Rabu, 23 Oktober 2013

Sikap Anggota Keluarga

Kondisi yang mempengaruhi sikap orang-orang yang berarti
Sikap Ibu
1.      Mencintai anak-anak.
2.      Menginginkan persahabatan
3.      Ingin menyenangkan suami atau memperbaiki hubungan perkawinan yang kurang baik
4.      Ingin seperti temannya yang mempunyai banyak anak.
5.      Merasa kurang tepat berperan sebagai orang tua.
6.      Benci karena harus meninggalkan karier.
7.      Takut melahirkan atau takut mempunyai anak yang cacat.
8.      Tidak menyukai gangguan fisik dan pertambahan berat badan sehubungan dengan kehamilan.
9.      Benci karena harus bekerja keras atau terikat.

Sikap Ayah
1.      Menginginkan anak laki-laki untuk meneruskan nama keluarga atau dapat bekerja sama dalam bidang usaha.
2.      Perlu membuktikan kejantanannya pada diri sendiri maupun pada orang lain.
3.      Merasa kurang tepat berperan sebagai orang tua.
4.      Tidak menyukai adanya gangguan pada program pendidikannya atau pekerjaannya.
5.      Khawatir akan beban keuangan dalam membesarkan anak.
6.      Tidak menyukai keterikatan.

Sikap Saudara Sekandung
1.      Menginginkan teman bermain.
2.      Ingin memiliki saudara sebanyak teman bermainnya.
3.      Takut kehilangan kasih sayang dan perhatian orang tua.
4.      Takut harus membagi kamar atau mainan dengan adik barunya atau takut harus membantu merawatnya.
5.      Menginginkan simpati dari teman yang mengeluh tentang saudara mereka sendiri.

Sikap Kakek/Nenek
1.      Menginginkan cucu dalam rangka meneruskan nama keluarga.
2.      Mencintai anak-anak.
3.      Ingin merasa orang berguna dengan membantu merawat cucu.
4.      Takut dibebani masalah keuangan atau dimintai bantuan di bidang lain.

sumber: Elizabeth B. Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 38

Orang Kudus 23 Oktober: Suster-suster Ursulin

Suster-suster ursulin dari valenciennes, martir
Pada tahun-tahun awal Revolusi Perancis, suster-suster Ursulin di biara Valenciennes, Perancis, diancam dengan berbagai macam hukuman. Tercatat sebelas orang suster di biara itu. Karena situasi semakin gawat mereka mengungsi ke Mons, Belgia, untuk mencari perlindungan di sana. Pada tahun 1793 mereka kembali lagi ke Valenciennes ketika orang-orang Austria menjarahi biara mereka. Di sanalah mereka ditangkap oleh tentara-tentara Perancis dan dipenjarakan pada bulan September 1794.

Pada tanggal 22 Oktober tahun itu sebelas suster Ursulin itu termasuk pimpinannya, Ibu Pailot, dipaksa bersumpah taat pada Undang-undang Revolusi dan dipaksa menyangkali ajaran iman katolik. Tetapi suster-suster itu dengan tegas menolak mengangkat sumpah yang bertentangan dengan hati nurani mereka. Mereka juga dengan tegas menolak menghilangkan ciri kekristenan dalam dunia pendidikan terutama pendidikan anak-anak. Oleh karena itu, mereka diadili dan dijatuhi hukuman mati. Pada hari pelaksanaan hukuman mati itu, mereka maju ke tempat pembantaian yang sudah disediakan sambil memadahkan lagu “Magnificat”  dan “Te Deum”. Mereka dibunuh oleh kaki tangan pemerintah yang anti Gereja di Valenciennes, Perancis.

Pada tahun 1920, Paus Benediktus XV (1914 – 1922) menggelari kesebelas suster itu sebagai ‘beata’ dengan julukan bersama “Sebelas Martir Ursulin.”

sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Rabu Biasa XXIX-C

Renungan Hari Rabu Biasa XXIX, Thn C/I
Bac I   : Rom 6: 12 – 18;  Injil      : Luk 12: 39 48

Dalam bacaan pertama hari ini, Paulus masih melanjutkan pengajarannya yang kemarin, di mana Paulus mengajak umat untuk berbahagia karena Yesus Kristus sudah melepaskan jerat maut kita, yaitu dosa. Hari ini Paulus tetap mengingatkan bahwa sekalipun kita “telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran,” (ay. 18), hendaklah kita jangan berdosa lagi atau menyerahkan tubuh kita kepada dosa (ay. 12 – 13).

Untuk itulah hendaknya kita harus berjaga-jaga dan siap sedia. Inilah yang mau disampaikan Yesus dalam pengajaran-Nya. Dalam Injil Yesus mengajak agar kita senantiasa terjaga dalam iman, tidak tidur dalam kekelaman dosa. Artinya, dalam hidup kita tidak memberikan ruang bagi kejahatan, melainkan selalu menampilkan kebaikan.

Manusia adalah makhluk lemah. Kelemahan ini membuatnya mudah jatuh ke dalam dosa. Akan tetapi, manusia sudah diselamatkan oleh Yesus Kristus. Tuhan meminta kita untuk tidak lagi mudah jatuh ke dalam dosa. Melalui sabda-Nya hari ini, Tuhan menghendaki supaya kita senantiasa mendekatkan diri pada-Nya. Dengan mendekatkan diri pada Tuhan, maka kita selalu siap sedia dan tidak menyerahkan anggota tubuh kita kepada dosa.


by: adrian