Jumat, 11 Juli 2014

Minum Kopi Paste

Oleh pimpinan, Rian diminta kursus komputer di Jakarta. Setelah 4 bulan mengikuti kursus, Rian banyak menguasai istilah-istilah dalam komputer. Malahan istilah-istilah itu mempengaruhinya. Sering tanpa disadarinya, ketika berbicara istilah-istilah komputer itu keluar sesuai dengan konteks pembicaraan. Misanya, save, window, enter, control, dll.

Suatu hari Rian diajak dua temannya untuk minum-minum di kafe. Langsung Rian menyanggupinya, karena ia melihat hal itu sebagai refresh. Setiba di kafe mereka mulai melihat-lihat daftar menu. Rian sedang asyik dengan gadgetnya. Tak lama berselang, seorang pelayan datang menghampiri meja mereka.

Pelayan           : Minumnya apa, bang?
Matius            : Aku kopi hitam.
Lukas              : Kopi mix ada?

Pelayan mengangguk.

Lukas              : Kalau gitu, aku pesan kopi mix aja.

Rian lagi asyik dengan gadgetnya sehingga lupa menjawab sekalipun pelayan sudah menanyakannya. Lukas menyikutnya sehingga Rian agak keget dan langsung menjawab.

Rian                 : Ya, aku kopi paste aja.
Pelayan           : #@%$&*????
Lukas & Matius : Emang ini komputer apa?
Jakarta, 19 Maret 2014
by: adrian
Baca juga:

1.      Duaaaaa….

2.      Tidur di Singapura
3.      Soal Haram
4.      Misdinar Gaul

Orang Kudus 11 Juli: Para Martir Vietnam

MARTIR-MARTIR VIETNAM
Sejak abad ke-16 perkembangan agama Katolik cukup pesat di seputar Annam, Cochin China dan Tonkin. Kehidupan iman umat tidak diganggu, kecuali oleh serangan lokal yang membawa korban seperti antara lain dua orang praja, yaitu Emmuel Trien (1979) dan Yoanes Dat (1798) yang mati dipenggal kepalanya. Akan tetapi pada abad ke-19 kesetiaan umat Vietnam kepada Yesus betul-betul diuji oleh serentetan badai gelombang penganiayaan yang berat. Banyak keguguran saksi iman di seluruh negeri itu. Puluhan ribu orang Kristen mati sebagai saksi iman antara 1833-1862. Beberapa misionaris ditangkap, disiksa dan akhirnya di bunuh. Mereka adalah Ignatius Delgado OP (1838) mati kelaparan dan kepayahan; Dominik Henares OP (1838) bersama seorang katekis, Franz Chien mati dipenggal; Uskup Yoanes Karolus Corney (1837) dikunci dalam kandang bambu untuk dipertontonkan kepada warga masyarakat dan disiksa selama tiga bulan sebelum sebilah pedang memisahkan kepalanya; AndreasTrong -- seorang tentara --, Peter Thi (1839) dan seorang petani bernama Antonius Dieh (1838) dihabisi nyawanya karena ketahuan menjamu seorang misionaris. Petrus Dumoulin -- imam misionaris -- menerima kabar bahwa ia diangkat menjadi Uskup, waktu sedang meringkuk dalam penjara. Bersama dua orang imamnya, yaitu Peter Choa dan Vinsen Diem, beliau menunggu giliran pelaksanaan hukuman mati (1838).

Puluhan tahun seluruh umat dicekam kegelisahan dan ketakutan yang silih berganti. Dan walaupun Uskup Pigneau membantu Nguyen ke jenjang mahkota kekaisaran, namun putranya yaitu Minh Menh dan penggantinya, Thu-Duc, melancarkan penganiayaan terhadap umat Kristen sampai tahun 1887. Mikhael Ho-Dinh-Hy, seorang mandarin dan pejabat tinggi pemerintah-dipenggal kepalanya di Hue (1857) karena melindungi dan membimbing umat yang tercerai-berai. Pada tahun 1860, seorang kapten pasukan kaisar, yaitu Yosef Thi dibunuh. Yosef Kang (1861) disesah sampai mati di Travi, karena ingin membebaskan Uskup Hieronimus Hermosilla. Pada tahun itu juga Uskup Stafan Cuenot -- yang ditabhiskan Uskup di Singapura (1833) -- meninggal dalam penjara (1861); sedangkan pastor Teofanes Verard disiksa dengan kejam hingga mati. Di Saigon Pater Paul Hank dan seorang imam baru Paul Leo dibunuh pula karena kecintaan mereka kepada Yesus Kristus.

