Sabtu, 18 Desember 2021

RENUNGAN HARI MINGGU ADVEN IV - C

 Renungan Hari Minggu Adven IV, Thn C

Bac I  Mi. 5: 1 – 4a; Bac II        Ibr 10: 5 – 10;

Injil    Luk1: 39 – 45;

Hari raya natal semakin mendekat. Bacaan liturgi hari ini, khususnya bacaan pertama dan Injil, secara langsung mengarahkan kita kepada persiapan menyongsong natal, misteri Allah menjadi manusia. Dalam bacaan pertama, nabi Mikha menyampaikan ramalan akan kedatangan Juru Selamat. Setidaknya ada 2 poin penting dalam nubuat Mikha tersebut. Pertama, tentang Betlehem yang akan menjadi kota tempat Yesus dilahirkan. Kedua, tentang perempuan yang akan melahirkan. Dialah Bunda Maria.

Poin kedua inilah yang menjadi warta Injil hari ini. Kisah Maria mengunjungi Elisabet. Jika hanya fokus pada kunjungan, maka kisah ini hanya menjadi kisah biasa saja. Ada satu hal penting yang memberi makna akan kisah ini, yaitu pernyataan Elisabet tentang Maria. “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” Elisabet menyebut Maria sebagai ibu Tuhan. Ini bisa dipahami karena Maria mengandung dari Roh Kudus; Maria-lah yang kemudian melahirkan Allah yang menjadi manusia, yang kita kenal dengan nama Yesus Kristus. Peristiwa kelahiran tersebut terjadi di kota Betlehem.

Sabda Tuhan ini tidak hanya sekedar memberi informasi tentang peristiwa awal kelahiran Tuhan Yesus. Sabda Tuhan ini mengandung juga pesan penting untuk dihayati. Satu pesan penting dari sabda Tuhan ini adalah bahwa Allah tidak memandang sebelah mata orang yang kecil. Atau dengan kata lain, Allah punya perhatian kepada kaum kecil. Ini terlihat dalam nubuat Mikha. Sekalipun Betlehem merupakan kota yang kecil, bahkan “yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda”, namun Allah mengunjunginya lewat peristiwa kelahiran Yesus. Demikian pula, Elisabet. Dia bukanlah siapa-siapa. Namun ibu Tuhan mengunjunginya. Ini bukti bahwa Allah punya perhatian juga kepada kaum kecil.

Pesan Tuhan ini mengandung 2 implikasi buat kita. Pertama, jangan pernah merasa rendah karena kita ini kecil, entah itu dari segi ekonomi, sosial, religius, atau aspek lainnya. Ingat, Tuhan tidak akan melupakan kita. Tuhan tetap menyertai dan membantu kita. Yesus, yang akan kita rayakan pesta kelahirannya, pernah berkata, "Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu kerajaan itu" (Luk 12: 32). Kedua, hendaklah kita meneladani Allah yang begitu peduli kepada kaum lemah, kaum kecil. Allah saja mau peduli kepada yang kecil, kenapa kita tidak?

by: adrian