Di zaman modern sekarang
ini, hampir tak ada rumah yang tak mempunyai televisi. Pada kehadirannya yang
pertama, televisi lebih dilihat sebagai media informasi bergambar. Orang dapat
melihat informasi dengan gambar yang bergerak, alias video. Namun ketika
sinetron dan iklan mulai memasuki ruang televisi, maka televisi tidak lagi
sebatas media informasi tetapi juga media hiburan.
Memang setiap manusia
membutuhkan hiburan. Akan tetapi hiburan itu ada yang sehat ada juga yang tidak
sehat. Artinya, sebuah hiburan belum tentu dapat dirasakan dan dinikmati oleh
semua orang dari segala lapisan dan umur. Sama halnya dengan olahraga. Ada olahraga
untuk orang dewasa, misalnya seperti tinju, balap, panjat tebing, dll, yang
belum tentu cocok untuk anak-anak.
Demikian pula televisi
yang telah hadir dalam ruang keluarga. Sebagai benda, televisi bersifat netral.
Ia hanya menyalurkan informasi dan hiburan. Apakah informasi itu benar atau
tidak, apakah hiburan itu sehat atau tidak, televisi hanya menampilkan saja. Pada
konteks inilah muncul penilaian akan bahayanya televisi bagi anak-anak. Memang patut
disadari bahwa yang dimaksud bahaya di sini bukan televisinya, tetapi
siarannya. Ada konten siaran yang sebenarnya ditujukan untuk orang dewasa,
namun karena tidak ada kontrol, dikonsumsi oleh anak-anak. Inilah bahayanya.
Bahaya televisi bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak, sudah menjadi keprihatinan blog budak-bangka
ini. Tujuh tahun lalu, blog ini menampilkan 3 tulisan dengan tema televisi dan
bahayanya bagi anak. Ketiga tulisan itu adalah: “Matikan Televisimu Sekarang!”, “Matikan Televisimu!” dan “Agar Anak Sehat dengan Televisi”.