Selasa, 09 Desember 2014

(Pencerahan) Mendengarkan Kata Hati

BIARKAN HATI BICARA

Coba diam sejenak, amati suara angin
Barangkali di sana ada yang engkau cari
Coba dekapkan wajahmu di bawah sinar lampu
Tak perlu kau katakan, 
Rindumu telah terbaca.

Tumpahkanlah lewat nyanyian
Salah satu cara untuk menyiasati rindu
Kadang-kadang tanpa terasa tetes air mata membasahi pipi.

Coba katakan padaku apa yang engkau inginkan
Barangkali aku mampu melepaskan dukamu
Coba kau dekap hening terbang menembus waktu
Tak perlu kau risaukan luka dan kepedihan.

Setidaknya aku dapat mengajakmu larut dalam gelora nyanyianku
Kadang-kadang tanpa terasa mataharimu telah bersinar ceria kembali.
Simpanlah mimpimu dalam kehangatan mentari 
Ketika embun masih menggantung.
Pejamkan mata, rebahkan jiwa, 
biarkanlah hati yang bicara.

Kau tak pernah tahu kapan dukamu terobati
Meskipun hujan t'lah mulai turun
Pejamkan mata, rebahkan jiwa,
biarkanlah hati yang bicara

by: Ebiet G Ade
Baca juga:
2.      Anak Kecil Pemarah

Orang Kudus 9 Desember: St. Petrus Fourier

SANTO PETRUS FOURIER, PENGAKU IMAN
Pria berkebangsaan Perancis ini lahir pada tahun 1560. Pada waktu berusia 20 tahun ia melanjutkan studinya di biara imam-imam regular sampai menjadi imam. Meskipun ia kadang-kadang terganggu oleh teman-temannya yang kurang disiplin, namun semua peraturan diikutinya dengan cermat. Tugas dan kewajibannya pun dikerjakan dengan sempurna.

Pada tahun 1597 ia ditugaskan di sebuh paroki yang sudah lama diterlantarkan. Dengan ramah dan sabar ia mulai membenahi kembali paroki itu. Kesederhanaan hidupnya dan kerendahan hatinya menggugah perhatian umat yang sudah lama merindukan kehadiran seorang gembala. Paroki yang hampir binasa itu mulai lagi menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Umat mulai melakukan lagi kewajiban-kewajiban imannya dan kembali merayakan hari-hari Tuhan dan menerima sakramen-sakramen.

Pastor Petrus terkenal saleh. Ia mempunyai devosi yang besar kepada Santa Perawan Maria yang tak bernoda. Dalam hal ini umatnya turut pula meneladaninya. Kepentingan jasmani rakyat tak luput dari perhatiannya. Dengan bantuan beberapa orang ahli ia membuka bank tabungan, usaha asuransi dan suatu lembaga pengadilan untuk menyelesaikan perkara-perkara kecil secara damai.

Ia mendampingi Suster Beata Alix Leclerc dalam membina kongregasi baru, yaitu Kongregasi Suster-suster Santa Perawan Maria. Anggota kongregasi ini terdiri dari suster-suster yang rela bekerja di luar biara di bidang pendidikan anak-anak. Dalam suatu penglihatan, Petrus menyaksikan banyak rumah biara dari kongregasi ini terbentang luas di suatu daerah. Makna penglihatan ini terwujud nyata di kemudian hari: kongregasi ini berkembang pesat sekali dan sebelum Petrus meninggal dunia, sudah terdapat 32 biara Kongregasi Santa Perawan Maria, lengkap dengan sekolahnya.

Petrus Fourier diberi tugas memulihkan tata tertib di rumah-rumah tarekatnya dan akhirnya dipilih menjadi superior jenderal. Ia meninggal dunia pada tahun 1640.

sumber: Iman Katolik
Baca juga riwayat orang kudus 9 Desember:

Renungan Hari Selasa Adven II - B

Renungan Hari Selasa Adven II, Thn B/I
Bac I    Yes 40: 1 – 11; Injil              Mat 18: 12 – 14;

Bacaan-bacaan liturgi hari ini sama-sama mengungkapkan tema yang sama, yaitu Allah yang peduli. Kepedulian Allah ini sama-sama dinyatakan dalam gambaran gembala. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Nabi Yesaya, dikatakan bahwa Allah itu seperti gembala yang menggembalakan kawanan ternak-Nya. “Anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.” (ay. 11). Di sini terlihat kalau Allah, yang digambarkan sebagai gembala, sangat perhatian terhadap domba gembalaan-Nya. Ia tidak mau ada domba yang terabaikan dan menderita.

Hal ini kembali diperlihatkan dalam Injil. Tuhan Yesus juga mengibaratkan Allah Bapa itu sebagai gembala yang begitu peduli kepada domba gembalaannya. Dalam pengajaran-Nya, Tuhan Yesus menyatakan bahwa sang gembala ini akan rela meninggalkan sembilanpuluh sembilan ekor domba di pegunungan demi mencari seekor domba yang hilang atau sesat. Di sini, seperti mengulang kembali apa yang sudah disampaikan Yesaya, mau ditegaskan bahwa Allah tidak ingin ada umat yang hilang. Allah menghendaki supaya semua manusia selamat.

Sabda Tuhan hari ini mau mengatakan kepada kita bahwa Allah adalah Gembala dan kita adalah kawanan domba gembalaan-Nya. Sebagai Gembala, Allah menghendaki supaya kita selamat. Karena itu, Allah akan senantiasa menjaga, merawat dan memperhatikan kita. Ini sebagai ungkapan kepedulian dan perhatian Allah kepada kita. Melalui sabda-Nya ini Tuhan menghendaki supaya kita, sebagai domba-Nya, senantiasa mengikuti arahan-Nya sehingga kita tidak sesat. Ketersesatan inilah yang membuat kita hidup menderita. Oleh karena itu, supaya kita tidak menderita akibat ketersesatan itu, maka hendaknya kita selalu berada di dalam kawanan domba dan hidup menurut kehendak Sang Gembala Agung.

by: adrian