Renungan
Hari Kamis Biasa VII – Thn I
Bac I Sir 5: 1 – 8; Injil Mrk 9: 41 – 50
Sering dalam kehidupan kita
mendengar pernyataan orang bahwa karena Tuhan itu maharahim, maka tak perlu
takut berdosa. Keyakinan itu membuat manusia suka sekali jatuh ke dalam dosa. Bukan
tidak mungkin kita pun berpikiran demikian. Hal ini sebenarnya sudah diungkap
oleh penulis Kitab Putra Sirakh. Bukan berarti penulis membenarkan perbuatan
dosa atau mengamini tindakan dosa. “Jangan menyangka pengampunan terjamin,
sehingga engkau menimbun dosa demi dosa.” (ay 5). Memang pada Tuhan ada belas
kasih dan pengampunan, namun penulis mau mengajak kita untuk sesegera mungkin
bertobat dari dosa dan kesalahan.
Permintaan penulis Kitab Putra
Sirakh kembali dipertegas oleh Tuhan Yesus dalam Injil hari ini. Bahkan tuntutan
Yesus lebih radikal. Tuhan Yesus mau supaya manusia tidak berbuat dosa,
sekalipun Allah itu maharahim dan penuh belas kasihan. Karena itulah, apabila
ada salah satu anggota tubuh menyesatkan tubuh, maka lebih baik anggota itu
dibuang. Jangan sampai hanya nila setitik, rusak susu sebelanga. Jika susu
sebelanga rusak, maka ia tidak bisa dinikmati lagi, kecuali dibuang.
Dalam bacaan-bacaan liturgi
hari ini, pesan sabda Tuhan kiranya jelas. Tuhan menghendaki supaya dalam
kehidupan kita senantiasa menghindari dosa. Dengan perkataan lain, Tuhan mau
agar kita tidak jatuh ke dalam dosa. Memang untuk menghindari dari dosa
bukanlah perkara mudah. Dosa itu menggoda, dan godaan itu selalu menarik dan
enak, sesuatu yang disukai manusia. Namun bukan lantas berarti, seperti yang
dikatakan penulis Putra Sirakh, kita terus menimbun dosa. Kita justru diajak
untuk bertobat. Pintu pengampunan Tuhan selalu terbuka, sehingga kapan saja kita
bisa datang kepada-Nya.
by: adrian