Sabtu, 30 April 2016

Orang Kudus 30 April: St. Yosef-Benedik Cottolengo

SANTO YOSEPH BENEDIKTUS COTTOLENGO, PENGAKU IMAN
Yoseph Benediktus Cottolengo lahir di Italia pada 3 Mei 1786 dari keluarga yang sangat bersahaja. Ia masuk seminari di Turin dan ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1811. Kemudian ia melanjutkan studinya hingga meraih gelar doktor dalam ilmu ketuhanan.
Sempat berkarya sebagai pastor paroki di Bra dan Corneliano d’Alba, Yoseph lalu memutuskan untuk bergabung dengan Ordo Corpus Christi dan menjadi Canon di Gereja Tritunggal Turin. Selama beberapa tahun Yoseph menjalani panggilan imamatnya lebih sebagai sebuah karier daripada sebuah panggilan.
Pada suatu malam Yoseph diminta untuk mengunjungi seorang wanita miskin yang terbaring di tempat tidur karena menderita sakit parah dan sangat membutuhkan pengobatan. Namun wanita tersebut telah ditolak dimana-mana karena tidak mempunyai uang. Yoseph mendampinginya sepanjang penderitaannya itu: mendengarkan pengakuan, memberikan absolusi kepadanya, menerimakan komuni dan sakramen minyak suci. Dia pun mempermandikan anak perempuannya yang baru dilahirkan dan menyaksikan ibu dan anak tersebut meninggal bersama-sama di tempat tidur. Trauma yang ditimbulkan pada malam itu mengubah pandangannya terhadap panggilan imamatnya.
Pada tahun 1827 Yoseph membuka sebuah pondok kecil untuk menampung orang-orang sakit dan tuna wisma. Ia menyewa sebuah kamar, mengisinya dengan berbagai tempat tidur dan mencari para sukarelawan. Tempat itu berkembang, dan dia memperoleh bantuan dari para Bruder dan Suster Santo Vincensius. Saat wabah penyakit kolera merebak pad atahun 1831, polisi menutup tempat itu karena mereka menyangka tempat itu menjadi sumber penyebaran penyakit tersebut.

Orang Kudus 30 April: St. Benediktus Urbino

BEATO BENEDIKTUS URBINO, PENGAKU IMAN
Mark Passionei lahir pada 13 September 1560 di Urbino. Ia berasal dari keluarga bangsawan Passionei. Ayahnya adalah Dominic Passionei dan ibunya adalah Magdalen Cibo. Mark adalah anak ketujuh dari 11 bersaudara. Ayahnya meninggal dunia ketika ia berumur 4 tahun dan saat ia berusia 7 tahun giliran ibunya meninggal.
Mark kemudian belajar hokum di Perugia dan Padua, dan memperoleh gelar doktor dalam usia yang masih muda. Ia kemudian bekerja pada rumah tangga Kardinal Peter Jerome Albani di Roma, tetapi ia berhenti tak lama bekerja. Salah satu alasannya untuk berhenti adalah keinginannya untuk menjawab panggilan Tuhan.
Tak lama setelah berhenti, Mark bergabung dengan Ordo Fransiskan Kapusin di Fano pada 1584. Ia memperoleh nama baru: Benediktus. Pada tahun 1590 Benediktus ditahbiskan sebagai seorang imam, dan ia banyak berkotbah di desa dan juga di kota besar. Pad atahun 1600 ia dikirim menuju Bohemia bersama Santo Laurensius Brindisi. Di sana mereka melawan ajaran sesat Protestanisme, dan menumbuhkan kembali iman katolik umat. Benediktus kembali pada tahun 1602 dan terus berkarya sebagai pengkotbah.
Benediktus Urbino meninggal dunia pada 30 April 1625 di Fossombrone, Italia, setelah menderita hernia. Pada 15 Januari 1867 ia dibeatifikasi oleh Paus Pius IX.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 30 April: St. Maria Guyart

SANTA MARIA GUYART, PENGAKU IMAN
Maria lahir pada 28 Oktober 1599 di Tours, Perancis. Ayahnya, Florent Guyart adalah seorang pedagang, dan ibunya, Jeanne Michelet masih memiliki hubungan dengan keluarga bangsawan Barbon de la Bourdaisiere. Sejak kecil Maria sudah hidup dengan kekudusan dan juga merasakan panggilan Tuhan. ketika berusia 17 tahun Maria menuruti kehendak orangtuanya untuk menikah dengan Claude Martin, seorang produsen sutra.
Dari pernikahannya, mereka dikaruniai seorang putera. Akan tetapi pernikahan mereka hanya berlangsung selama dua tahun, karena Martin meninggal dunia. Maria kembali kepada orangtuanya dan tidak ingin menikah lagi. Maria kemudian bekerja sebagai penyulam.
Pada 25 Maret 1620, Maria mendapat penglihatan yang mengubah jalan hidupnya untuk kembali pada panggilannya. Pada Januari 1621 ia menitipkan anaknya kepada saudarnya, dan pada 25 Janauri 1621 Maria bergabung dengan Ordo Ursulin di Tours. Pada awalnya, Claude, anaknya, menolak keputusannya, bahkan ia ingin menerobos biara Ursulin, tetapi tidak berhasil. Setelah diberikan pengertian, Claude akhirnya dapat menerima, dan ia pada akhirnya menjadi seorang imam Benediktin dan menulis biografi ibunya.
Pada tahun 1633 Maria mengucapkan kaul terakhirnya, dan memilih nama Maria dari Inkarnasi. Maria kemudian memperoleh lagi sebuah penglihatan untuk pergi ke sebuah tempat bernama Kanada. Maria mencari dukungan dan dana untuk pergi ke Kanada. Setelah dana terkumpul, pada 3 April 1639, ia pergi bersama Marie Madeliene de la Petrie, seorang pendukung utamanya, dan beberapa biarawati lainnya. Mereka tiba di sebuah tempat yang kemudian hari dikenal dengan nama Quebec.
Pada tahun 1641 biara Ursulin berdiri, dan Maria menjadi superiornya. Maria belajar bahasa setempat dari para yesuit yang sudah terlebih dahulu berada di sana. Maria menuliskan kamus Algonquin, Iroquois, Montagnais dan Ovendat. Selain itu Maria juga menuliskan katekismus dalam bahasa Iroquois. Selain itu Maria mengawasi pembangunan kembali biara Ursulin setelah terjadi kebakaran pada 29 Desember 1650. Pembangunan biara itu baru selesai pada 29 Mei 1651.
Maria Guyart meninggal dunia pada 30 April 1672 di Quebec, Kanada. Pada 22 Juni 1980 ia dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II, dan pada 3 April 2014 ia kanonisasi oleh Paus Fransiskus.
Baca juga orang kudus hari ini: