Senin, 31 Juli 2023

ADAM DAN HAWA DALAM AGAMA YAHUDI, KRISTEN DAN ISLAM

Agama sering diartikan sebagai kumpulan aturan atau ajaran. Umumnya orang mengenal tiga agama (Yahudi, Kristen dan Islam) sebagai agama samawi.  Kata ‘samawi’ berasal dari bahasa Arab, dari kata As-Samawat yang berarti ‘langit’. Karena itu, agama samawi dapat dipahami sebagai agama langit, karena para penganutnya percaya bahwa agamanya dibangun berdasarkan wahyu Allah. Langit dianggap sebagai tempat tinggal Allah.

Ketiga agama samawi ini disatukan oleh satu tokoh yang sama, yaitu Abraham (islam: Ibrahim). Karena itu, agama samawi dikenal juga dengan istilah agama Abrahamik atau agama Ibrahimiyyah. Abraham diyakini sebagai orang pertama yang membawa tradisi monoteis. Karena itu juga, ketiga agama ini dikenal sebagai agama monoteistik. Namun, tidak semua agama monoteistik adalag agama Abrahamik.

Sekalipun bersatu pada sosok Abraham, namun banyak pemeluk agama Yahudi, Kristen dan Islam menolak pengelompokan seperti ini (agama samawi). Mereka melihat bahwa sekalipun “satu”, tapi pada dasarnya dan intinya ketiga agama ini mengandung gagasan-gagasan berbeda seperti Abraham sendiri, kitab suci bahkan konsep ketuhanan serta nama Tuhan. Misalnya, soal kitab suci, kitab suci Yahudi diterima oleh Kristen, sementara kitab suci Islam lain tersendiri; malah Islam menilai kitab suci Yahudi dan Kristen sekarang palsu. Konsep ketuhanan Yahudi dan Islam memiliki kemiripan, sementara Kristen lain sendiri.

Perbedaan lain adalah soal Adam dan Hawa. Karena kitab suci Yahudi menjadi bagian dari kitab suci Kristen (disebut Perjanjian Lama), maka kisah tentang Adam dan Hawa untuk kedua agama ini adalah sama. Sementara itu, kitab suci agama Islam lain sendiri, yang membuat kisah Adam dan Hawa juga berbeda dari kedua agama samawi lainnya. Kenapa bisa berbeda? Kisah manakah yang benar?

Banyak tokoh Islam sudah menyatakan bahwa kitab suci agama Yahudi dan Kristen sudah dipalsukan (bdk. QS Ali Imran: 78). Jadi, kisah merekalah yang paling benar. Sementara Yahudi dan Kristen tidak pernah menyatakan kisah mereka paling benar dan yang lain palsu. Tulisan ini tidak bermaksud mencari kebenaran kisah tersebut. Tulisan ini hanya memaparkan perbedaan itu, dan membiarkan pembaca sendiri menilai.

Adam dan Hawa dalam Yahudi dan Kristiani

Kisah Adam dan Hawa dalam dua agama ini dapat dibaca di Kitab Kejadian. Kisah ini terkait dengan kisah penciptaan. Nama Adam dan Hawa sendiri tidak muncul dalam kisah itu. Kitab Kejadian hanya menggunakan istilah “manusia itu” untuk menyebut Adam, sedangkan Hawa disebut dengan istilah “perempuan itu”. Nama Adam dan Hawa baru muncul setelah peristiwa kejatuhan manusia pertama ke dalam dosa. Awalnya nama Hawa (Kej 3: 20), baru kemudian nama Adam (Kej 4: 25). Dalam tulisan ini, kami langsung menggunakan nama Adam dan Hawa dalam kisah penciptaan.

Setelah menciptakan segala-galanya Allah kemudian menciptakan Adam dan Hawa. Awalnya Allah menciptakan Adam. Allah membuat Adam dari debu tanah, lalu menghembuskan nafas hidup ke dalam tubuhnya (Kej 2: 7). Setelah menciptakan Adam, Allah kemudian membuatkan sebuah taman di Eden, yang kemudian dikenal dengan nama Taman Eden (ada juga yang menyebutnya Firdaus). Jika kita membaca soal taman ini dalam Kitab Kejadian 2: 8 – 17, dapatlah disimpulkan bahwa taman ini berada di bumi. Tapi lokasi persisnya tidak ada yang tahu.

