Kamis, 21 Agustus 2014

Menanti Komitmen Prabowo

Dalam menghadapi pilpres 2014 ini Prabowo sesumbar dengan sebuah komitmen atau janji, yaitu siap menang siap kalah. Setelah melakukan pencoblosan di TPS Bojong Koneng, Prabowo mengungkapkan komitmennya itu di hadapan banyak wartawan. “Saya siap menang, siap kalah. Insyah Allah, saya didukung rakyat. Saya gembira rakyat antusias. Saya terima kasih aparat sudah menjaga dengan baik,” ujar Prabowo.

Sepertinya komitmen Prabowo ini bukan baru diucapkan setelah mencoblos. Jauh sebelumnya Prabowo sudah menyatakannya. Hal ini dapat dilihat dari tiga hal. Pertama, janji Prabowo. Republika Online menyatakan bahwa Prabowo menegaskan dirinya siap menang dan kalah dalam pilpres ini. “Saya dan Pak Hatta dan Koalisi Merah Putih, kami berjanji akan menerima apapun keputusan rakyat Indonesia,” tegas Prabowo saat berpidato dalam acara deklarasi pemilu berintegrasi dan damai. Kedua, dari pernyataan Dewi Haroen, psikolog politik dari Universitas Indonesia. Dewi mengatakan bahwa dalam berbagai kesempatan Prabowo berulang kali menyatakan siap menang dan siap kalah. Ketiga, dari sikap Prabowo sendiri. Pengamat politik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Iswandi Syahputra, mengungkapkan bahwa Prabowo menonjolkan sikap siap menang dan siap pula kalah. “Prabowo ksatria tulen. Sepanjang debat dia tunjukkan sikap untuk siap menang dan siap kalah dalam pilpres,” puji Iswandi.

Komitmen siap menang dan siap kalah ini menjadi cap bagi kubu Prabowo – Hatta. Banyak orang melihat bahwa hanya pasangan Prabowo – Hatta yang siap menang dan siap juga kalah. Karena itu wajar jika kubu Prabowo – Hatta menantang pihak Jokowi – JK untuk membuat komitmen yang sama. Politisi Partai Gerindra, Pius Lustrilanang, menantang Jokowi untuk menyatakan siap menerima keputusan KPU. “Sebelum diumumkan oleh KPU tanggal 22 Juli, saya ingin mendengar sekali saja pernyataan Jokowi yang menyatakan bahwa dirinya siap menang siap kalah pada pilpres ini,” tantang Pius. “Beda dengan Prabowo – Hatta yang sudah menyatakan komitmennya dan menyatakan siap menang siap kalah.”

Kita tahu bahwa komitmen itu dibuat Prabowo bukan hanya di hadapan pengurus Koalisi Merah Putih atau para pendukungnya, melainkan juga di hadapan rakyat Indonesia. Ketika Prabowo mengungkapkan komitmennya itu ke media massa, yang merupakan media publik, maka komitmennya menjadi bersifat umum. Karena itu, tidak salah kalau rakyat mulai menagih komitmen Prabowo itu menjelang pembacaan keputusan MK, 21 Agustus 2014.

Rakyat Indonesia merindukan sosok pemimpin yang tegas bukan hanya keluar tetapi juga ke dalam, yaitu kepada diri sendiri. Setia pada janji atau komitmen merupakan ungkapan ketegasan yang terarah ke dalam. Jika dalam debat capres, Iswandi mengatakan bahwa dia dapat melihat sikap siap menang dan siap kalah dalam diri Prabowo, kini rakyat tidak menemukan sikap itu dalam diri Prabowo. Rakyat masih menunggu sikap itu. Dapat dikatakan bahwa pasca pilpres, sikap siap menang dan siap kalah yang dipuji Iswandi sama sekali tak terlihat. Hal ini dapat dilihat dari reaksi penolakan atas keputusan KPU. Bahkan sekitar 2 jam sebelum KPU membacakan keputusannya, Prabowo menolak proses pilpres ini. Padahal dalam menyikapi hasil quick count, Prabowo mengajak semua pihak untuk menjunjung tinggi sikap sportif dan menyerahkan semua keputusan kepada KPU. “Ingat, jangan gembar gembor. Jangan klaim-klaim dulu. Tunggu tanggal 22 juli saat wasit memutuskan,” ujar Prabowo. Wasit yang dimaksud adalah KPU.