Kaum muda pun tidak ketinggalan dalam penganiayaan itu. Pada tahun 1859, Peter Tuam dan Peter Thae dinjak-injak gajah sampai lumat tubuhnya. Juga teman mereka yang lebih muda, yaitu Paul Bao, Dominik Duyet, dan Dominikus Nick dicekik oleh para algojo penjara Nam-Dinh. Umat Katolik Vietnam berkali-kali diuji kesetiaan mereka pada Yesus Kristus dalam kobaran api pembantaian, supaya kehidupan iman mereka tampak bagaikan emas yang disepuh bagi Tuhan. Sekarang pun umat Katolik Vietnam masih mengalami berbagai hambatan dalam penghayatan imannya.

sumber: http://www.imankatolik.or.id/kalender/11Jul.html
Baca juga riwayat orang kudus 11 Juli:
     1.      St. Olga
     2.      St. Benediktus

Renungan Hari Jumat Biasa XIV - Thn II

Renungan Hari Jumat Biasa XIV, Thn A/II
Bac I    Hos 14: 2 – 9; Injil                Mat 10: 16 – 23;

Bacaan pertama hari ini yang diambil dari Kitab Hosea. Dalam kitabnya, Hosea membuat madah pujian kepada Allah. Dikatakan bahwa Allah itu mahabaik dan maha pengampun. Allah senantiasa memberikan pengampunan kepada umat yang datang bertobat dan penuh penyesalan. Allah akan memulihkan mereka dari penyelewengannya dan mengasihi mereka (ay. 4). Allah digambarkan sebagai pelindung umat-Nya dari segala bahaya. “Akulah yang menjawab dan memperhatikan engkau!” (ay. 8), demikian sabda Tuhan.

Pernyataan Allah yang disampaikan Hosea ini kembali ditegaskan Tuhan Yesus dalam bacaan Injil. Hari ini Injil bercerita tentang ramalan Tuhan Yesus atas para murid-Nya di masa yang akan datang. Dikatakan bahwa karena nama Yesus, para murid akan mengalami penderitaan. Mereka akan disesah (ay. 17), dibunuh (ay. 21), dan dibenci (ay. 22). Mereka akan dihadapkan ke sidang majelis. Akan tetapi Tuhan Yesus menegaskan kepada mereka untuk tidak perlu takut atau cemas, karena Roh Bapa sendiri yang akan berbicara di dalam mereka (ay. 20). Para murid tak perlu melawan kekerasan yang diarahkan kepadanya, sebaliknya justru menghidar (ay. 23).

Hari ini sabda Tuhan menyadarkan kita bahwa ramalan Tuhan Yesus menjadi kenyataan. Hingga saat ini banyak murid Yesus mengalami penderitaan hanya karena mengikuti Yesus Kristus. Ada yang dihina, ditindas dan ada pula yang dibunuh. Para murid Kristus banyak mengalami ketidakadilan: mau bangun gereja dipersulit, berdoa Rosario diserang dan masih banyak contoh lainnya. Sekalipun banyak mengalami penderitaan, hingga saat ini belum ada aksi kekerasan yang dilakukan para murid Kristus sebagai bentuk tandingan atau perlawanan. Hal ini menunjukkan bahwa para murid benar-benar melaksanakan apa yang diminta Tuhan. Karena itu, melalui sabda-Nya, Tuhan menghendaki agar kita tetap setia pada ajaran-Nya.

by: adrian