Jumat, 03 Oktober 2014

Negeri Muslim


Setelah dua hari berada di rumah retret Majodi Centre, Johor Baru, serta mengamati lingkungan sekitarnya, Agus berkomentar di meja makan.

“Memanglah, Johor ini negeri muslim.”

“Emangnya kenapa?” Tanya Ansel.

“Burung gereja pun tak ada.”

“Mungkin burung gerejanya takut disunat.” Celetuk Anton disambut tawa lainnya.

Johor Baru, 25 September 2014
by: adrian
Baca humor lain juga:
3.      Iklan Partai
4.      Alergi pada Salib

Hati-hati dgn Garam

CERMAT KONSUMSI GARAM
Garam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari makanan sehari-hari. Garam memiliki rasa asin. Masakan yang tidak diberi garam akan terasa hambar dan tidak enak.

Selain itu garam membantu meningkatkan rasa sehingga masakan secara keseluruhan semakin sedap. Garam juga membuat pekerjaan di dapur menjadi lebih mudah, dengan menurunkan titik didih air sehingga membantu masuknya panas ke dalam makanan yang sedang dimasak. Sekitar 6.000 – 8.000 tahun yang lalu, para leluhur manusia mulai meninggalkan pola hidup berburu dan mengambil hasil tumbuh-tumbuhan di hutan. Sebagai gantinya mereka mulai bercocok tanam dan memelihara binatang peliharaan. Pada musim dingin, mereka harus menyiapkan persediaan makanan agar tidak kelaparan. Garam dipakai sebagai salah satu cara mengawetkan makanan.

Renungan Hari Jumat Biasa XXVI - Thn II

Renungan Hari Jumat Biasa XXVI, Thn A/II

Bacaan pertama hari ini, yang diambil dari Kitab Nabi Ayub, merupakan kelanjutan kisah Ayub yang mengutuki hari kelahirannya. Kutukan itu muncul karena penderitaan yang dialami oleh Ayub. Ada kesan bahwa Ayub hanya ingin hidup yang enak dan bahagia saja, sehingga ketika muncul sengsara dan penderitaan, ia justru marah dan kecewa. Hari ini Tuhan hendak menyadarkan Ayub. Pesan yang mau disampaikan di sini adalah pertobatan. Ayub tidak bisa melawan kehendak Allah. Karena itu, langkah yang musti ditempuh adalah bertobat.

Tema pertobatan juga diperlihatkan dalam Injil. Dikisahkan bahwa Tuhan Yesus mengecam warga kota Khorazim dan Betsaida karena perilaku mereka yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Padahal di sana sudah terjadi banyak mukjizat yang dilakukan Tuhan Yesus. Sekadar perbandingan, seandainya mujikzat itu dilakukan di Tirus dan Sidon, tentulah terjadi pertobatan di sana. Namun tidak demikian halnya dengan Khorazim dan Betsaida.

Tak ada manusia sempurna di muka bumi ini. Setiap orang tak luput dari dosa dan salah. Berbuat salah dan dosa itu adalah biasa. Namun menjadi luar biasa jika orang mengakuinya dan bertobat. Inilah yang dikehendaki Tuhan melalui sabda-Nya hari ini. Kesadaran akan pertobatan tidak harus muncul di saat mengalami derita atau adanya mukjizat. Kesadaran bertobat musti muncul dari rasa sesal akan dosa dan kesalahan yang telah dilakukan. Tuhan itu maharahim. Tuhan senantiasa membukakan pintu tobat bagi siapa saja yang menyesali dosa dan kesalahannya. Tuhan menghendaki kita untuk senantiasa bertobat dari kesalahan dan dosa.

by: adrian