Kamis, 28 Februari 2019

DOKUMEN TENTANG PERSAUDARAAN INSANI DEMI PERDAMAIAN DUNIA DAN HIDUP BERSAMA


Pengantar
Iman menuntun orang beriman untuk melihat dalam orang lain sebagai seorang saudara laki-laki atau saudara perempuan yang harus didukung dan dicintai. Melalui iman kepada Allah yang telah menciptakan alam semesta, segala makhluk, dan semua manusia (setara karena belas kasihan-Nya), orang-orang beriman dipanggil untuk mengungkapkan persaudaraan insani ini dengan melestarikan ciptaan dan seluruh alam semesta dan mendukung semua orang, terutama mereka yang miskin dan mereka yang paling membutuhkan.
Nilai transendental ini telah menjadi titik tolak untuk beberapa pertemuan yang ditandai dengan suasana persahabatan dan persaudaraan, dimana kami berbagi  sukacita, kesedihan, dan masalah-masalah dunia kita saat ini. Kami telah melakukannya dengan memikirkan kemajuan ilmiah dan teknis, pencapaian medis, era digital, media massa dan komunikasi. Kami juga berefleksi tentang tingkat kemiskinan, konflik dan penderitaan begitu banyak saudara dan saudari di berbagai belahan dunia sebagai akibat dari perlombaan senjata, ketidakadilan sosial, korupsi, ketimpangan, kemerosotan moral, terorisme, diskriminasi, ekstremisme, dan banyak penyebab lainnya.
Dari diskusi-diskusi kami yang terbuka dan bersaudara, dan dari pertemuan yang mengungkapkan harapan besar akan masa depan yang cerah bagi semua manusia, gagasan Dokumen tentang Persaudaraan Insani ini lahir. Inilah sebuah teks yang telah dipertimbangkan dengan tulus dan serius sehingga menjadi pernyataan bersama tentang aspirasi-aspirasi yang indah dan mendalam. Ini adalah dokumen yang mengundang semua orang yang memiliki iman kepada Allah dan kepercayaan terhadap persaudaraan insani untuk bersatu dan bekerja sama sehingga dapat menjadi panduan bagi generasi mendatang untuk memajukan budaya saling menghormati dalam kesadaran akan rahmat ilahi agung yang menjadikan semua manusia sebagai saudara dan saudari.
Paus dan Imam Besar: Deklarasi bersejarah tentang perdamaian, kebebasan, hak-hak perempuan (teks pengantar ini diambil dari UCAN Indonesia. Untuk membaca dokumen deklarasi tersebut, silahkan klik di sini).

MENCERMATI PEMILU SERENTAK: PERTARUNGAN SIAPA LAWAN SIAPA

Tanggal 17 April nanti Indonesia akan menyelenggarakan pesta demokrasi dengan nama PEMILU. Pada waktu itu, dalam sejarah bangsa Indonesia, untuk pertama kali mengadakan PEMILU serentak, yaitu pemilihan presiden, anggota DPD dan anggota legislatif. Untuk menutup bulan Februari tahun lalu, yakni 28 Februari 2018, budak bangka blogspot menurunkan tulisan dengan judul “Pemilu 2018 – 2019: Pertarungan antara Islam dan Nasionalis”. Tulisan tersebut merupakan olahan dari sebuah tulisan yang dimuat pada salah satu media online yang berbasis pada Gereja Katolik. Tulisan tersebut dapat dijadikan bahan pengetahuan bagi siapa saja, karena ia mengungkapkan analisa yang tajam dan bernas untuk sampai pada kesimpulan konfrontasi islam dan nasionalis.
Tulisan tahun lalu itu masih relevan untuk situasi kita sekarang ini, yang sedang memasuki masa kampanye PEMILU serentak. Jika ditelaah beberapa berita, baik yang online maupun offline, pertarungan islam dan nasionalis itu sangat kentara. Tulisan tersebut disajikan dengan bahasa yang sederhana, ringan dan mengalir membuat ia enak dibaca dan dinikmati siapa saja. Dalam tulisan tersebut ditampilkan juga dua tulisan lain yang sejalan, yang merupakan refleksi atas peristiwa pilkada DKI Jakarta.
Siapa yang sekarang ini mewakili kubu islam dan siapa yang mewakili kubu nasionalis? Untuk untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan tersebut, langsung saja klik dan baca di sini. Selamat membaca!!!

MEMAHAMI KONVALIDASI PERKAWINAN

Dua tahun lalu, yakni 28 Februari 2017, untuk menutup bulan Februari, blog budak bangka menurunkan tulisan dengan judul “Konvalidasi Perkawinan dalam Gereja Katolik” Tulisan tersebut merupakan kutipan dari sebuah tulisan yang dimuat di katolisitas.org. Tulisan tersebut dapat dijadikan bahan pengetahuan bagi siapa saja, khususnya praktisi pastoral dalam menghadapi kasus-kasus perkawinan. Tentu kasus perkawinan yang dihadapi di sini bukan masuk kategori berat, yang membutuhkan pemutusan atau pembatalan.
Dalam tulisan tersebut ditampilkan definisi dari konvalidasi, dasar-dasar dari konvalidasi, landasan hukum Gerejanya serta aplikasinya dalam pastoal. Tulisan tersebut disajikan dengan bahasa yang sederhana, ringan dan mengalir membuat ia enak dibaca dan dinikmati siapa saja.
Untuk membaca tulisan tersebut sehingga dapat memahami apa itu konvalidasi, langsung saja klik dan baca di sini. Selamat membaca!!!

SEBUAH CERPEN TENTANG IMAM

Menutup bulan Februari empat tahun lalu, yakni 28 Februari 2015, blog budak bangka menurunkan tulisan dengan judul “Ternyata...” Tulisan tersebut merupakan sebuah cerita pendek (cerpen). Cerita yang ditampilkan seputar kehidupan para imam Gereja Katolik. Sangat jelas bahwa penulis cerpen ini hendak menyampaikan kritik terhadap kaum berjubah dalam Gereja Katolik. Ada kesan bahwa cerpen tersebut kelanjutan dari cerpen sebelumnya, yaitu Diakon Yudas.
Disajikan dengan bahasa yang sederhana, ringan dan mengalir membuat cerpen tersebut enak dibaca dan dinikmati siapa saja. Sekalipun ditujukan secara langsung kepada kaum berjubah, cerpen tersebut dapat menjadi pembelajaran bagi siapa saja, tidak spesial para imam. Sungguh dibutuhkan kelapangan dan kebesaran hati untuk membaca cerpen ini.
Untuk membaca cerpen tersebut, langsung saja klik dan baca di sini. Selamat membaca!!!