Senin, 22 Juni 2015

Orang Kudus 22 Juni: St. Yohanes Fischer

SANTO YOHANES FISCHER, USKUP & MARTIR
Yohanes Fischer adalah sahabat karib Thomas Moore dan Erasmus. Ia lahir di Barverley, Yorkshire, pada tahun 1469 sebagai putera bungsu Robert dan Agnes Fischer.
Pada usia 14 tahun ia disekolahkan di Cambridge sampai memperoleh gelar Bakaleureat pada tahun 1487 dan gelar Master pada tahun 1491. Pada tahun itu jug ia ditahbiskan menjadi imam dalam usia 22 tahun. Kariernya terus meningkat dalam berbagai jabatan penting yang dipercayakan kepadanya: wakil kanselir, pembimbing rohani lady Margareth Beaufort, ibu dari Raja Henry VIII dan usaha-usaha dalam bidang pendidikan. Ia berhasil membujuk lady Margareth untuk mendukung usaha Raja Henry dalam memajukan pendidikan. Ia mendirikan ‘kolese Kristus’ dan dengan bantuan dana dari lady Margareth ia mendirikan ‘Kolese Santo Yohanes’ di Cambridge. Masih banyak lagi usaha lain yang ia kerjakan demi pelayanannya kepada umat.
Pada usia 35 tahun ia diangkat menjadi Uskup Bochester. Ia dikenal luas sebagai pengkotbah ulung dan sebagai seorang uskup yang rajin dan bijaksana dalam rencana-rencananya. Sebagai orang yang cakap dalam ilmu ketuhanan, ia menulis beberapa buku antara lain tentang Sakramen Ekaristi (1527). Bahan-bahan kotbahnya sangat banyak diterbitkan.
Semua keberhasilannya demi pelayanan kepada umat dicapainya dengan banyak pengorbanan. Pada tahun 1529, tatkala ia menjabat sebagai penasehat Katrina dari Aragon, ia dengan tegas menentang kebejatan Raja Henry VIII karena telah memperkosa Katrina. Karena itu ia dimusuhi oleh raja. Kecuali itu, ia berusaha keras untuk menggagalkan keinginan Raja Henry VIII untuk menjadi kepala Gereja di Inggris. Selama itu hidupnya terus dibayang-bayangi ancaman kematian. Dua kali ia ditangkap dan dipenjarakan. Meski demikian ia tetap teguh pada pendirian dan imannya.
Sementara mendekam di dalam penjara, Paus mengangkatnya menjadi kardinal. Pengangkatan itu semakin memperhebat kemarahan Raja Henry, yang memuncak pada pembunuhan atas dirinya secara mengerikan. Pada tanggal 22 Juni 1535, ia dijatuhi hukuman mati penggal kepala. Ia dengan gagah berani menghadap ajalnya demi umat, kebenaran dan Kristus. Ia, seorang sarjana terkenal, ahli perpusatakaan, dan seorang uskup yang membaktikan diri sepenuhnya bagi kesejahteraan rohani umatnya. Pada tahun 1935 ia dinyatakan sebagai santo.
sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:

Observasi tentang Merokok

BERHENTILAH MEROKOK SEKARANG JUGA!!!
Ini gambaran bila orang merokok hingga empat ratusan batang rokok. Ter yang ada dalam batang rokok akan bersemayam dalam organ vital kita. Capat atau lambat berbagai penyakit pun akan melanda kehidupan.
Akan tetapi film ini masih memiliki kelemahan. Tidak ada korelasi langsung antara orang merokok dengan apa yang ditayangkan film ini. Apa yang disajikan dalam film ini menggambarkan yang orang merokok tanpa henti hingga 400-an batang rokok. Rasanya, tidak ada orang yang demikian. Yang terjadi adalah ada waktu jedah orang merokok, dan saat jedah itu ada kemungkinan terjadi penetralisiran rokok dalam tubuh manusia. Ini masih merupakan kemungkinan.
Karena itu, bisa dikatakan bahwa observasi yang ditampilkan dalam film ini belumlah menggambarkan secara utuh orang merokok sehingga bisa dilihat dampaknya yang sama. Namun sebagai sebuah pengajaran, film ini sangat bermanfaat, khususnya bagi anak-anak remaja.

Renungan Hari Senin Biasa XII - Thn I

Renungan Hari Senin Biasa XII, Thn B/I
Bac I  Kej 12: 1 – 9; Injil           Mat 7: 1 – 5;

Bacaan pertama hari ini dimabil dari Kitab Kejadian. Di sini dikisahkan tentang panggilan Tuhan kepada Abraham, yang waktu itu masih bernama Abram. Dari cerita itu tampak jelas kalau Abraham begitu taat kepada kehendak Allah. Sekalipun tidak tahu gambaran tempat yang dimaksud Tuhan, Abraham berangkat saja. Apa yang diperintahkan Tuhan, ia ikuti. Karena hal inilah, maka Abraham dikenal sebagai teladan orang beriman. Ia mengutamakan kehendak Tuhan daripada kehendak pribadi.
Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus menyampaikan sebuah pengajaran revolusioner. Apa yang disampaikan Tuhan Yesus adalah merupakan kehendak Allah. Tuhan menghendaki supaya umat mau terlebih dahulu memeriksa atau mengoreksi diri sebelum mengoreksi orang lain. Inilah yang dimaksud Tuhan Yesus lebih pengajaran-Nya, “Jangan kau menghakimi supaya kamu tidak dihakimi.” (ay. 1). Bukan maksud Tuhan Yesus agar umat tidak perlu mengkritisi orang lain atau menegur kesalahan orang lain, melainkan agar umat waspada agar jangan sampai apa yang dikritik itu justru ada dalam diri umat.
Jauh lebih mudah mencari atau melihat kesalahan orang lain daripada kesalahan diri sendiri. Ketika melihat kesalahan atau kekurangan orang lain, kita cepat mengkritik atau bahkan mencelanya. Namun kita tidak sadar bahwa seringkali apa yang kita cela itu ada dalam diri kita. Misalnya, kita gampang mengritik koruptor tanpa pernah sadar kita sendiri sering atau pernah melakukannya. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk mengikuti teladan Abraham dalam mengikuti kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan hari ini mengajak kita untuk berani mengritik diri sendiri sebelum mengritik orang lain. Kita haruslah terlebih dahulu bersih sebelum membersihkan sesama kita.***
by: adrian