Allah merasa kasihan melihat Adam sendirian menikmati kebahagiaan di Taman Eden. Karena itu, Allah menciptakan Hawa sebagai penolong yang sepadan dengan Adam. Hawa diciptakan Allah dari satu tulang rusuk Adam (Kej 2: 18 – 21). Maka hiduplah Adam dan Hawa di dalam Taman Eden. Sekali lagi Taman Eden itu berada di BUMI.

Di dalam taman itu ada satu pohon yang buahnya tidak boleh dimakan. Ini didasarkan pada perintah Allah. “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya.” (Kej 2: 16 – 17). Akan tetapi, justru buah itulah yang dipetik dan kemudian dimakan. Adalah peran iblis, dalam wujud ular, yang membuat Hawa melanggar perintah Allah. Hawa memetik buah pohon itu dan memakankan, lalu memberikannya juga kepada Adam (Kej 3: 1 – 6). Dan sekali lagi, peristiwa ini terjadi di BUMI. Karena peristiwa itu, Allah mengusir Adam dan Hawa dari Taman Eden (Kej 3: 23 – 24).

Adam dan Hawa dalam Islam

Sama seperti dua agama samawi terdahulu, kisah Adam dan Hawa dalam Islam di sini diambil dari Al Quran. Kami menggunakan Al-Quran dan Terjemahannya yang diterbitkan oleh Departemen Agama RI edisi revisi tahun 2006 serta beberapa Al Quran online sebagai rujukan. Al Quran memuat kisah Adam dalam beberapa surah, di antaranya Al-Baqarah: 30 – 38 dan Al-Araf: 11 – 25.

Berbeda dengan versi Kitab Kejadian, kisah Adam (dan Hawa) dalam Islam bukan dalam bentuk narasi yang enak dibaca. Dari dua surah yang disebut di atas, orang awam akan kesulitan untuk menentukan alur ceritanya dari mana. Akan tetapi, kita akan ambil beberapa poin.

Kamis, 27 Juli 2023

DIALOG IMAGINATIF#4


 Dialog imaginatif adalah sebuah dialog fiktif. Dialog ini murni direkayasa. Dapat dipastikan dialog ini tak pernah terjadi dalam kehidupan nyata. Namun bukan lantas berarti dialog ini tak punya makna. Ada pesan yang hendak disampaikan dalam dialog tersebut.

Selasa, 25 Juli 2023

TAK SEMUA ORANG TERPANGGIL UNTUK MENIKAH

Ada orang merasa aneh melihat sesamanya yang sudah berusia 30 tahun bahkan lebih belum juga menikah; atau melihat pastor dan suster tidak menikah. Tak jarang orang-orang seperti ini disematkan label negatif seperti ‘orang tak laku’ atau ‘perawan tua’ bahkan dicurigai sebagai kaum homoseks. Di balik pemikiran ini terbersit bahwa menikah itu sebuah kewajiban; bahwa setiap orang harus menikah. Hal ini sering membuat banyak orang gelisah, ketika menginjak usia 30-an belum juga menemukan jodoh. Apakah Gereja Katolik mengajarkan demikian?

Tidak. Dalam Ketekismus Gereja Katolik (KGK) ditegaskan bahwa tidak semua orang dipanggil untuk menikah. Memang kepenuhan hidup terdapat dalam hidup menikah, namun orang-orang yang hidup selibat pun dapat mencapai kepenuhan hidup. Yesus Kristus menunjukkan cara khusus kepada para murid-Nya; Ia mengajak mereka untuk tidak menikah “demi Kerajaan Sorga” (Mat 19: 12).

