Minggu, 08 November 2020

MENGENAL SELAYANG PANDANG ARIANISME


Istilah ‘Arianisme’ diambil dari nama seorang imam (presbiter) yang hidup dan mengajar di Aleksandria, Mesir, pada awal abad IV, yang bernama Arius. Ia berasal dari keturunan Libya. Dari sumber yang terbatas diketahui bahwa Arius pernah berguru dengan Lucianus di sekolah eksegese di Antiokia. Peran dan pengaruh Lucianus sangat besar dalam pembentukan pemikiran Arius di kemudian hari, meski ia tidak pernah dituduhkan sebagai bida’ah.

Arius hidup pada saat Gereja Timur (ortodoks) sedang menghadapi masalah kristologis. Pusatnya ada pada sosok Yesus. Ada yang mengatakan bahwa Yesus itu sungguh Allah dan sungguh manusia. namun Arius menyangkalnya. Yesus itu diciptakan (dilahirkan), jadi Dia tidak ilahi. Jadi, hanya Bapa saja yang Allah.

Sangat sulit sekarang ini untuk mendapatkan sumber tulisan Arius, karena ada banyak karya dan tulisan Arius dimusnahkan oleh otoritas Gereja, yang menjadi lawannya. Karya utama Arius pun tak luput dari pembakaran. Gambaran tentang Arius saat ini diperoleh dari pandangan para lawan Arius.

Arianisme selama beberapa dasawarsa mendominasi di kalangan keluarga Kaisar, kaum bangsawan kekaisaran dan para rohaniwan yang lebih tinggi kedudukannya. Namun pada akhirnya ajaran resmi Gereja yang menang secara teologis dan politik pada akhir abad ke-4. Sejak saat itu Trinitarianisme telah menjadi doktrin yang praktis tidak tertandingi di semua cabang utama Gereja Timur dan Barat.

Arianisme melihat bahwa Bapa dianggap sebagai "Allah sejati satu-satunya", sedangkan Yesus bukan. Arius berpandangan bahwa Yesus diciptakan oleh Allah sebagai ciptaan pertama. Dengan kata lain, dalam pandangan Arianisme Yesus merupakan puncak kemuliaan dari semua ciptaan. Yesus adalah makhluk ciptaan yang memiliki atribut illahi, namun bukanlah Allah itu sendiri.

Bagi Arius, Logos, yang adalah Yesus, dan Bapa tidak berasal dari hakikat yang sama. Logos itu makhluk ciptaan, diasalkan dari ketiadaan oleh Bapa. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa ada waktu di mana Logos (Putera = Yesus) tidak ada.

Salah satu alasan Arius mengembangkan ajarannya ini adalah untuk mempertahankan ide monoteisme, Allah hanya ada satu. Melihat Yesus sebagai Allah membawa manusia jatuh kepada dualisme, yang mana hal ini bertentangan dengan pandangan Kitab Suci bahwa Allah itu esa.

diolah dari tulisan 8 tahun lalu

UMAT ISLAM HARUS JAWAB PERTANYAAN INI DAN MERENUNGKANNYA


Umat islam selalu menganggap agamanyalah yang paling baik di antara begitu banyak agama di dunia ini. Keyakinan ini didasarkan pada wahyu Allah SWT, “Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah islam.” (QS Ali Imran: 19). Selain islam adalah kafir, dan orang yang kafir akan berakhir di api neraka. Tak sedikit ayat Al-Qur’an menegaskan bahwa bahan bakar neraka adalah orang kafir (QS al-Baqarah: 24; QS Ali Imran: 10).
Dapat dikatakan bahwa umat islam menilai agamanya yang paling baik hanya karena didasarkan apa yang telah dikatakan Allah. Ini memang sudah menjadi cirri umat islam, yaitu percaya pada perkataan, bukan berdasarkan penalaran. Sebagai contoh, umat islam percaya bahwa Muhammad itu nabi dan teladan tingkah laku yang agung karena ada dikatakan demikian oleh Allah dalam Al-Qur’an. Umat islam percaya bahwa yang mati di kayu salib bukan Yesus karena Allah telah mengatakan di Al-Qur’an (QS an-Nisa: 157). Umat islam percaya bahwa ustad Bangun Samudra adalah pastor lulusan terbaik universitas Vatikan atau Steven Indra Wibowo sebagai mantan frater anak petinggi PGI karena memang demikian dikatakan oleh yang bersangkutan. Masih banyak contoh lain lagi yang mau menunjukkan bahwa kepercayaan umat islam terletak pada perkataan bukan pada penalaran. Sekalipun ada bukti logis dan nalar bahwa perkataan itu tidak benar, namun umat islam tidak akan percaya.
Demikianlah akhirnya umat islam tetap percaya agamanya yang terbaik dari agama-agama yang ada. Ini memang hak umat islam untuk menyakininya, karena keyakinan seperti ini juga pasti ada pada pemeluk agama lain. Akan tetapi, kami ingin mengajak umat islam untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini dan merenungkankan. Semuanya hanya untuk menegaskan benarkah islam agama yang baik.