Kamis, 06 Juni 2019

PAUS FRANSISKUS: YESUS SELALU SIAP BEBASKAN ORANG DARI KUASA JAHAT

Umat kristiani mengenal paradoks kehidupan bahwa ada begitu banyak kejahatan dan godaan di dunia, tetapi bahwa Allah juga selalu hadir, siap membantu dan memberi kekuatan kepada manusia untuk bertahan, demikian pernyataan Paus Fransiskus. Setiap orang telah diberikan kehidupan, impian akan cinta dan kebaikan, namun kemudian kehidupan itu terus menerus diekspos pada setan, yang ingin merongrong dirinya dan orang-orang di sekitarnya, sedemikian rupa sehingga manusia dapat tergoda untuk putus asa.
“Faktanya, doa orang kristen tidak menutup matanya dari kenyataan. Orang-orang kristiani tahu bahwa kehidupan bisa sangat sulit, menyakitkan, atau tidak adil dan mereka berdoa agar Tuhan – yang lebih besar dan lebih kuat daripada kejahatan apa pun – akan memberikan kekuatan untuk terus maju dan akan membebaskan kita dari kejahatan,” kata Paus Fransiskus. Melanjutkan katekese tentang doa Bapa Kami, Paus Fransiskus merenungkan bagian doa “bebaskanlah kami dari yang jahat.”
Yesus mengajar orang-orang untuk selalu berbalik kepada Tuhan, terutama ketika mereka merasakan kehadiran setan yang mengancam, yang dikatakan Santo Petrus seperti singa yang marah, yang selalu mengincar dan siap untuk menerkam kita, ujar Paus Fransiskus.
Baris terakhir doa Bapa Kami yang menyerukan kepada Tuhan untuk “tidak meninggalkan kita dan membebaskan kita” adalah permohonan bagi semua yang menemukan diri mereka dalam kesulitan: dalam situasi dosa, penganiayaan, keputus-asaan atau bahkan kematian. Kehadiran setan yang misterius adalah “kepastian mutlak” dalam kehidupan manusia, karena iblis tidak menyelamatkan siapa pun ketika ia bergerak diam-diam seperti ular, membawa racun.

SEBUAH EKSPERIMEN TENTANG KENYAMANAN


Adalah wajar jika setiap orang membutuhkan kenyamanan dalam hidupnya. Ketidak-nyamanan dalam hidup, entah itu karena gangguan keamanan atau sakit ataupun faktor lainnya, akan membuat orang gelisah, stress dan mudah marah. Topik kenyamanan inilah yang diangkat blog budak-bangka 3 tahun lalu, persisnya 6 Juni 2016, lewat judul tulisan “Membuat Ketidak-nyaman Menjadi Nyaman”.
Yang membuat tulisan tersebut menarik adalah bahwa tulisan itu lahir dari pengamatan penulis. Karena itu, penulis memberi judul kecil tulisannya “Eksperimenku: Kenyamanan”. Jadi, tulisan tersebut lahir dari pengalaman hidup yang kemudian direfleksikan. Hasil refleksi inilah yang kemudian ditawarkan kepada pembaca. Tentulah dapat dikatakan bahwa penulis mau mengajak pembaca untuk tidak selalu tergantung pada situasi tidak nyaman.
Tulisan 3 tahun lalu itu menggunakan bahasa Indonesia yang sederhana dan ringan sehingga pembaca mana pun dapat menikmatinya. Narasinya runtut sehingga benar-benar mengarahkan pembaca pada kesimpulan akhir. Di samping itu, pembaca tak perlu waktu yang lama untuk menghabisi tulisan tersebut, karena tulisan itu padat, jelas dan tidak panjang. Karena itu, hanya butuh waktu beberapa menit saja pembaca dapat menemukan intisarinya.
Apa dan bagaimana isi tulisan itu? Bagaimana mengubah ketidak-nyamanan menjadi nyaman? Langsung saja temukan jawabannya dengan klik dan baca di sini. Selamat membaca!!!

MEMBANGUN RELASI BERAWAL DARI KONSEP DIRI


Hari ini 6 tahun lalu, persisnya 6 Juni 2013, blog budak-bangka menurunkan sebuah tulisan bertemakan psikologi. Judul tulisan tersebut adalah “Konsep Diri Positif dan Negatif”. Tulisan itu sendiri merupakan cukilan dari buku Interpersonal Community. Sebagaimana diuraikan pada bagian awal tulisan tersebut, konsep diri merupakan faktor penting bagi manusia dalam membangun relasi dengan sesamanya.
Manusia adalah makhluk sosial. Kesosialannya membuat dirinya tak bisa dipisahkan dari sesama manusia lainnya. Kapan dan dimana pun manusia pasti akan saling bertemu. Untuk membangun relasi yang bagi maka dibutuhkan konsep diri yang baik. Tulisan 6 tahun lalu hendak memberi jawaban akan hal itu.
Diurai dengan menggunakan bahasa Indonesia yang sederhana dan ringan sehingga pembaca mana pun dapat menikmatinya. Selain itu, pembaca tak perlu waktu yang lama untuk menghabisi tulisan tersebut, karena tulisan itu cukup singkat, padat dan jelas. Karena itu, hanya butuh waktu beberapa menit saja pembaca dapat menemukan intisarinya.
Apa dan bagaimana konsep diri positif dan negatif itu? Apa efeknya dalam membangun relasi sosial? Langsung saja temukan jawabannya dengan klik dan baca di sini. Selamat membaca!!!