Sabtu, 21 Desember 2013

(DRAMA) Yesus Lahir di Papua

YESUS  LAHIR  DI  PAPUA
Drama  Satu  Babak
Komentator: Selamat malam saudara/i, selamat datang di Pentas Malam Hiburan ini. Kami datang sebagai saudara seiman, sekasih dan sepengharapan untuk menghibur Anda sekalian. Tinggalkanlah duka, lepaskanlah luka; mari sejenak kita bersuka dan beria.
Kami dari Seminari Menengah St Fransiskus Asisi datang menghibur Anda dengan sebuah drama mini berjudul “Yesus Lahir di Papua”. Lho.., lho..2x, apa tidak keliru judul ini? Yesus itu kan lahir di Betlehem yang di Israel. Koq di Papua?
Anda bingung kan? Saya juga bingung. Nah, daripada kita mati dalam kebingungan, mari kita lihat saja dramanya. (Layar dibuka. Situasi hutan kecil pada sore hari)

Adegan I
( Maria masuk dgn membawa kayu bakar dan hipere. Di tengah jalan ia bertemu dgn malaikat )
Gabriel    : (Berlutut memberi hormat) Salam Maria, penuh rahmat. Tuhan sertamu!
Maria      : (Terkejut) Siapa kamu? Koq tau nama saya?
Gabriel   : (Berdiri) Jangat takut, Maria. Perkenalkan, nama saya Gabriel. Saya ini malaikat, utusan Tuhan.
Maria   : Malaikat? (Berjalan ke belakang Gabriel) Koq tidak ada sayapnya? Mana sayapmu? Bukankah setiap malaikat punya sayap?
Gabriel    : (Tertawa) Itu sih cerita dulu. Versi Eropa. Sekarang kita di sini. Di Papua, tau!
Maria      : Lalu, ada apa kamu datang ke Papua?
Gabriel  : Saya mau menyampaikan kabar gembira kepadamu. Dengar, sesungguhnya kamu telah mengandung…
Maria      : Apa? Mengandung? Aku hamil? Mustahil! Itu tidak benar. (Meletakkan bawaan)
Gabriel    : Itu benar, Maria.
Maria    : Kau bohong! Kau penipu! Kamu kira saya ini sama seperti gadis-gadis lain yang mau melakukan hubungan seks sebelum nikah? Memang, di Papua ini tingkat seks bebasnya tinggi. Ada banyak pelajar sudah terlibat dalam seks sebelum nikah. Waktu pacaran saja mereka sudah berani melakukan hubungan intim.
Gabriel : Saya tau. Memang, pelajar-pelajar sekarang tidak lagi memikirkan pelajaran dan cita-citanya, tapi malah seks dan narkoba.
Maria     : Dan kamu pikir saya seperti mereka? Saya memang sudah bertunangan dan kami tinggal serumah, tapi kami belum pernah sekalipun berhubungan badan. Pernikahan itu adalah sakral, jadi kami tunggu resmi dulu secara agama baru kami melakukannya.
Gabriel    : Saya tau. Saya tau kalau kamu masih perawan.
Maria      : Lalu, kenapa kamu bilang saya hamil?
Gabriel  : Makanya, dengar dulu pembicaraan saya. Jangan langsung dipotong! Dengar baik-baik, kamu akan mengandung dari Roh Kudus. Karena itu, anak yang kamu kandung itu adalah Anak Tuhan.
Maria    : (Kaget) Apa?! Aku mengandung Anak Tuhan? (Diulang beberapa kali sampai terduduk) Kenapa aku? Ada apa dengan saya? (Hening sejenak)
Gabriel  : Ini adalah rencana Tuhan. Dan Tuhan memilih kamu. Bagaimana? Apa kamu bersedia menjadi Ibu Tuhan? (Hening sesaat)
Maria     : Aku ini hamba Tuhan. Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu (Gabriel keluar dan Maria melanjutkan perjalananya)

