Sabtu, 19 Agustus 2017

My Adventure to Bromo: Sunrise in penanjakan #2

Renungan Hari Minggu Biasa XX Thn A

Renungan Hari Minggu Biasa XX, Thn A
Bac I    Yes 56: 1, 6 –7; Bac II    Rom 11: 13 – 15, 29 – 32;
Injil      Mat 15: 21 – 28;
Tema sabda Tuhan hari ini adalah kasih Allah melampaui batas ruang dan waktu. Dalam Injil, tema ini terlihat dalam sikap Tuhan Yesus yang menyembuhkan putri seorang perempuan Kanaan. Orang Kanaan tidak termasuk golongan orang Yahudi. Mereka bangsa asing. Karena itulah, awalnya Yesus menegaskan tugas perutusan-Nya hanya ditujukan kepada “domba-domba yang hilang dari umat Israel.” (ay. 24). Akan tetapi, perempuan Kanaan itu, demi anaknya, bersikukuh memohon belas kasih Allah dari Yesus. Dia yakin bahwa dirinya, terlebih anak perempuannya, bisa juga menikmati kasih Allah. Keyakinan itulah yang menjadi pegangan Yesus untuk memberikan rahmat kesembuhan.
Sikap Tuhan Yesus dalam Injil, terlihat dalam diri Paulus. Dalam bacaan kedua, Paulus menegaskan bahwa dirinya adalah “rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi.” (ay. 13). Dengan kata lain, Paulus mau menunjukkan bahwa kasih Allah yang mendatangkan keselamatan bagi umat manusia tidak hanya ditujukan kepada bangsa Yahudi saja. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Paulus menegaskan bahwa “Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.” (ay. 29). Ketidak-taatan bangsa Yahudi membuat bangsa lain menikmati kemurahan Allah (ay. 30).
Nabi Yesaya, dari jaman Perjanjian Lama, juga sudah menubuatkan sikap Allah yang terbuka bagi bangsa asing. Dalam bacaan pertama, Yesaya menyampaikan bahwa ada orang-orang asing menggabungkan diri kepada Tuhan untuk melayani dan mengasihi Tuhan. (ay. 6). Mereka akan mendapatkan perhatian dari Tuhan (ay. 7). Dengan kata lain, orang-orang asing yang percaya kepada Allah akan mendapat perhatian dari Allah. Hal ini sama seperti perempuan Kanaan dalam Injil.
Sabda Tuhan hari ini pertama-tama mau menyadarkan kita bahwa kasih Allah yang menyelamatkan itu ditujukan kepada semua bangsa manusia. Kasih-Nya tidak dibatasi oleh sekat primordialisme, apakah itu suku, ras, agama jenis kelamin, bangsa atau juga golongan. Melalui sabda-Nya ini, Tuhan hendak menyampaikan kepada kita dua pesan, pertama jangan pernah merasa sombong atas kekristenan yang dimiliki. Orang kristen harus sadar bahwa Kristus hadir membawa keselamatan bukan hanya untuk orang kristen saja, tetapi untuk semua umat manusia. kedua, orang kristen hendaknya mengambil sikap seperti Allah, tidak hidup untuk diri dan kelompoknya saja. Orang kristen diminta untuk menyalurkan kasih Allah kepada semua umat manusia.

by: adrian

My Adventure to Bromo: Cemara Lawang