Ketika membangun rumah tangga, suami istri ingin hidup
sejahtera. Memang kesejahteraan itu tidak selamanya bergantung dari ada
tidaknya uang, namun segala kebutuhan hidup selalu membutuhkan uang. Dengan
kata lain, uang menjadi bagian penting dalam hidup rumah tangga. Akan tetapi,
jika tidak dikendalikan dengan baik dan benar, uang juga bisa menjadi bencana.
Untuk itu diperlukan kebijakan dalam mengelola keuangan dalam
rumah tangga. Prinsip dasar ekonomi adalah “Jangan besar pasak dari tiang”.
Jika pasaknya besar, maka tiangnya juga harus besar; jika tiangnya kecil, maka
pasaknya harus kecil. Harus ada keseimbangan antara pasak dan tiang; antara
pemasukan dan pengeluaran.
Yang perlu dikendalikan adalah soal pengeluaran. Diusahakan
agar tidak terjadi pengeluaran yang sebenarnya tidak perlu (pemborosan). Untuk
itu, perlu dipikirkan skala prioritas. Apa yang paling penting dan paling
dibutuhkan dalam hidup, hendaklah itu didahulukan. Jangan sampai gengsi
mengalahkan sesuatu yang paling penting dalam hidup. Misalnya, karena tetangga
merayakan ulang tahun ke-1 anaknya, maka kita juga ikut-ikutan, padahal anak
sendiri tidak mengerti acara itu; tiup lilin pun belum bisa.
Dua sikap yang dibutuhkan untuk menunjang pengendalian
pengeluaran adalah sikap sederhana dan penuh syukur. Dua sikap ini mampu
mengatasi gempuran arus gengsi, baik dari tetangga maupun iklan di media
sosial.
Jika pengeluaran sudah dapat dikendalikan, maka tindakan lanjut adalah menyalurkannya. Saluran yang tepat adalah menyimpan. Ada banyak bentuk penyimpanan, seperti celengan, tabungan dan asuransi. Sangat penting jika suami istri benar-benar memahami bentuk-bentuk simpanan tersebut dan memanfaatkan demi kepentingan masa depan, baik untuk mereka sendiri maupun untuk anak.
by: adrian