Adegan II
( Ada beberapa pemuda masuk. Mereka membawa botol  miras. Mereka duduk )
Vicki   : Tau tidak, kemarin saya ke Sentani belok kiri. Cewek-ceweknya sekarang cantik-cantik dan mulus. Bersih.
Anton   : Jangan percaya dengan penampilan luar. Bisa menipu. Luarnya boleh bersih, tapi dalamnya penyakitan.
Maxi    : Benar sobat! AID’s misalnya. Kita tak bisa mengenal orang yang sudah kena AID’s
Anton  : HIV/AID’s merupakan penyebab terbesar kematian orang Papua. Dan itu sebagian besar disebabkan oleh hubungan seks yang bebas dan liar.
Alex     : Vick, kamu masih pacaran sama Lia, kan? Ntar kamu tulari lagi si Lia.
Vicki    : Ah, cuma sekali saja koq.
Maxi    : HIV/AID’s itu tidak tergantung banyaknya kita melakukan hubungan badan. Biarpun hanya sekali, tapi kalau…..
Vicki    : Alaa…, sudah, sudah. Lebih baik kita minum-minum.
Anton  : Miras juga pembunuh terbesar kedua setelah HIV/AID’s. Tapi itu karena mereka mabok. Kalau tidak mabok kan tidak apa-apa.

Adegan III
( Maria masuk. Para pemuda minum sambil bisik-bisik )
Vicki    : Selamat sore, Adik! Jalan sendirian kah?
Maria  : (Lihat ke kiri, kanan dan belakang) Kamu kan sudah tau saya jalan sendirian. Pakai tanya lagi. Dasar orang mabok! (berjalan pelan)
Vicki    : Cewek, godain kita donk!?
Maria   : Dasar laki-laki. Godaan miras saja tidak bisa kamu lawan, kini minta godaan lagi. (berjalan keluar)
Vicki    : Adik, kakak temani pulang ya!?
Alex     : Vick, itu kan pacarnya Yosef.
Maxi    : Kalau tak salah dengar mereka sudah bertunangan.
Anton  : Jangan kita ganggu orang yang sudah tunangan. Lebih baik kita habiskan minuman kita lalu pulang. (Mereka melanjutkan minum dan layar ditutup perlahan)

Adegan IV
( Situasi di rumah. Yosef sedang gelisah )
Yosef  : Bagaimana ini bisa terjadi? Akh, tidak mungkin. Tidak mungkin. Kami belum pernah melakukannya. Mustahil. Pasti itu berita bohong. Tidak mungkin Maria hamil. Tapi, beberapa bulan lalu dia sering mual-mual mau muntah. Jangan-jangan dia selingkuh. Kan cewek-cewek sekarang begitu. Tapi, apa Maria seperti itu?
Gabriel  : (Masuk) Selamat malam, Yosef!
Yosef     : (Terkejut) Si…siapa kamu? Koq tiba-tiba masuk ke sini?
Gabriel  : Pintunya terbuka, sih. Begini Yosef, saya ini Gabriel, malaikat Tuhan. Saya mau beritau soal Maria.
Yosef     : Kamu jangan membuat saya tambah bingung.
Gabriel  : Tentu tidak. Begini, Maria memang sedang hamil. Janin yang ada di rahimnya itu adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak cowok dan engkau harus beri nama Dia Yesus. Dialah yang akan menyelamatkan umat manusia dari dosa mereka.
Yosef     : Tapi, kenapa harus begini?
Gabriel  : Hal ini terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi, “Sesungguhnya anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel.”
Yosef     : Ooo..begitu.
Gabriel  : Jadi, kamu jangan menceraikan Maria. Tetaplah kamu hidup bersamanya.
Yosef  : Baiklah kalau memang itu yang dikehendaki Tuhan. Tapi, kira-kira berapa usia kandungannya?
Gabriel  : Jalan 5 bulan. Oke, tugas saya sudah selesai. Sekarang saya pamit dulu (Malaikat Gabriel keluar)

