Kamis, 17 Desember 2020

INSPIRASI BUAT SUAMI ISTRI


Seorang pria dan kekasihnya menikah dan acara pernikahannya sungguh megah. Semua kawan dan anggota keluarga mereka hadir menyaksikan dan menikmati hari yang berbahagia tersebut. Suatu acara yang luar biasa mengesankan.

Mempelai wanita begitu anggun dalam gaun putihnya dan pengantin pria dalam tuxedo hitam yang gagah. Setiap pasang mata yang memandang setuju mengatakan bahwa mereka sungguh-sungguh saling mencintai.

Beberapa bulan kemudian, sang istri berkata kepada suaminya, “Sayang, aku baru membaca sebuah artikel di majalah tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan,” katanya sambil menyodorkan majalah tersebut.

“Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita. Kemudian, kita akan membahas bagaimana mengubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia.

Suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya mencatat hal-hal yang kurang baik sebab hal tersebut untuk kebaikkan mereka bersama. Malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing.

Pagi harinya, ketika sarapan, mereka siap mendiskusikannya. “Aku akan mulai duluan ya,” kata sang istri. Ia lalu mengeluarkan daftarnya. Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar 3 halaman. Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak disukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa airmata suaminya mulai mengalir.

“Maaf, apakah aku harus berhenti?” tanyanya. 

“Oh tidak, lanjutkan,” jawab suaminya. 

Lalu sang istri melanjutkan membacakan semua yang terdaftar, lalu kembali melipat kertasnya dengan manis di atas meja dan berkata dengan bahagia. “Sekarang gantian ya, engkau yang membacakan daftarmu.”

Dengan suara perlahan suaminya membuka lipatan kertasnya yang kosong putih bersih lalu berkata, “Aku tidak mencatat sesuatu pun di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau sudah sempurna, dan aku tidak ingin mengubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku. Tidak satu pun dari pribadimu yang kudapati kurang."

Sang istri tersentak terdiam beberapa saat sebelum akhirnya memeluk sang suami. Mereka larut dalam haru. Suatu pembaharuan janji perkawinan telah tercipta lagi pagi itu.

Mengapa harus menghabiskan waktu memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan, dan menyakitkan jika kita bisa menemukan banyak hal-hal yang indah?

diambil dari tulisan 7 tahun lalu

MELIHAT BALASAN KITA KEPADA ORANGTUA SEPANJANG MASA


Saat kita berusia 1 tahun, orangtua memandikan dan merawat kita, memberi ASI sebagai makanan dan menggantikan popok kita. Sebagai balasannya, kita malah menangis di tengah malam, mengganggu istirahat malam mereka.

Saat kita berusia 2 tahun, orangtua mengajari kita berjalan juga naik sepeda. Sebagai balasan, kita malah kabur ketika orangtua memanggil kita.

Saat kita berusia 3 tahun, orangtua memasakkan makanan kesukaan kita. Sebagai balasan, kita malah menumpahkannya.

Saat kita berusia 4 tahun, orangtua memberi kita pensil berwarna. Sebagai balasan, kita malah mencoret-coret dinding dengan pensil tersebut.

Saat kita berusia 5 tahun, orangtua membelikan kita baju yang bagus-bagus.  Sebagai balasan, kita malah mengotorinya dengan bermain-main di lumpur.

Saat kita berusia 10 tahun, orangtua membayar mahal-mahal uang sekolah dan uang les kita. Sebagai balasan, kita malah malas-malasan bahkan bolos.

Saat kita berusia 11 tahun, orangtua mengantarkan kita ke mana-mana. Sebagai balasan, kita malah tidak mengucapkan salam ketika keluar rumah.

Saat kita berusia 12 tahun, orangtua mengizinkan kita menonton di bioskop dan acara lain di luar rumah bersama teman-teman kita. Sebagai balasan, kita malah meminta orangtua duduk di barisan lain, terpisah dari kita dan teman-teman kita.