Jumat, 27 November 2015

Salah Paham Maksud Romo

Minggu pertama Desember, Romo Anto pindah ke Paroki Gembala Baik. Hari pertama ia berkenalan dengan beberapa karyawan pastoran. Salah satunya Bi Inem, yang biasa membersihkan ruang pastoran.
Suatu hari Bi Inem menyampaikan keinginannya untuk membersihkan kamar Romo Anto, karena sudah seminggu sejak Romo Anto masuk, kamar itu belum dibersihkan.
Bi Inem        : Maaf Romo, apa boleh saya mau bersihkan kamar Romo. Saya takut dibilang langcang kalau saya langsung saja membersihkannya, makanya saya tanya dulu.
Rm. Anto     : Bi…, rumah ini adalah rumah kita buat semua. Tak perlu sungkan-sungkan segala. Ini milik kita bersama.
Keesokan harinya, pastoran kedatangan tamu dari Badan Kerjasama antar Gereja. Kebetulan pastor paroki yang lama menjabat sebagai bendahara, dan jabatan itu diteruskan oleh pastor paroki yang baru. Ketika asyik ngobrol dengan para tamu, tiba-tiba Bi Inem muncul di depan pintu.
Bi Inem        : Romo, Romo, tolong…, di ruang rekreasi di bawah tempat tidur kita ada tikus. Saya takut!
Terlihat wajah Romo Anto memerah karena malu mendengar kata-kata polos Bi Inem. Ia hanya bingung sementara para tamu hanya saling berpandangan dan senyum-senyum saja.
edited by: adrian
Baca juga humor lainnya:
Soal Haram

Renungan Hari Jumat sesudah HR Kristus Raja - Thn I

Renungan Hari Jumat Biasa XXXIV, Thn B/I
Bac I  Dan 7: 2 – 14; Injil          Luk 21: 29 – 33;
Injil hari ini masih melanjutkan pengajaran Tuhan Yesus tentang akhir jaman. Dalam Injil hari ini, Tuhan Yesus mengajar dengan menggunakan perumpamaan pohon ara. Di sini Tuhan Yesus mau mengajak para murid-Nya untuk bisa membaca tanda-tanda jaman, atau tanda-tanda akhir jaman. Dengan kemampuan membaca tanda-tanda jaman ini, orang akan dapat mengetahui kedatangan kerajaan Allah. Dan jika sudah dapat mengetahui, tentulah orang akan mengadakan persiapan diri. Dengan demikian mereka akan mendapatkan keselamatan.
Kemampuan membaca tanda-tanda jaman diperlihatkan oleh Daniel dalam bacaan pertama, yang masih diambil dari Kitab Nabi Daniel. Di sana dikatakan bahwa Daniel melihat sebuah penampakan. Ada begitu banyak hal yang bisa dijelaskan dalam kisah penglihatan itu. Namun satu hal yang harus diingat adalah soal kehancuran akibat kesombongan di hadapan Allah. Ini menyiratkan bahwa Allah tidak berkenan pada kesombongan atau keangkuhan. Allah berkenan pada kerendahan hati dan kelemah-lembutan, yang tampak dalam sosok anak manusia. Jadi, di sini Daniel mau mengajak umat untuk membangun sikap rendah hati.
Sabda Tuhan hari ini mau mengajak kita untuk belajar membaca tanda-tanda jaman. Kemampuan untuk membaca tanda-tanda jaman bukan lantas berarti kita dapat menyombongkan diri, melainkan supaya kita mempersiapkan diri. Banyak orang, ketika memiliki karunia membaca tanda-tanda zaman, merasa dirinya hebat dan dibutuhkan orang. Tuhan tetap menghendaki agar kita bersikap rendah hati. Allah tidak suka akan kesombongan atau keangkuhan diri. Tuhan suka pada orang yang mempunyai sikap rendah hati. Bahwa Allah berkenan pada orang yang rendah hati, sudah terungkap dalam kidung Maria (Luk 1: 46 – 55).***
by: adrian