Banyak orang yang hidup selibat menderita kesepian. Hal itu mereka anggap sebagai kekurangan dan kerugian. Namun orang yang tidak harus mengurus pasangan atau keluarga juga menikmati kebebasan serta memiliki waktu untuk melakukan hal-hal yang berarti dan penting yang tidak pernah bisa dinikmati oleh mereka yang menikah. Mungkin itu kehendak Allah, bahwa Ia harus mengurus orang yang tidak ada orang lain mengurusnya.

Tentu saja panggilan kristen tidak pernah merendahkan pernikahan atau seksualitas. Selibat yang dilakukan dengan sukarela dapat dilakukan hanya dalam cinta dan karena kasih, sebagai pertanda kuat bahwa Allah lebih penting daripada apa pun. Orang yang belum menikah menolak hubungan seksual, tetapi ia tidak menolak cinta. Dengan penuh kerinduan ia pergi untuk bertemu dengan Kristus, Sang Mempelai yang akan datang (Mat 25: 6).

diambil dari tulisan 6 tahun lalu 

Senin, 24 Juli 2023

DALAM ISLAM IBLIS DAN SETAN ADA DI SURGA

Sorga adalah sebuah istilah yang dipakai dalam dunia keagamaan. Semua agama mempunyai istilah tentang sorga. Umumnya agama-agama melihat sorga sebagai suatu tempat di alam akhirat yang dipercayakan untuk umat yang semasa hidupnya di dunia berbuat kebaikan sesuai ajaran agamanya. Dengan kata lain, bisa dikatakan bahwa sorga merupakan imbalan atau pahala atas amal baik yang telah dilakukan manusia selama hidupnya di dunia.

Lawan dari sorga adalah neraka. Secara sederhana bisa dikatakan bahwa neraka adalah tempat siksaan kekal bagi mereka yang melakukan kejahatan atau selama hidupnya tidak mengikuti ajaran dan perintah Tuhan. Akan tetapi, bagi orang islam, neraka adalah tempat bagi orang-orang kafir (QS Ar-Ra’d: 35, QS Al-Baqrah: 24); sementara orang kafir itu adalah orang yang tidak menganut iman atau agama islam. (Untuk mengetahui konsep kafir ini, silahkan baca: Memahami Kata ‘Kafir’dalam Islam)

Dalam islam, sorga sering dijelaskan dalam berbagai surah di Al Quran sebagai tempat keabadian berupa jannah. Sorga ini disediakan bagi orang-orang yang takwa (QS Ar-Ra’d: 35, QS Muhammad: 15, QS Al-Qasas: 83, QS Al-Hijr: 48, QS Ad-Dukhaan: 55). Sekalipun sudah menyatakan bahwa tempat bagi orang kafir adalah neraka, tidak lantas berarti semua orang islam otomatis masuk sorga (QS Al-Baqarah: 214, QS Al-Imran: 142, QS Al-Ankabut: 2 – 3).

Akan tetapi, ada sedikit yang aneh tentang sorganya orang islam. Bahwa ternyata setan dan iblis ada di sorga. Hal ini dapat dibaca dalam Al Quran surah Al-Araf: 12 – 13 dan ayat 20. Pada ayat 12 – 13 tertulis, “(Allah) berfirman, ‘Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud (kepada Adam) ketika Aku menyuruhmu?’ (Iblis) menjawab, ‘Aku lebih baik daripada dia. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.’ (Allah) berfirman, ‘Maka turunlah kamu darinya (sorga); karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya. Keluarlah! Sesungguhnya kamu termasuk makhluk yang hina.’”

Pada kutipan ayat 12 – 13 ini terlihat jelas dialog antara Allah dan Iblis. Dapatlah dikatakan bahwa dialog itu terjadi di sorga. Inti dialog itu adalah iblis menyombongkan diri di hadapan Adam, yang waktu itu juga berada di sorga (bdk. QS Al-Araf: 19). Kesombongan iblis membuat Allah murka, dan akhirnya mengusir iblis keluar dari sorga. Artinya, sebelum diusir, iblis sudah ada di sorga.

