Kamis, 22 September 2016

Orang Kudus 22 September: St. Yohanes Maria de la Cruz

BEATO YOHANES MARIA DE CRUZ, MARTIR
Orang kudus ini memiliki nama asli Mariano Garcia Mendez. Yohanes lahir pada 25 September 1891 di San Esteban de los Patos, Avila, Spanyol. Sejak kecil Yohanes sudah berkeinginan untuk menjadi seorang imam. Menjawab panggilan Tuhan, Yohanes memutuskan untuk bergabung dengan seminari diosesan di Avila, dan sempat ingin bergabung dengan Ordo Pengkotbah, tetapi kesehatannya yang buruk menghalanginya.
Pada 18 Maret 1816 Yohanes  ditahbiskan menjadi imam dan melayani di sebuah desa kecil yang miskin. Yohanes  kembali berusaha mencari kehidupan rohani yang lebih baik, sampai ia kemudian bertemu dengan imam Kongregasi Hati Kudus Yesus. Yohanes kemudian memasuki masa novisiat di Novelda, Alicante. Ia mengikrarkan kaulnya pada 31 Oktober 1926 dan mengambil nama Yohanes Maria de la Cruz.
Yohanes kemudian bertugas sebagai guru. Ia juga mulai mencari dana pada tahun 1929, dan juga membujuk anak-anak untuk bergabung dengan seminari Kongregasi Hati Kudus Yesus. Ketika terjadi penganiayaan terhadap umat Katolik dalam perang saudara di Spanyol, Yohanes memilih untuk mengungsi ke Valencia, dengan harapan tidak ada yang mengenalinya.
Ketika melihat sebuah gereja dirusak dan dijarah, Yohanes melakukan protes sehingga orang mengetahui identitas dirinya. Yohanes kemudian ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Dalam penjara Yohanes memberikan perhatian kepada tahanan lain. Ia juga tetap melakukan kewajiban seperti berdoa Ibadat Harian, atau Rosario.
Yohanes Maria de la Cruz meninggal dunia pada 23 Agustus 1936 di Valencia, Spanyol. Ia merupakan martir pertama dari Kongregasi Hati Kudus Yesus. Pada 11 Maret 2001 ia dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 22 September: St. Yusuf Calasanz Marques

BEATO YUSUF CALASANZ MARQUES, MARTIR
Orang kudus ini lahir pada 23 November 1872 di Azanuy, Huesca, Spanyol. Ketertarikan Yusuf menjadi biarawan bermula ketika ia berjumpa dengan Santo Yohanes Bosko pada sekitar tahun 1886. Pada saat itu Yusuf melihat Yohanes Bosko kelelahan dan menderita. Dari sinilah Yusuf akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan Kongregasi Salesian pada tahun 1890 dan ditahbiskan sebagai imam lima tahun kemudian.
Setelah menjadi imam, Yusuf bertugas sebagai sekretaris Beato Filipus Rinaldi, dan kemudian ia menjadi superior untuk provinsi Peru-Bolivia. Yusuf kembali ke Spanyol dan ditunjuk sebagai Provinsial Barcelona-Valencia. Yusuf dikenal sebagai pekerja keras dan memiliki perhatian terhadap keselamatan manusia.
Ketika terjadi perang saudara di Spanyol, Yusuf ditangkap bersama para Salesian, saat mengadakan retret di Valencia. Dalam perjalanan, Yusuf dibunuh dengan ditembak. Yusuf Calasanz Marques meninggal dunia pada 29 Juli 1936 di Valencia, Spanyol. Pada 11 Maret 2001 ia dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 22 September: St. Hendrikus Saiz Aparicio

