Sabtu, 09 Mei 2015

Orang Kudus 9 Mei: St. Katarina Bologna

SANTA KATARINA BOLOGNA, PENGAKU IMAN
Caterina dei Vigri lahir pada 8 September 1413 di Bologna, Italia. Ia adalah puteri dari Giovanni de’ Vigri, seorang keturunan bangsawan, dan Benvenuta Mammolini. Ketika berusia sepuluh tahun, Katarina tinggal bersama keluarga bangsawan Ferrara, untuk menjadi pendamping Puteri Margarita d’Este. Katarina memperoleh pendidikan seni dan juga bahasa Latin.
Ketika Margarita menikah, Katarina memutuskan untuk bergabung dengan sebuah komunitas yang mendedikasikan hidupnya bagi Tuhan. Ketika pemimpin komunitasnya hendak menerapkan aturan St. Agustinus, Katarina memilih untuk menerapkan aturan St. Klara. Katarina dan beberapa pengikutnya bergabung dengan Ordo St. Klara dan diterima oleh Provinsial Ordo St. Fransiskus setempat.
Sebagai biarawati Klaris, Katarina dan pengikutnya memperoleh pelayanan dari para Fransiskan. Katarina bertugas sebagai pembuat roti, kemudian menjadi pembimbing para novis. Katarina sempat ingin ditunjuk sebagai superior komunitasnya, tetapi ia menolak.
Ketika komunitasnya hendak membuka biara-biara baru, Katarina diutus untuk mendirikan biara di Bologna. Di Bologna Katarina bertugas sebagai Abdis biara. Katarina semasa hidupnya banyak mengalami peristiwa-peristiwa penglihatan maupun mistis. Ia menuliskan buku-buku spiritual dan yang terkenal adalah Le sette armi spirituali (Tujuh Senjata Spiritual).
Katarina melihat penampakan Bunda Maria dengan kanak-kanak Yesus. Selain itu juga ia mendengar suara Yesus melalui salib dalam ruangannya. Katarina dari Bologna meninggal dunia pada 9 Maret 1463 di Bologna, Italia. Pada 22 Mei 1712 ia dikanonisasi oleh Paus Klemen XI.
Baca juga riwayat orang kudus 9 Mei:

Renungan Hari Sabtu Paskah V - B

Renungan Hari Sabtu Paskah V, Thn B/I
Bac I  Kis 16: 1 – 10; Injil                   Yoh 15: 18 – 21;
Dalam renungan hari Selasa Paskah V sudah diungkapkan bahwa kontradiksi damai dan penderitaan menjadi salah satu ciri jemaat Kristus. Hingga saat ini banyak Gereja mengalami hinaan, celaan, aniaya bahwa pembunuhan. Ada begitu banyak umat Kristen mati dibunuh dengan sadis oleh tentara ISIS. Hari ini Injil semacam memberi peneguhan. Tuhan Yesus menyatakan bahwa “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku.” (ay. 18). Jadi, hinaan, celaan, aniaya bahwa pembunuhan yang dialami para murid Yesus bukanlah hal baru. Tuhan Yesus sendiri sudah mengalaminya. Bertahannya umat dalam menghadapi cobaan itu disebabkan penyertaan Roh Kudus.
Peran serta Roh Kudus juga terlihat dalam bacaan pertama. Perjalanan karya kerasulan Paulus dan Barnabas tak bisa dipisahkan dari peran Roh Kudus. Dalam bacaan pertama dikisahkan bahwa “Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia.” (ay. 6), juga tidak mengizinkan Paulus dan Barnabas pergi ke Bitinia (ay. 7). Sebagai gantinya Roh Kudus menuntun mereka ke Makedonia. Mereka mengikuti saja apa yang dimaui oleh Roh Kudus.
Sabda Tuhan hari ini mau menyadarkan kita akan peran Roh Kudus dalam kehidupan kita. Melalui bacaan-bacaan liturgi hari ini Tuhan meneguhkan kita bahwa kita tidaklah berjalan sendiri serta tidak juga berjuang sendiri dalam kehidupan ini. Roh Kudus senantiasa mendampingi dan mengarahkan langkah hidup kita agar sesuai dengan kehendak Allah. Penderitaan yang kita alami akibat iman pada Yesus Kristus, tidak membuat kita sendirian merasakannya. Roh Kudus akan menguatkan kita dengan mengingatkan kita bahwa Tuhan Yesus sudah lebih dahulu mengalaminya. Karena itu, Roh Kudus meminta kita untuk menyatukan penderitaan kita dengan penderitaan Tuhan Yesus.

by: adrian