Adegan V
( Maria masuk. Yosef sedang melamun )
Maria     : Kak! (Menggoyang bahu Yosef) Kak! Kak Yosef!
Yosef     : (Kaget) Ada apa, Maria?
Maria   : Saya yang seharusnya bertanya pada kakak (duduk). Saya panggil-panggil tidak nyahut. Saya goyang kaget. Ada apa?
Yosef     : Tidak ada apa-apa.
Maria     : Melamun ya? Pasti melamun cewek lain.
Yosef   : Tidak mungkin saya melamun cewek lain. Saya bukan tipe cowok yang suka gonta-ganti pasangan. Cinta itu satu untuk selamanya. Cinta itu tak bisa dibagi-bagi. Yang dapat dibagi-bagi itu nafsu.
Maria    : Tapi, kenapa ya sekarang orang suka membagi-bagi nafsu.
Yosef   : Sebenarnya, orang-orang itu dikendalikan nafsu. Manusia yang seharusnya menjadi tuan atas nafsu, eh malah menjadi budak nafsu. Makanya ke sana ke mari mereka sibuk mengumbar nafsu. Tanam sana tanam sini.
Maria    : Jadi seperti binatang aja ya. (Hening sejenak) Kak, adik mau tanya.
Yosef    : Tanya apa?
Maria    : Kakak suka minum miras tidak?
Yosef    : Adik tak perlu cemas. Kakak tak suka mabok. Manusia itu harus lebih unggul dari ciptaan lain. Kita harus mengendalikan miras, bukan miras yang kendalikan kita. Orang mabok adalah orang yang dikendlikan oleh miras sehingga ia mau aja tidur di got.
Maria    : Eh, ngomong-ngomong kita makan malam dulu. Tadi saya sudah siapkan. (Berjalan keluar, tapi tiba-tiba ada ketukan)

Adegan VI
( Yosef berjalan ke pintu. Kepala desa masuk )
Yosef    : Oo.., bapak. Silahkan masuk, pak! Duduk, pak! (Kepada Maria) Dik, siapkan kopi buat bapak kades.
Kades     : Tidak usah. Jangan repot-repot. Saya sebentar saja. Cuma mau kasih surat ini.
Yosef      : Surat apaan? (Mengambil, membuka dan membacanya)
Kades     : Soal sensus. Ini kebijakan pemerintah pusat.
Yosef      : Jadi, kami harus pindah? (Kades mengangguk)
Maria      : (Mengambil surat) Pindah kemana kita, kak?
Kades    : Kalau menurut surat itu, harus ke tempat asal suami. Tapi bukan sekarang. Ada rentang waktu 3 bulan lebih. Jadi kalian ada persiapan. Mungkin tanah dan rumah kalian mau dijual atau disewakan. Nanti akan saya bisa urus.
Yosef      : Terima kasih, pak. Nantilah kami pikirkan dulu.
Kades     : Oke kalau begitu, saya pamit dulu.
Maria     : Silahkan. Terima kasih banyak, pak. (Semua keluar – layar ditutup)

Komentator     : Ooo begitu ternyata kisahnya. Yesus Papua lahir di Papua dengan situasi mirip Papua. Untung ya, Yosef itu baik. Tidak mau menceraikan Maria, meski sudah tau Maria itu hamil. Kira-kira ada tidak ya laki-laki seperti itu di Papua. Pasti ada ya! Dan kita harapkan banyak laki-laki Papua sama seperti Yosef: setia pada istri, tidak suka main seks dan penuh kasih sayang sama istri.
Kapan kira-kira Yosef dan Maria berangkat meninggalkan tempat tinggalnya? Sambil menunggu mereka memikirkannya, mari sejenak kita dengarkan yang mau lewat berikut ini…. (selingan musik band / vocal group)
 Tiga bulan lebih tlah berlalu. Akhirnya Yosef dan Maria pergi meninggalkan tempat tinggal mereka sebelumnya. Mereka berangkat menuju tempat kelahiran Yosef. Karena bersifat sementara, rumah dan kebun mereka sewakan. (Layar dibuka…)

Adegan VII
( Situasi kota kecil. Ada banyak orang lalu lalang dgn sikap cuek. Yosef dan Maria masuk )
Maria     : Kak, kita istirahat dulu ya! Adik sudah letih.
Yosef     : (Mencari tempat) Kita istirhat di sana. (Duduk)
Maria     : Inikah kampung kakak?
Yosef    : Dari namanya sih iya. Tapi dari suasananya lain. Kakak sendiri menjadi seperti orang asing.
Maria    : Nanti kita tinggal di mana?
Yosef    : Inilah yang sedang kakak pikirkan. Kakak menjadi orang asing di kampug halaman sendiri. Sanak keluarga sudah tak saling kenal lagi. Coba saya tanya orang itu dulu. (Yosef berdiri mendekati orang tapi tak mendapatkan jawaban)
Maria    : Bagaimana kak? Dapat jawaban?
Yosef    : (Mengangkat bahu sambil geleng kepala) Manusia jaman sekarang sibuk dengan urusannya sendiri. Tak peduli sama orang lain. Kemajuan teknologi akhirnya memenjarakan manusia dalam dunianya sendiri.
Maria   : Bagaimana dengan kita, kak? Saya sudah tidak tahan lagi.
Yosef   : Mari kita cari tempat penginapan. (Membantu Maria berdiri)