BEATO HENDRIKUS SAIZ APARICIO, MARTIR
Hendrikus Saiz Aparicio lahir pada 1 Desember 1889 di Ubierna, Burgos, Spanyol. Menjawab panggilan Tuhan, Hendrikus memutuskan untuk bergabung dengan Kongregasi Salesian. Ia mengikrarkan kaul pertamanya pada tahun 1909 di Barcelona-Sarria. Hendrikus ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1918.
Setelah menjadi imam, Hendrikus ditunjuk sebagai direktur pertama kolese di Salamanca, kemudian menjadi rektor aspiran di Carabanchel, Alto, Madrid. Ketika terjadi perang saudara di Spanyol, Hendrikus berusaha untuk melindungi para aspiran. Pada 20 Juli 1936 biaranya diserang. Dengan berani Hendrikus menyerahkan diri dan meminta supaya para tentara melepaskan para aspirannya.
Hendrikus Saiz meninggal dunia pada 2 Oktober 1936 di Madrid, Spanyol. Pada 28 Oktober 2007 ia dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XVI, yang diwakili oleh Kardinal Jose Saraiva Martins.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 22 September: St. Ignasius Santhia

SANTO IGNASIUS SANTHIA, PENGAKU IMAN
Orang kudus ini mempunyai nama asli Lorenzo Maurizio Belvisotti. Ignasius lahir pada 5 Juni 1686 di Santhia, Vercelli, Italia. Ia adalah putera dari sebuah keluarga kelas atas. Ignasius menerima pendidikan dari seorang imam yang baik, yang menginspirasinya dan membantunya dalam menjawab panggilan Tuhan. Hal ini diwujudkannya dengan masuk ke seminari.
Pada tahun 1710 Ignasius ditahbiskan sebagai imam diosesan di Vercelli. Setelah 6 tahun berkarya, Ignasius memutuskan untuk bergabung dengan Ordo Fransiskan Kapusin. Pada saat itu Ignasius dikritik oleh keluarga dan umat paroki yang tidak mengerti keputusannya. Dalam Ordo Kapusin ini Ignasius akhirnya mendapati kedamaian batin yang ia cari dalam hidup kesederhanaan. Pada 24 Mei 1717 ia mengikrarkan kaul religiusnya dan memperoleh nama Ignasius.
Ignasius memulai perjalanan rohaninya dengan dikirim dari satu biara ke biara lain di wilayah Savoy, Italia. Dia senang dipindahkan karena ketaatannya dan kehormatan untuk dapat melayani saudara-saudaranya. Pada awalnya Ignasius ditempatkan di biara di Saluzzo, dan bertugas sebagai sakristan. Ia kemudian dipindahkan ke novisiat di Chieri dan bertugas sebagai asisten pembimbing para novis.
Tahun 1727 Ignasius dikirim ke biara di Turin-Monte, dengan tugas sebagai sakristan dan pembimbing rohani. Sebagai pembimbing rohani banyak orang mencarinya, mulai dari kaum religius, imam, umat beriman dan orang-orang berdosa yang paling berdosa untuk mengaku dosa, dan untuk menerima bimbingan rohani. Pada tahun 1731 Ignasius dikirim ke biara Modovi, dimana ia menjadi pembimbing para novis dan vikaris biara.
Ignasius harus meninggalkan novisiat pada tahun 1744 dan pergi ke Turin karena ia menderita penyakit mata yang misterius, yang membawanya hampir pada kebutaan. Ignasius dapat sembuh dari penyakitnya sehingga ia dapat kembali pada aktivitas tugasnya.
Antara tahun 1743 – 1746 terjadi perang di Piedmont. Raja Sardina-Piedmonte, Charles Emmanuel III meminta kapusin untuk menyediakan tenaga medis dan spiritual untuk rumah-rumah sakit. Ignasius ditunjuk sebagai pastor kepala dan menawarkan bantuannya untuk dua tahun di rumah sakit Asti, Vinovo dan Alessandria, melayani dan menyembuhkan dalam semangat kasih injili yang sejati. Ketika Piedmonte dalam keadaan damai kembali, Ignasius kembali ke biara di Turin-Monte, dimana ia akan menghabiskan 24 tahun sebagai pembimbing rohani dan bapa pengakuan.
Ignasius Santhia meninggal dunia pada 21 September 1770 di Turin-Monte, Italia. Pada 17 April 1966 ia dibeatifikasi oleh Paus Paulus VI, dan pada 19 Mei 2002 ia dikanonisasi oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini: