Pada
waktu kaki Yesus diminyaki Maria dengan minyak narwastu, Yudas Iskariot
berkomentar, “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinardan uangnya
diberikan kepada orang-orang miskin?” Dikatakan bahwa pernyataan Yudas itu
bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia
adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang
dipegangnya (Yoh 12: 1 – 6)
Uang
itu memang menggoda, karena ia adalah salah satu bentuk godaan. Uang, sebagai
godaan, masuk dalam kelompok harta kekayaan. Oleh karena itu, orang yang selalu
dan sering bersentuhan dengan uang, seperti kasir, bendahara, dll, adalah orang
pertama yang digoda atau tergoda.
Contoh
di atas sudah membuktikan. Yudas Iskariot adalah pemegang kas kelompok para
murid. Dia memegang uang. Dan uang itu juga yang menggoda dia. Makanya
dikatakan ia sering mengambil uang dalam kas. Bahkan karena godaan uang ia rela
menjual Yesus.
Kita
juga tentu masih ingat Muhammad Nazaruddin, mantan bendahara Partai Demokrat,
atau Gayus HP Tambunan. Mereka-mereka ini selalu bersentuhan dengan uang.
Karenanya, uang itu juga yang menggoda mereka untuk korupsi.
Apakah
korupsi ini terjadi karena iman yang lemah? Bisa ya, bisa juga tidak. Namun
harus diingat bahwa sekuat apapun iman seseorang, jika terus menerus digedor
dengan godaan tadi, pastilah lemah juga. Bayangkan, setiap hari bersentuhan
dengan godaan itu. Yesus sendiri pernah mengatakan bahwa sekalipun roh itu
memang penurut, namun daging lemah, sehingga kita harus waspada supaya tidak
jatuh dalam godaan (Mat 26: 41).
Bukan
lantas berarti iman itu tidak ada gunanya. Iman tetap dibutuhkan. Akan tetapi,
iman yang kuat ini harus ditunjang dengan sikap rendah hati dan penuh syukur.
Orang yang memiliki sikap syukur akan dijauhi keinginan untuk korupsi, karena
ia senantiasa mensyukuri apa yang ada pada dirinya. Ia tida mudah jauh kepada
sikap iri hati atau serakah, yang menjadi benih korupsi.
Di
samping itu, diperlukan juga sistem transparansi laporan keuangan. Iman yang
dibantu dengan transparansi akan membuat orang tahan akan godaan uang.
Transparansi merupakan salah satu langkah pencegahan agar orang tidak larut
dalam godaan uang dalam tindakan korupsi. Dengan transparansi, kita melibatkan
orang lain sebagai pengontrol, sehingga bukan kita sendiri yang menghadapi
godaan korupsi. Karena korupsi itu tumbuh dalam suasana ketertutupan.
diambil dari tulisan 7 tahun lalu