Minggu, 06 Oktober 2013

Nasehat St Paulus

Nasehat St. Paulus Hari Ini


Ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah.
Peganglah segala sesuatu
yang telah engkau dengar dari padaku
sebagai contoh ajaran yang sehat
dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih
dalam Kristus Yesus.
Peliharalah harta yang indah,
yang telah dipercayakan-Nya kepada kita,
oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.

(2Tim 1: 8b, 13 – 14)

(Sharing Iman) Rosario & Ekaristi

EKARISTI & ROSARIO PENOLONGKU

Dalam kehidupan dan perjalanan karier yang penuh dengan suka dan duka, doa Rosario dan Perayaan Ekaristi sangat menolong dan meneguhkan iman. Bunda Maria kita sebut dalam salam Trintas sebagai Puteri Allah Bapa, Mempelai Allah Roh Kudus dan Bunda Allah Putera. Bunda Maria juga turut berperan dalam karya penebusan Yesus,  sebagai pengantara sampai saat ini. Ia juga menjadi pembicara & pembela bagi kita yang serba lemah dan berkekurangan. Maria adalah juga penyalur rahmat Tuhan dan Bunda Penolong Abadi. Dalam kehidupan ini ada saat-saat manusia merasa tidak berdaya menghadapi kesulitan dan beban salib kehidupan. Namun dengan berdoa Rosario dan setia mengikuti Perayaan Ekaristi beban salib itu akan menjadi ringan.

Kesaksian berikut ini semoga dapat membantu memperteguh iman kita :
  • Ketika bertugas tahun 1966-1968 di pedalaman Kalimantan Timur di tengah masyarakat suku Dayak, Apau Kayan, sebagai komandan kompi berkesempatan bekerja di “ladang Tuhan” mengajar mereka yang meninggalkan kepercayaan lokal dan ingin menjadi Katolik. Dengan hanya berbekal sebuah Rosario dan sebuah buku Yubilate akhirnya ribuan orang Dayak menjadi Katolik dan cikal bakal Keuskupan Agung Samarinda.

  • Mukjizat kesembuhan seketika dari sakit setelah menerima Hosti Kudus. Kejadian akhir 1993 di Gereja St Yosef Naikoten, Kupang. Ketika akan berangkat ke Atambua untuk melantik Bupati Belu (dr Servas Parera) sakit malaria kambuh dan tidak memungkinkan untuk melakukan tugas pelantikan tersebut. Sambil menerima Hosti membayangkan bacaan Injil tentang perempuan yang sakit pendarahan 12 tahun dan menginginkan kesembuhan dengan menyentuh jubah Yesus. “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh“ (Markus 5: 28 ). Penyakit yang saya derita tidak separah yang diderita perempuan itu, maka saya pun yakin dapat disembuhkan dengan menerima Tubuh Kristus. Puji Tuhan saya sembuh seketika dari sakit dan bisa berangkat ke Atambua dan keesokan harinya dapat melantik Bupati Belu.

  • Tahun 2000 kami menantikan kelahiran cucu saya yang ke-3 dengan penuh kecemasan. Tiga dokter spesialis kandungan telah mem “vonis” bahwa cucu kami dalam keadaan kritis karena ibunya mengeluarkan darah dan carian terus menerus dari placenta dalam masa kehamilannya. Berkat doa secara sungguh-sungguh dalam keluarga memohon bantuan pengantara Bunda Maria, maka pada usia kehamilan 7 bulan dilakukan operasi caesar dan cucu wanita kami lahir dalam keadaan selamat dan sehat. Ia diberi nama Maria dan sekarang menjadi anak yang pandai di kelasnya.

Orang Katolik memiliki harta rohani yang tidak ternilai harganya yaitu Ekaristi karena dalam Sakramen Mahakudus, Yesus Kristus hadir secara nyata ketika kita menyambut-Nya. Sepanjang sejarah Gereja Katolik telah terjadi 44 Mukjizat Ekaristi di seluruh dunia. Demikian juga Bunda Maria telah menampakkan diri sebanyak 24 kali sejak penampakan kepada Santo Dominikus Guzman. Mukjizat dan misteri rohani terjadi di sekeliling kita setiap hari.

Renungan Hari Minggu Biasa XXVII-C

Renungan Hari Minggu Biasa XXVII, Thn C/I
Bac I   : Hab 1: 2 – 3, 2: 2 – 4; Bac II : 2Tim 1: 6 – 8, 13 – 14,
Injil     : Luk 10: 17 24

Sabda Tuhan hari ini mau mengajak kita untuk mewartakan iman akan Dia dalam keseharian kita. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Habakuk, Allah meminta kepada Habakuk untuk menuliskan penglihatannya “supaya orang sambil lalu dapat membacanya.” (Hab 2:2). Penglihatan Habakuk adalah sesuatu yang tidak menyenangkan. Di sini mau dikatakan bahwa Tuhan meminta Habakuk untuk mewartakan apa adanya, tidak perlu dipoles indah sehingga menarik bagi umat. Sesuatu yang tidak menyenangkan bisa menjadi peringatan bagi umat.

Perintah untuk mewartakan iman juga disuarakan Paulus dalam suratnya yang kedua kepada Timotius. Paulus meminta Timotius “untuk mengobarkan karunia Allah,” (ay. 6) dan memelihara “harta yang indah” (ay. 13), yaitu Injil. Untuk melaksanakan tugas ini tentu kita akan menghadapi tantangan dan penderitaan. Namun Paulus menasehati agar kita jangan malu (ay. 8) dan takut, karena “Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.” (ay. 7). Paulus sendiri sudah melaksanakan hal itu dalam hidupnya.

Karena itu, mewartakan Tuhan dalam keseharian tidak memerlukan iman yang besar atau melakukan hal-hal yang luar biasa. Yesus dalam Injil hari ini memberikan semacam perbandingan dengan seorang hamba atau pelayan. Seorang hamba hanya melakukan apa yang diperintahkan tuannya, termasuk yang sederhana sekalipun. Bahkan ketika melakukan hal-hal yang besar, seorang hamba tidak akan membesarkan diri. Yesus menasehati supaya tetap bersikap rendah hati. “Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan.” (ay. 10).

Ada kecenderungan manusia untuk melakukan hal-hal yang besar. Di balik aksi itu ada niat tersembunyi: ingin pujian. Sabda Tuhan hari ini untuk senantiasa mewartakan Dia dalam kehidupan kita sehari-hari. Tuhan tidak mengharapkan kita melakukan hal-hal yang hebat dan luar biasa. Tuhan hanya menginginkan agar kita melakukan semua itu dalam kesederhanaan.

by: adrian