senang dan sayang kepada anaknya. Tapi ketika anak mulai besar, tak sedikit dari orangtua mulai lupa akan kewajibannya untuk mendidik dan membina anak sehingga anak benar-benar tumbuh secara sehat, baik fisik, psikis maupun spiritual. Orangtua merasa sudah melakukan tugas hanya dengan memberi makan, uang sekolah dan kebutuhan lainnya.
Jika orangtua hanya puas dengan memberi kebutuhan akan makanan, pendidikan sekolah dan kebutuhan fisik lainnya, orangtua tak jauh beda dengan orang yang hanya bisa memberi makan anak anjing tapi tak mampu merawat dan memeliharanya. Hal ini menyebabkan anak tumbuh tidak dengan baik. Ada kekurangan yang kemudian dirasakan, sebagaimana anak anjing dalam contoh di atas yang menampilkan koreng pada tubuhnya dan aroma busuk.
Usia Remaja, Usia Krisis