Ayat 20 berbunyi: “Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepada mereka agar menampakkan aurat mereka (yang selama ini) tertutup...” Yang dimaksud ‘mereka’ dalam ayat ini adalah Adam dan Hawa; ini merujuk pada ayat sebelumnya (ayat 19). Pada ayat 19 sangat jelas tertulis bahwa Adam dan Hawa tinggal di sorga. “Dan (Allah berfirman), ‘Wahai Adam! Tinggallah engkau bersama isterimu dalam sorga ....”

Jadi, tampak jelas bahwa dalam surah Al-Araf dikatakan bahwa iblis dan setan ada di sorga. Surah Al-Baqarah mengatakan bahwa mereka yang hidup di sorga bersifat kekal (QS Al-Baqarah: 82, bdk QS Hud: 23). Jika beberapa surah yang telah disebut di atas menyebutkan bahwa sorga diperuntukkan bagi mereka yang takwa, apakah berarti iblis dan setan termasuk makhluk yang takwa? (Silahkan jawab sendiri).

diambil dari tulisan 6 tahun lalu 

Jumat, 21 Juli 2023

TERNYATA ALLAH SWT BUTUH ALQURAN SEBAGAI PEDOMAN


 Alquran diyakini sebagai kumpulan wahyu Allah. Yang tertulis di dalamnya adalah kata-kata Allah. Jadi, sumber utama alquran adalah allah swt. Alquran dilihat sebagai pedoman yang menuntun hidup umat islam. Dengan demikian alquran hadir untuk manusia.

Akan tetapi, membaca ayat-ayat alquran ditemui fakta ternyata alquran bukan hanya untuk manusia saja. Allah juga membutuhkan alquran. 

Selasa, 18 Juli 2023

MELIHAT PERBEDAAN PACARAN DAN PERNIKAHAN

Dewasa ini, hampir semua orang yang menikah pernah menjalani hidup pacaran. Hanya segelintir orang saja yang membangun hidup rumah tangga tanpa melalui proses pacaran. Kenal sebentar, sama-sama suka, langsung nikah. Tidak jarang usia pernikahannya hanya seumur jagung, meski ada juga yang langgeng.

Pacaran bisa menjadi tahap awal bagi pernikahan. Melalui pacaran, orang bisa saling mengenal satu sama lain. Memang harus diakui, selama masa pacaran ada saja yang disembunyikan, entah itu keburukan, kelemahan atau juga kekurangan. Orang selalu menampilkan yang terbaik pada masa pacaran, sekalipun itu palsu. Karena itu, janganlah terlampau kelewat batas dalam berpacaran. Harus diingat, pada pacaran tidak ada ikatan, tidak seperti pada pernikahan.

Pacaran sangat jauh berbeda dengan pernikahan, justru pada pembatasannya. Salah satu batasannya adalah hubungan seks. Hubungan seks hanya diperkenankan pada pernikahan, pada orang yang berstatus suami dan isteri (makanya disebut juga hubungan suami isteri). Selagi pacaran, hubungan ini terlarang. Jadi, jangan berpacaran sampai melampaui batas.

Apa efek seks pra-nikah bagi kehidupan rumah tangga? Karena pada pacaran tak ada ikatan yang kuat antara cowok dan cewek, maka cowok bisa meninggalkan cewek kapan saja dia mau. Bila sudah terlanjur melakukan hubungan seks, maka umumnya cewek dikenal sebagai barang bekas, sedangkan cowok tidak. Sebuah penelitian mengungkapkan beberapa efek lain, yaitu berpotensi untuk menciptakan konflik dalam keluarga, menimbulkan kecemburuan, salah pengertian antar pasangan, konflik soal anak, dll. 

diambil dari tulisan 6 tahun lalu

Senin, 17 Juli 2023

MENGUBAH KEKOSONGAN IMAMAT MENJADI BERLIMPAH

Kehidupan manusia tak pernah berjalan mulus; pasti selalu ada gelombang dalam hidup. Misalnya dalam dunia perdagangan. Kadang situasi dagang sedang bagus sehingga mendatangkan keuntungan yang banyak; dan hal ini tentu membawa sukaacita dan kebahagiaan. Namun kadang situasi dagang sedang sepi dan lesu sehingga keuntungan sedikit, malah justru rugi; dan hal ini akan membawa kedukaan dan stres.