Hingga saat ini pun Prabowo belum menunjukkan tanda-tanda sikap siap menang dan siap kalah. Prabowo hanya menampilkan sikap siap menang saja. Hal ini terlihat dari adegan dagelan di sidang MK. Hampir semua saksi tim Prabowo – Hatta tampil seperti badut politik. Juga dapat disimak dari pidato Prabowo dalam acara halalbihalal di Bandung, 19 Agustus lalu. “Saya yakin, kami pasti menang, kami pasti menang,” teriak Prabowo. Maka dari itu, rakyat sangat merindukan Prabowo menunjukkan sikap ksatria tulennya, sebagaimana diungkapkan Iswandi. Rakyat Indonesia ingin supaya Prabowo membuktikan komitmennya.

Hari ini, sekitar jam 14.00 WIB, majelis hakim MK akan membacakan keputusannya. Besar harapan rakyat agar Prabowo membuktikan janji dan komitmennya. Rakyat sudah muak dengan dagelan politik. Rakyat ingin hidup tenang dalam usaha dan perjuangannya mempertahankan hidup.

Akankah Prabowo menunjukkan komitmennya? Kita tunggu saja.
Batam, 21 Agustus 2014
by: Adrian
Baca juga:
1.      Prabowo Menggugat
3.      Komitmen Prabowo

Narsisme

 Bersama Anis Lodan di Sekolah Korea
 
 





Narsis di kamar Binus Square
 
 Narsis di kamar kosan, persiapan menghadapi ujian

Renungan Hari Kamis Biasa XX - Thn II

Renungan Hari Kamis Biasa XX, Thn A/II
Bac I    Yeh 36: 23 – 28; Injil                        Mat 22: 1 – 14;

Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Nabi Yehezkiel, kembali Allah menyampaikan pesan-Nya melalui mulut Yehezkiel. Dalam kitabnya, Allah akan memulihkan kembali umat Israel dari kenajisannya. Yang menarik adalah kenajisan itu bukan disebabkan oleh Allah, melainkan oleh ulah mereka sendiri. Akan tetapi, sekalipun sudah menajiskan diri, Allah akan tetap merangkul umat-Nya dan mentahirkan mereka. Allah akan memberikan hati dan roh yang baru sehingga mereka pantas untuk berdiam di tempat yang disediakan Tuhan bagi nenek moyang mereka. Ada keselarasan antara diri umat dengan tempat yang akan dimasukinya.

Hal yang sama juga terlihat dalam Injil hari ini. Dalam Injil Tuhan Yesus memberikan perumpamaan tentang Kerajaan Sorga. Yesus membandingkannya dengan seorang raja yang mengadakan jamuan pesta kawin. Ia mengundang banyak orang masuk ke dalam perjamuannya. Siapa saja diundangnya. Akan tetapi ada satu peristiwa unik dimana sang raja marah kepada seorang tamu yang tidak berpakaian pesta. Di sini terlihat kalau sang raja ingin supaya undangan yang masuk ke perjamuan berpakaian pesta. Harus ada keselarasan antara pakaian dan tempat perjamuan.

Sabda Tuhan hari ini bukan mau menyinggung soal urusan pakaian. Melalui sabda-Nya Tuhan ingin mengajak kita untuk menjaga dan menampilkan keselarasan hidup dan sikap kita di hadapan Tuhan. Tak jarang ketika kita memasuki rumah Tuhan untuk menghadap-Nya, kita seakan masuk ke mall atau gedung bioskop. Banyak dari kita kesulitan untuk membuat pembedaan sikap terhadap gereja, mall, terminal atau lainnya. Hari ini Tuhan menghendaki agar sikap dan hidup kita pantas dan layak di hadapan-Nya. Langkah awal yang musti kita buat adala kesadaran akan diri kita dan tempat kita berada.

by: adrian