Selasa, 19 Juni 2012

(Pencerahan) Senantiasa Sadar


KESADARAN TAK KUNJUNG HENTI

Tidak ada seorang murid Zen pun yang berani mengajar
sebelum ia pernah hidup bersama Gurunya
paling sedikit sepuluh tahun lamanya.

Tenno, sesudah berguru selama sepuluh tahun, menjadi seorang pengajar.
Pada suatu hari ia berkunjung kepada Guru Nan-in.
Waktu itu hari hujan, maka Tenno memakai bakiak dan membawa payung.

Ketika Tenno masuk, Nan-in berkata kepadanya,
“Engkau meninggalkan bakiak dan payungmu di depan pintu, bukan?
Ingatkah engkau, payungmu kau letakkan di sebelah kanan bakiak atau di sebelah kirinya?”

Karena tidak dapat menjawab, Tenno menjadi bingung.
Ia menyadari bahwa ia belum mampu membina kesadaran tak kunjung henti.
Maka ia menjadi murid Nan-in dan belajar selama sepuluh tahun lagi
untuk mencapai kesadaran tak kunjung henti.

by: Anthony de Mello, Burung Berkicau
Baca juga refleksi lainnya:

Renungan Hari Selasa Biasa XI - Thn II

Renungan Hari Selasa Biasa XI /II
Bac I        1Raj 21: 17 – 29 ; Injil             Mat 5: 43 – 48

Dari kisah penciptaan kita mengetahui bahwa manusia diciptakan seturut gambar Allah (Kej 1: 26). Dengan kata lain, manusia itu secitra dengan Allah. Karena secitra dengan Allah, manusia menjadi tuan atas ciptaan (Kej 1: 26 – 28), bahkan atas dirinya sendiri. Akan tetapi, setan telah merusaknya. Manusia menjadi budak dosa, dengan mengikuti dorongan kemanusiaannya. Hal ini terlihat dalam bacaan pertama hari ini. Raja Ahab mengikuti dorongan nafsu kemanusiaannya, sehingga membunuh orang tak berdaya demi tercapai hasratnya.
Tuhan Yesus datang ke dunia hendak mengembalikan citra manusia yang telah rusak itu. Yesus mau mengembalikan gambar manusia yang serupa dengan gambar Allah. Karena itu, dalam Injil Tuhan Yesus bersabda, “Haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” (ay. 48). Salah satu wujudnya adalah dengan mengasihi musuh dan berdoa bagi “mereka yang menganiaya kamu.” (ay. 44). Sudah menjadi kebiasaan bila orang hanya mengasihi sesamanya yang mengasihi dia, dan membalas kejahatan dengan kejahatan. Inilah kemanusiaan kita yang telah rusak akibat dosa. Yesus mengajak kita untuk seperti Allah. Dalam bacaan pertama Allah menunjukkan belas-Nya kepada Raja Ahab yang berdosa. Maka kita pun hendaknya melakukan hal demikian agar citra kita kembali ke semula.

Sabda Tuhan hari ini pertama-tama menyadarkan kita bahwa citra kemanusiaan kita yang semula sangat mulia karena secitra dengan Allah telah rusak akibat dosa. Saat ini kita hanya mengikuti dorongan kemanusiaan kita. Kita menjadi budak dosa. Namun Tuhan mengajak kita untuk kembali ke citra kita semula, menjadi sama seperti Allah. Memang terlihat sulit dan susah. Akan tetapi bukan lantas berarti kita langsung menyerah dan meninggalkan ajaran ini. Yesus, ketika menyampaikan ajaran ini, telah menunjukkannya dalam kehidupan-Nya. Banyak orang kudus juga sudah melaksanakannya sehingga mereka layak menerima mahkota kemuliaan. Karena itu, mari kita mengikuti dan melaksanakan apa yang diajarkan Yesus, sehingga citra kita kembali serupa dengan gambar Allah.
by: adrian