Fenomena ini tak jauh beda dengan diri Petrus dan kawan-kawannya sebagaimana dikisahkan dalam Lukas 5: 1 – 11. Dalam teks tersebut digambarkan bahwa Petrus, Yohanes dan Yakobus adalah orang dengan profesi nelayan. Dikatakan bahwa saat itu perahu mereka kosong. Mereka sudah bekerja semalam-malaman, tapi tak mendapatkan ikan. Tentulah hal ini mendatangkan kelesuan, kedukaan dan frustasi.

Akan tetapi, akhir cerita kisah Petrus dan kawan-kawannya adalah sukacita. Perahu mereka yang awalnya kosong, kini penuh berlimpah, bahkan perahu mereka nyaris tenggelam (ay. 7). Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Memang hal tersebut tak bisa dilepaskan dari mukjizat. Namun ada beberapa faktor yang menunjang terjadinya mukjizat tersebut.

Pertama, membiarkan Yesus masuk ke dalam perahu kosong. Dan Yesus tetap berada di dalam perahu itu hingga perahu itu penuh dengan ikan. Kedua, melakukan sesuatu yang baru. Setelah selesai mengajar, Yesus meminta Petrus untuk bertolak ke tempat yang dalam. “Bertolaklah ke tempat yang dalam, dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” (ay. 4). Semalaman Petrus dan kawan-kawannya sudah mencari ikan, namun tidak mendapatkan hasil. Mereka pulang dengan perahu kosong. Mungkin karena mereka tidak bergerak ke tempat yang dalam, atau mereka hanya berdasarkan kebiasaan saja. Ketiga, melakukan sesuai dengan kehendak Yesus. Petrus adalah seorang nelayan. Sudah bertahun-tahun ia menggeluti profesi itu. Jadi, dari segi pengalaman, Petrus jauh lebih tahu soal danau dan ikan daripada Yesus. Namun, karena Yesus memintanya, Petrus mengikuti saja. “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” (ay. 5).

Jumat, 14 Juli 2023

Membaca Alquran dengan Akal Sehat


Alquran tidak hanya sebatas kitab suci umat islam. Ia dilihat sebagai wahyu Allah. Apa yang tertulis di dalamnya dipercaya sebagai kalimat Allah. Umat islam percaya kalimat-kalimat dalam alquran disampaikan Allah kepada Muhammad. Hanya muhammad satu-satunya orang yang menerima wahyu Allah itu. Jadi, konteks seluruh alquran adalah Allah berbicara dan Muhammad mendengar dan kemudian menuliskannya.

Karena Allah itu maha sempurna, maka apa yang dihasilkan-Nya pun haruslah sempurna. Demikianlah alquran menjadi kitab sempurna. Dikatakan sempurna berarti tidak ada kekeliruan, kesalahan, cacat dan lain sebagainya.

Senin, 10 Juli 2023

ADA UJARAN KEBENCIAN DALAM CERAMAH KEAGAMAAN

Sejak kasus Ahok, persoalan tentang ujaran kebencian menjadi topik hangat. Terakhir korbannya Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Jokowi. Memang kasus tersebut kemudian oleh pihak kepolisian dihentikan. Namun penghentian itu bukan lantas berarti masalahnya selesai. Tentulah pihak pelapor dan mereka yang membenci Jokowi akan menilai bahwa kepolisian berada di bawah tekanan presiden.

Benarkah penghentian itu karena sosok presiden? Jika mencermati permasalahan laporan Muhammad Hidayat, dimana kata yang dipersoalkan adalah ndeso, sama sekali tidak ditemukan adanya unsur ujaran kebencian atau penghinaan. Pernyataan Kaesang sama sekali bukan bertujuan menghina atau merendahkan martabat orang desa. Kata itu sama seperti kata kampungan, yang ditujukan kepada orang yang berpikiran kolot, sempit dan picik. Orang yang berpikiran demikian dapat menghambat perkembangan, baik itu diri sendiri maupun umum. Kata ”kampungan” sama sekali tidak merendahkan martabat orang kampung, karena tidak semua orang kampung itu kampungan.

Kata ndeso atau kampungan bukanlah kata baru dalam khasana bahasa Indonesia. Tapi, mengapa sekarang orang sangat mudah tersinggung dengan kata tersebut? Atau kenapa umumnya sekarang kita mudah sekali merasa tersinggung? Kenapa Muhammad Hidayat melaporkan Kaesang hanya lantaran kata ndeso tapi tak melaporkan begitu banyak orang yang meneriakkan kata kafir? Akarnya adalah kebencian. Rasa benci itu ditujukan pada sosok Jokowi. Kebencian pada seseorang membuat kita tidak bisa melihat hal baik dan positip pada orang lain; yang dilihat adalah keburukan. Itulah yang terjadi pada putra bungsu Jokowi. Sasaran sebenarnya adalah Jokowi, namun batu loncatannya adalah putranya.


Hal ini terjadi pula pada Basuki Tjahaya Purnama, atau yang biasa disapa Ahok. Kebencian pada sosok Ahok membuat orang tidak bisa melihat hal baik dan positip pada dirinya. Apa yang keluar dari dirinya adalah buruk dan jahat, bahkan mengancam islam. Dan sebagaimana yang sudah diketahui, Ahok hanyanya sasaran antara. Sasaran utamanya adalah Jokowi.

Masalah ujaran kebencian memang sudah diatur dalam undang-undang. Bahkan pihak kepolisian menambah dengan surat edaran no. SE/06/X/2015 tentang Penanganan Ujaran Kebencian. Dalam surat edaran itu, disebutkan tujuan dari peraturan ini. Salah satunya adalah demi terpeliharanya kerukunan hidup berbangsa dan bernegara yang berbhineka tunggal ika serta melindungi keragaman kelompok dalam bangsa.

Akan tetapi, bisakah masalah ujaran kebencian ini ditangani secara baik dan benar? Ada satu topik ujaran kebencian yang penanganannya akan menemukan kesulitan, yaitu ceramah keagamaan.

Pada poin 2 (g) surat edaran Kapolri tentang Penanganan Ujaran Kebencian dikatakan bahwa ujaran kebencian itu bertujuan menghasut dan menyulut kebencian terhadap orang dan/atau kelompok masyarakat berdasarkan beberapa aspek, salah satunya adalah agama. Dan poin 2 (h) dijelaskan cara penyampaian ujaran kebencian itu, yang di antaranya adalah ceramah keagamaan. Jadi, ujaran kebencian itu bisa terjadi lewat ceramah keagamaan yang menyulut rasa benci kepada sekelompok agama tertentu.

Menjadi persoalan adalah apakah ceramah keagamaan yang menyampaikan ajaran agama bisa dimasukkan dalam kasus ujaran kebencian atau penistaan? Ada banyak ajaran islam, yang ada dalam Al-Quran bersinggungan dengan agama lain, yang jika dilihat dari sudut pandang tertentu akan dinilai melakukan penistaan.

Misalnya, ketika membahas surah An-Nisa: 157, mau tidak mau ustad atau si penceramah akan mengatakan bahwa Yesus itu tidak pernah disalibkan di kayu salib. Yang mati di kayu salib itu adalah orang yang menyerupai Yesus. Jika orang kristen memakai cara berpikir MUI yang memfatwa Ahok telah melakukan penistaan agama dan ulama, maka hal demikian pula seharusnya terjadi. Menjadi persoalannya, bisakah ustad atau penceramahnya dijerat dengan kasus penistaan agama? Tentu tidak mungkin, karena si ustad atau penceramah tengah menyampaikan ajaran agamanya. Menjerat ustad atau penceramah dengan jerat ujaran kebencian sama saja berarti penjerat ajaran agamanya. Apakah ini bukan merupakan penistaan terhadap agama islam.