Adegan VIII
( Yosef dan Maria mendekati beberapa tempat, tapi ditolak )
Yosef     : (Mengetuk pintu) Permisi!
Rakyat 1: Ada apa?
Yosef     : Bisakah kami dapat tempat tinggal 2 atau 3 hari. Istri saya mau melahirkan.
Rakyat 1: Aaaa…, saya pikir mau kasih kita sumbangan. Pergi! Pergi sana! Mengganggu acara orang saja. (Keluar dan Yosef berjalan ke tempat lain)
Yosef     : (Mengetuk pintu) Permisi! (Dari dalam terdengar musik keras)
Rakyat 2 : Ada apa?
Yosef      : Bisakah kami dapat tempat tinggal 2 atau 3 hari. Istri saya mau melahirkan.
Rakyat 2 : Di sini bukan tempat untuk lahir, tau! Pergi sana! Tidak tau orang lagi happy.
Yosef      : (Mengetuk pintu) Permisi!
Rakyat 3 : Ada apa?
Yosef     : Kami baru tiba di daerah ini. Saat ini istri saya mau melahirkan. Kami butuh tempat tinggal buat…
Rakyat 3: (Mendorong Yosef) Pergi sana!
Maria     : Aduh kak, sepertinya ketubanku mau pecah. Aduh!
Yosef     : Tahan sebentar, adik. (Membantu Maria duduk)
Maria     : Sepertinya sudah tidak bisa lagi, kak. Sakit! Sakit, kak!
Yosef     : (Bingung dan berteriak) Adakah yang bisa menolong kami? Toloooong………….... (Layar ditutup)

Adegan IX
( Di suatu tempat menjelang malam. Ada beberapa orang sedang menggembalakan ternaknya )
Gembala 1 : Bagaimana engkau punya sapi-sapi itu?
Gembala 2 : Yah, begitulah. Badannya saja yang besar, harganya kecil.
Gembala 1 : Makanya engkau pelihara babi saja seperti aku. Setiap ada pesta orang bakar batu dan pasti cari babi. Harganya… selangit.
Gembala 2 : Karena itu, saya punya rencana mau pelihara babi saja. Sapi saya akan jual. Bagaimana dengan kamu, Van?
Ivan           : Yap, memang lebih baik pelihara babi. Kambing sama sapi sedikit untungnya.
Gembala 3: Tapi, pelihara babi itu ada repotnya. Paling repot berhadapan dengan pencuri. Kalau kambing jarang dicuri.
Ivan           : Hei lihat! Cahaya apa di sana?
Adegan X
( Situasi gelap. Ada satu cahaya masuk bersamaan dengan masuknya malaikat )
Gabriel     : Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa. Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus Tuhan di Papua.
Gembala 2 : Juruselamat? Dia juruselamat kami? (Gabriel mengangguk)
Gembala 3 : Apakah Dia akan membawa kemerdekaan bagi kami?
Gabriel     : Kemerdekaan yang akan Dia bawa adalah kemerdekaan hati, bukan kemerdekaan politis. Apa artinya merdeka kalau korupsi masih merajalela, ketidakadilan, pembodohan dan penindasan masih ada. Merdeka seperti itu hanya sekedar lepas dari mulut singa masuk ke dalam mulut buaya.
Gembala 3 : Kemerdekaan apa yang Dia tawarkan?
Gabriel    : Dia mau menjadikan manusia menjadi manusia, tuan atas ciptaan. Dengan hati yang merdeka, manusia bisa menjadi tuan atas dirinya sendiri dan bisa mengendalikan diri. Dengan kemerdekaan hati manusia tidak lagi dijajah oleh nafsu sehingga menjadi budak nafsu. Tidak lagi dikendalikan oleh miras. Tidak dikuasai oleh materi yang sering membuat dia harus korupsi dan bertindak tidak adil. Dengan kemerdekaan hati Papua akan bebas dari kematian akibat HIV/AID’s dan miras. Papua akan aman, damai dan sejahtera.
Ivan           : Di mana kami bisa menemui Dia? Apa tandanya?
Gabriel     : Inilah tandanya bagimu: kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan sebuah kandang.
Gembala 1 : Kandang? Kandang apa?
Gabriel      : Bekas kandang babi.
Ivan           : Mari teman-teman, kita ke sana lihat.
Gembala 2 : Bagaimana dengan ternak kita? (Malaikat keluar)
Ivan           : Kita bawa juga ke sana.
Gembala 3: Benar. Kita bisa memberi beberapa ternak kita sebagai persembahan kepada-Nya. (Mereka keluar. Layar ditutup)

