Kamis, 15 September 2022

BATASI INTERAKSI ANAK DENGAN GADGET DAN TV

 

Orangtua dianjurkan membatasi interaksi anak dengan televisi dan gadget atau gawai. Interaksi yang berlebihan dengan perangkat itu akan menghambat tumbuh kembang anak. Dokter spesialis anak di RS Metropolitan Medical Center (Jakarta), Catharine M Sambo, memaparkan hal itu dalam acara konsultasi dengan orangtua pasien kanker pada anak di rumah singgah Yayasan Kasih Kanker Indonesia.

Dalam kehidupan masyarakat modern, aktivitas anak di depan layar (screen time) termasuk tinggi. Itu tak lepas dari peran orangtua yang memperkenalkan gawai pada anak untuk menjaga komunikasi ataupun memberi hiburan. Jika tak dibatasi, aktivitas itu bisa menimbulkan kecanduan terhadap perangkat tersebut, bahkan sebagian anak melakukan hal itu dalam waktu amat lama.

Aktivitas di depan layar itu dikhawatirkan berdampak pada terbatasnya pergerakan anak dan kemampuan mengungkapkan pemikirannya, demikian ungkap Catherine. Padahal dalam usianya, anak perlu melakukan banyak gerak demi perkembangan psikomotoriknya.

Menurut sejumlah riset, acara anak di televisi dapat mengembangkan kemampuan kognitif, tapi anak tak bisa mengungkapkan pemikiran itu karena jarang berinteraksi. Padahal usia 0 – 2 tahun ialah periode emas anak menangkap kondisi lingkungan, terutama kemampuan berbahasa. Pada masa ini anak setidaknya dapat berbicara dengan kalimat pendek, minimal dua kata. Jadi, orangtua dianjurkan lebih banyak berinteraksi dengan anak, misalnya membacakan dongeng.

Jika pada masa tumbuh kebang, usia 0 – 1,8 tahun, orangtua mengenalkan gawai atau televisi pada anak, aktivitas anak di depan layar sebaiknya dibatasi hanya 1,5 jam per hari. Akan tetapi, orangtua perlu menciptakan kegiatan lebih kreatif agar anak tak kecanduan gawai dan menonton televisi. Misalnya, menciptakan permainan dengan benda bersifat real menggantikan permainan virtual.

Selain mengganggu tumbuh kembang anak, kelekatan pada gawai dan televisi dapat beresiko pada hal lain. Dokter spesialis anak konsultan onkologi hematologi RD Dharmais, Haridini Intan Mahdi, mengungkapkan bahwa aktivitas anak dengan layar televisi dan gawai dapat berpengaruh buruk terhadap saraf anak. Cahaya pada layar tidak baik untuk kesehatan saraf anak.

Oleh karena itu, jika memang orangtua mencintai anaknya, berusahalah menghindari mereka dari perangkat televisi dan gawai.

diambil dari tulisan 7 tahun lalu