Atau ketika membahas surah Al-Maidah: 41, mau tak mau penceramah akan mengatakan bahwa Alkitab sudah dipalsukan. Bukan tidak mungkin penceramah juga akan mengutip surah Al-Baqarah: 75 untuk semakin menguatkan argumennya. Jika orang kristen memakai cara berpikir MUI yang memfatwa Ahok telah melakukan penistaan agama dan ulama, maka orang kristen juga bisa menjerat si penceramah telah melakukan penistaan agama. Menjadi persoalannya, bisakah penceramahnya dijerat dengan kasus penistaan agama? Tentu tidak mungkin, karena si penceramah menyampaikan ajaran agamanya. Menjerat penceramah dengan jerat ujaran kebencian sama saja dengan penjerat ajaran agamanya. Apakah ini bukan merupakan penistaan terhadap agama islam.

Inilah contoh betapa peliknya menangani kasus ujaran kebencian, apalagi yang berbasis agama. Bagaimana mungkin menjerat seseorang dengan pasal ujaran kebencian, padahal orang itu sedang menyampaikan pengajaran agamanya dalam sebuah ceramah keagamaan. Seorang tokoh agama punya kewajiban untuk menyampaikan ajaran agamanya, karena itu sudah merupakan perintah Allah. Nah, apakah karena penyampaian dalam ceramah itu dia harus ditangkap dan diproses hukum?

Diambil dari tulisan 6 tahun lalu 

Jumat, 07 Juli 2023

DIALOG IMAGINATIF PART 3


Dialog imaginatif bisa disamakan dengan dialog fiktif. Dialog tersebut hanyalah rekayasa semata. Namun bukan berati dialog itu tidak penting. Dia memiliki nilai. Ada pesan yang hendak disampaikan lewat dialog itu. 

Rabu, 05 Juli 2023

SUNGGUHKAH ALLAH SWT MAHATAHU DAN MAHABENAR

Bagi orang yang suka akan ilmu alam tentu sudah tak asing lagi dengan teori geosentris dan teori heliosentris. Sekarang ini dunia mengakui kebenaran teori heliosentris. Teori ini telah menggantikan teori sebelumnya, yaitu teori geosentris. Namun, selama ini dunia hanya tahu bahwa permasalahan teori heliosentris hanya melibatkan Gereja Katolik saja. Seolah-olah konflik seputar teori ini hanya terjadi antara Gereja Katolik dan dunia Ilmu Pengetahuan yang diwakili oleh Galileo Galilei.

Memang sejarah mengungkapkan ada pertentangan antara Gereja Katolik dan Galileo Galilei. Akar persoalannya adalah pernyataan Galileo yang mendukung pendapat Nicolas Copernikus tentang matahari sebagai pusat tata surya (dikenal dengan teori heliosentris). Pendapat Copernikus ini bertentangan dengan pendapat umum yang sudah bertahan puluhan abad bahwa yang menjadi pusatnya adalah bumi. Pendapat umum ini dikenal dengan teori geosentris.

Gereja Katolik berada di balik pendapat umum tersebut. Ia mendukung teori geosentris. Dasar dukungannya ada pada Kitab Suci, yaitu Kitab Pengkhotbah 1: 5 yang berbunyi “Matahari terbit, matahari terbenam, lalu  terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali.” Membaca teks ini sangat jelas ada proses pergerakan matahari. Yang tetap adalah bumi, sedangkan matahari bergerak.

Geosentris: Al-Quran vs Alkitab

Sebenarnya bukan cuma kitab suci orang Yahudi dan Kristen saja yang mendukung pendapat teori geosentris. Al-Quran juga ternyata memuat teori ini. Jika kitab suci orang Yahudi dan Kristen hanya sekali saja memuat konsep geosentris (Kitab Pengkhotbah 1: 5), konsep ini tersebar di beberapa surah dalam Al-Quran. Malah ada surah begitu jelas mengatakan bahwa matahari bergerak pada orbitnya. Berikut ini petikan-petikan surah yang menerangkan teori geosentris (kami menggunakan Al-Quran terbitan Departemen Agama RI tahun 2006).

