Jumat, 29 November 2013

Retret Di Kabanjahe dan Kisaran (1994 - 1995)

 saya, Dion dan Polly





 Cuci piring bersama
 Kemas-kemas
 Tetap semangat setelah olah rohani
Foto dulu sebelum pulang

Orang Kudus 29 Novermber: St. Fransiskus Antonius Fasani

SANTO FRANSISKUS ANTONIUS FASANI, PENGAKU IMAN
Antonius Fasani lahir pada tahun 1681. Semasa kecil ia biasa dipanggil Johnny. Ia adalah putera seorang petani Italia. Ayahnya meninggal dunia sebelum usianya mencapai sepuluh tahun. Suami-kedua ibunya bersikap baik kepadanya. Ia mengirim anak itu agar mendapatkan pendidikan dari para Fransiskan.

Ketika usianya limabelas tahun, Johnny minta agar diperkenankan bergabung dengan ordo Fransiskan. Ia menjadi Frater Fransiskus Antonius. Ia berhasil amat baik dalam seluruh pelajaran dan ditahbiskan menjadi seorang imam. Fransiskus Antonius menjadi terkenal sebagai seorang guru dan pengkhotbah. Di kemudian hari, ia juga diangkat sebagai superior. Ia berusaha semaksimal mungkin menjadi pelayan kasih bagi segenap biarawan.

Fransiskus Antonius secara istimewa menaruh perhatian pada para tahanan. Penjara-penjara di masa itu sungguh merupakan tempat yang mengerikan. Dengan segala daya upaya ia berusaha membantu para tahanan yang malang. Kasihnya mengalir bagi siapa saja yang membutuhkan. Dialah yang memulai kebiasaan mengumpulkan hadiah-hadiah di masa Natal untuk dibagikan kepada keluarga-keluarga miskin. Di Lucera, di kota di mana ia melewatkan hidupnya, orang biasa mengatakan, “Jika engkau ingin melihat Santo Fransiskus dari Assisi, lihat saja Pater Fransiskus Antonius!”

Fransiskus Antonius memiliki devosi yang mendalam kepada Bunda Maria. Ia biasa menyampaikan penghormatan istimewa kepada Santa Perawan Maria dengan gelarnya Yang Dikandung Tanpa Dosa. Pada permulaan novena menyambut hari raya inilah ia wafat. Beberapa waktu sebelumnya, kala kesehatannya masih prima, ia mengatakan bahwa ia akan segera meninggal dunia. Ia bahkan mengatakan kepada seorang rekan imam bahwa ia akan ikut bersamanya. Rekan imam yang baik ini dengan agak terperanjat menjawab, “Dengar, Pater, jika engkau hendak meninggalkan dunia ini, itu urusanmu, tetapi aku tidak akan tergesa-gesa!”

Akan tetapi Fransiskus Antonius menjawab, “Kita berdua harus melakukan perjalanan ini. Aku dulu dan engkau menyusul.” Dan tepat inilah yang terjadi. Rekan imam itu hidup hanya dua bulan setelah Fransiskus Antonius pergi mendapatkan ganjaran abadinya. Fransiskus Antonius wafat pada tahun 1742 dan dimaklumkan sebagai “beato” oleh Paus Pius XII pada tahun 1951 dan sebagai “santo” pada tahun 1986 oleh Paus Yohanes Paulus II.

Renungan Hari Jumat sesudah HR Kristus Raja - Thn I

Renungan Hari Jumat sesudah HR Kristus Raja, Thn C/I
Bac I   : Dan 7: 2 – 14; Injil           : Luk 21: 29 – 33

Dalam Injil hari ini, lewat perumpamaan pohon ara, Yesus mengajak para murid-Nya untuk bisa membaca tanda-tanda zaman. Dengan kemampuan membaca tanda-tanda zaman ini, para murid akan dapat mengetahui kedatangan kerajaan Allah. Dengan demikian mereka akan mendapatkan keselamatan.

Kemampuan membaca tanda-tanda zaman diperlihatkan oleh Daniel dalam bacaan pertama. Di sana dikatakan bahwa Daniel melihat sebuah penampakan. Ada begitu banyak hal yang bisa dijelaskan dalam kisah penglihatan itu. Namun satu hal yang harus diingat adalah soal kehancuran kesombongan di hadapan Allah. Ini menyiratkan bahwa Allah tidak berkenan pada kesombongan atau keangkuhan. Allah berkenan pada kerendahn hati dan kelamah-lembutan, yang tampak dalam sosok anak manusia.

Sabda Tuhan hari ini mau mengajak kita untuk belajar membaca tanda-tanda zaman. Bacaan pertama memberikan pelajaran berharga. Di sana dikatakan bahwa Allah tidak suka akan kesombongan. Ini menunjukkan bahwa Tuhan menghendaki supaya kita bersikap rendah hati. Bahwa Allah berkenan pada orang yang rendah hati, sudah terungkap dalam kidung Maria (Luk 1: 46 – 55).

by: adrian