Rabu, 11 Juli 2018

PAUS FRANSISKUS: KEDIKTATORAN DIMULAI DENGAN AMBIL ALIH MEDIA

Semua kediktatoran dimulai dengan cara yang sama: saluran media ditempatkan di tangan orang-orang tidak bermoral yang menyebarkan kebohongan dan melemahkan demokrasi. Demikian ungkap Paus Fransiskus dalam homilinya pada 18 Juni, dalam misa pagi di Wisma Santa Martha. Standar-standar, norma-norma dan hukum-hukum yang khas dalam berkomunikasi pertama-tama dihilangkan.
Kemudian seluruh media atau saluran komunikasi diserahkan “ke perusahaan, bisnis yang melakukan fitnah, berbohong, melemahkan demokrasi, dan kemudian hakim datang menilai lembaga lemah ini, orang-orang dihancurkan, dihukum dan diktator membuat kemajuan dengan cara ini,” kata Paus Fransiskus. “Semua kediktatoran dimulai seperti ini, dengan memalsukan komunikasi, menempatkan komunikasi di tangan orang-orang tanpa suara hati, pemerintah tanpa suara hati.”
Paus Fransiskus, dalam homilinya, berfokus pada bacaan pertama hari itu, yang berbicara tentang Izebel yang berhasil bersama komplotannya untuk membantu suaminya, Raja Ahab, mengambil tanah milik tetangga mereka, Naboth, yang menolak untuk menjual apa yang sudah menjadi milik keluarganya selama beberapa generasi. Izebel memerintah dua orang laki-laki dengan menuduh Naboth mengutuk Tuhan dan raja, yang membuat Naboth dilempari batu hingga tewas. Paus Fransiskus mengatakan apa yang terjadi pada Naboth mirip dengan apa yang terjadi pada Yesus, Santo Stefanus dan semua martir yang dibunuh sebagai akibat dari fitnah dan dusta.