Surah Ibrahim: 33, “Dan Dia telah menundukkan matahari dan bulan bagimu yang terus-menerus beredar (dalam orbitnya)... “

Surah Al-Anbiya: 33, “Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya.”

Surah Yasin: 38, “dan matahari berjalan di tempat peredarannya...”

Surah Yasin: 40, “Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya.”

Surah Ar-Rahman: 5, “Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan.”

Senin, 03 Juli 2023

MUHAMMAD DAN YESUS DI MATA UMAT ISLAM DAN KRISTEN

Bagi orang islam, orang kristen adalah kafir. Dapat dipastikan banyak umat islam tak paham kenapa orang kristiani disebut demikian. Yang mereka tahu adalah Allah sudah mengatakan demikian. Karena sudah tertulis begitu di Al Quran, maka orang islam pun menyebut para murid Kristus itu sebagai kafir, tak peduli bahwa kata “kafir” merupakan bentuk penghinaan yang luar biasa kasar. Umat islam juga tidak mau bertanya kenapa pada bagian awal Al Quran, orang kristen disebut sebagai ahli kitab, sedangkan bagian lain berubah menjadi kafir.

Ada banyak hal yang tidak bisa dipahami oleh orang islam terhadap orang kristen. Salah satunya adalah sosok Yesus Kristus, yang bagi umat kristiani diyakini sebagai Tuhan Allah tapi tidak bagi umat muslim. Karena tidak bisa memahami, pada akhirnya mereka “menyerang” atau menyalahkan orang kristen. Umat islam tidak bisa memahami kenapa orang kristen menganggap Yesus itu Allah/Tuhan. Karena masalah inilah orang kristen disebut kafir. (Baca: Memahami Kata Kafir menurut Islam)

Umat islam menolak keallahan Yesus karena didasari pada argumen bahwa Yesus sendiri tak pernah menyebut diri-Nya Allah/Tuhan. Sumber yang dipakai adalah Kitab Suci Perjanjian Baru, khususnya keempat Injil. Malah umat islam sering menggunakan teks Kitab Suci yang seakan “melawan” keallahan Yesus. Misalnya, Markus 12: 29, yang merupakan pengulangan dari Kitab Ulangan 6: 4. Karena itu, umat islam tidak mengerti kenapa orang kristen mengimani Dia sebagai Allah? (Baca: Telaah Kritis atas Pernyataan DR Zakir Naik)

Sabtu, 01 Juli 2023

MELIHAT PERBEDAAN YESUS DAN MUHAMMAD

Suatu hari seorang wanita yang kedapatan berbuat zinah dibawa menghadap nabi Muhammad oleh sekelompok orang. Mereka bertanya padanya, ”Apa yang harus kami perbuat padanya?”

Muhammad menjawab, ”Pergilah. Bawa dia kembali setelah dia melahirkan bayinya.”

Jadi mereka membawa wanita tersebut kembali menghadap Muhammad setelah bayinya lahir. Mereka mempertanyakan lagi apa yang harus dilakukan terhadap wanita itu. Muhammad menjawab, ”Biarkan dia pergi dan menyusui anak itu. Bawa dia kembali setelah anak itu berumur dua tahun.”

Kemudian mereka membawa wanita tersebut kembali setelah dua tahun, dan Muhammad berkata, “Ambil bayi itu darinya dan bunuh dia.”

Dan itulah yang mereka lakukan.

Sekarang, mari kita bandingan dengan Yesus. Pada suatu kali, sekelompok orang membawa seorang wanita yang kedapatan berbuat zinah ke hadapan Yesus.

”Apakah kita akan melempari dia dengan batu?” Kata orang-orang ini. Mereka punya dasar, yaitu hukum Taurat.

Yesus menjawab, "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."

Maka pergilah semua orang. Tidak ada seorang pun yang tinggal untuk melempari dia karena mereka semua tahu bahwa mereka pun telah berdosa. Lalu Yesus berkata kepada wanita itu, "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi."

diolah dari tulisan 7 tahun lalu