Adegan XI
( Situasi malam di hutan kecil dengan kandang babi di tengah. Di dalamnya ada Yosef, Maria dan boneka Yesus )
Gembala 2 : (Dari kejauhan) Lihat teman-teman! Itu dia di sana. (Masuk bersama temannya)
Gembala 1 : Selamat malam! Apa kamu Yosef dan Maria?
Yosef         : Benar. Ada keperluan apa kalian ke sini?
Gembala 3 : Kami datang mau melihat dan menyembah Yesus, sang Juruselamat kami.
Yosef         : Dari mana kalian tau tentang ini?
Ivan           : Malaikat Tuhan datang menampakkan diri dan mengatakannya kepada kami.
Gembala 1 : Benar! Kami datang untuk menyembah Dia, karena Dialah Juruselamat kami. Dia akan membawa perubahan dalam hidup ini. (Memberi hormat bersama-sama)
Gembala     : Ya Yesus, terimalah hormat kami!
Gembala 1 : Atas nama teman-teman, saya mempersembahkan 2 pasang anak babi dan seekor kambing. Terimalah, ya Yesus!
Gembala 3 : Saya berjanji untuk berubah. Kelak bila saya menikah, saya tidak mau punya banyak istri. Cukup satu saja.
Gembala 2  : Saya tidak akan pernah minum miras.
Gembala 1  : Saya tidak akan pernah terlibat dalam seks bebas dan narkoba
Ivan            : Saya akan melanjutkan sekolah saya yang telah saya tinggalkan.

Adegan XII
( Serombongan malaikat masuk. Cahaya terang benderang )
Malaikat   : Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di antara manusia yang berkenan kepada-Nya…3x (Layar ditutup pelan-pelan)


by: adrian
(Pernah dibawakan oleh anak-anak Seminari Menengah St. Fransiskus Asisi, Waena, dalam rangka memeriahkan Natal di Arso, Keroom)

Renungan Hari Sabtu Adven III - A

Renungan Hari Sabtu Adven III, Thn A/II
Bac I   : Zef 3: 14 – 18a; Injil       : Luk 1: 39 – 45

Tema sabda Tuhan hari ini adalah sukacita dalam Tuhan. Dalam bacaan pertama dikisahkan bagaimana Tuhan, melalui mulut Nabi Zefanya, mengajak umat Israel untuk bersukacita. Sukacita itu terjadi karena pembebasan. Umat Israel sudah diperbaharui dalam kasih Allah. Tidak ada alasan lagi untuk merasa takut, karena Tuhan senantiasa menyertai umat-Nya.

Sukacita juga terdapat dalam kisah Injil hari ini. Pertama sekali sukacita itu tampak dalam diri Maria dan Elisabeth. Sukacita kedua wanita ini dirasakan juga oleh janin dalam rahim Elisabeth, sehingga “melonjaklah anak yang di dalam rahimnya.” (ay. 41). Dalam Injil ini mau disampaikan bahwa sukacita yang dirasakan Maria, dirasakan juga oleh Elisabeth dan janinnya.

Hari ini Tuhan, melalui sabda-Nya, mau mengajak kita untuk bersukacita dalam-Nya. Alasan sukacita itu adalah bahwa Tuhan senantiasa mencintai kita. Sekalipun kita berdosa, Allah tetap mencurahkan kasih-Nya. Kasih Allah akan membaharui kita. Namun satu hal yang perlu disadari adalah bahwa Allah menghendaki supaya sukacita yang kita alami dan rasakan itu hendaknya dibagikan juga kepada sesama. Tuhan menghendaki agar kita berbagi sukacita.

by: adrian