Selasa, 24 November 2015

Orang Kudus 24 November: St. Dominikus An Kham

SANTO DOMINIKUS AN KHAM, MARTIR
Dominikus Kham Trong Pham lahir pada tahun 1780 di Nam Dinh, Vietnam. Ia adalah putera sebuah keluarga kristen yang kaya di daerahnya. Ketika berusia 19 tahun Dominikus menikah dengan seorang wanita Kristen dan dikaruniai 3 orang putera dan 3 puteri.
Ketertarikannya kepada imam-imam dominikan membuat Dominikus memutuskan untuk bergabung ke dalam Ordo Ketiga Dominikan. Dominikus dikenal sebagai seorang hakim yang membela orang-orang yang mendapat ketidakadilan.
Pada saat terjadi penganiayaan terhadap umat Kristen oleh Raja Tu Duc, Dominikus ikut ditangkap dan dimasukkan ke dalam kurungan. Karena usianya yang sudah tua, Dominikus tidak disiksa seperti tahanan lain yang lebih muda, namun Dominikus menolak untuk menyangkal imannya. Akhirnya Dominikus dijatuhi hukuman mati bersama dengan puteranya, Lukas Kham Trong Thin.
Dominikus An Kham meninggal dunia sebagai martir pada tahun 1859 di Vietnam. Pada 29 April 1951 ia dibeatifikasi oleh Paus Pius XII, dan pada 19 Juni 1988 ia dikanonisasi oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 24 November: St. Vinsensius Liem

SANTO VINSENSIUS LIEM, MARTIR
Pham Hieu Liem lahir pada tahun 1732 di Tra Lu, Tonkin, Vietnam. Ia adalah putera dari Antonio dan Monica Daeon de la Cruz, sebuah keluarga bangsawan di Tonkin. Ketika dibaptis, ia diberi nama Vinsensius Liem da la Paz. Vinsensius kemudian dikirim untuk memperoleh pendidikan di Colegio de San Juan de Lateran, dan Universitas St. Thomas, Filipina.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, pada September 1753 Vinsensius memutuskan untuk bergabung ke dalam Ordo Dominikan. Pada tahun 1758 ia ditahbiskan menjadi imam. Pada 3 Oktober 1758 Vinsensius melakukan perjalanan kembali ke Tonkin. Di sana ia bertugas mengajar di seminari dan berkotbah kepada orang-orang non kristen.
Pada saat terjadi penganiayaan terhadap umat Kristen, Vinsensius tetap melakukan pelayanan sampai pada 2 Oktober 1773. Pada tanggal itu ia ditangkap bersama asistennya dan dimasukkan ke dalam kurungan. Di sinilah Vinsensius mengalami banyak penderitaan dan aniaya. Ia disiksa dan dipermalukan di hadapan publik. Di sini ia bertemu dengan seorang imam Dominikan lainnya, Jacinto Castanea. Di dalam penjara mereka tidak berhenti berkotbah dan menyebarkan Injil.
Mereka akhirnya diadili di hadapan raja, dan dijatuhi hukuman mati. Vinsensius Liem meninggal dunia pada 7 November 1773 di Vietnam. Pada 20 Mei 1906 ia dibeatifikasi oleh Paus Pius X,dan pada 19 Juni 1988 ia dikanonisasi oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini:

Renungan Hari Selasa sesudah HR Kristus Raja - Thn I

Renungan Hari Selasa Biasa XXXIV, Thn B/I
Bac I  Dan 2: 31 – 45; Injil        Luk 21: 5 – 11;

Kesamaan sabda Tuhan dalam bacaan pertama dan Injil adalah soal kehancuran. Dalam Kitab Nabi Daniel, yang menjadi bacaan pertama hari ini, dibahas tentang kehancuran kerajaan-kerajaan. Dikatakan bahwa satu kerajaan bangkit menghancurkan kerajaan lain, demikian seterusnya sehingga yang ada hanyalah kehancuran. Dengan kata lain, kerajaan-kerajaan itu saling menghancurkan. Pesan yang mau diambil di sini, bukan cuma sekedar waspada saja agar kehancuran tidak menimpa, melainkan juga agar tidak sombong akan kehebatan dan kekuatan sendiri, karena kehancuran akan terjadi.
Dalam Injil, kehancuran yang dimaksud adalah kehancuran Bait Allah. Tuhan Yesus meramalkan kehancuran Bait Allah di Yerusalem, “di mana tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain;  semuanya akan diruntuhkan.” (ay. 6). Pengajaran Tuhan Yesus ini bermula dari sikap orang yang begitu mengagumi keindahan dan kemegahan Bait Allah itu. Di sini Tuhan Yesus mau mengajak para murid-Nya untuk tidak meletakkan kebanggaan pada hal-hal fisik duniawi. Selain itu juga, para murid diminta untuk waspada agar tidak jatuh ke dalam kesombongan. segala keindahan dan kemegahan duniawi akan hancur.
Seringkali manusia jatuh ke dalam kesombongan ketika mendapatkan suatu prestasi. Seorang imam berbangga karena telah melayani umatnya dengan penuh "pengorbanan". Seseorang bangga dengan jabatannya atau sertifikat yang dimilikinya. Ada juga yang bangga akan gelar akademiknya. Sabda Tuhan hari ini mau mengingatkan kita bahwa semua itu sia-sia. Tak perlu kita membanggakan diri di hadapan orang lain soal pelayanan, prestasi, jabatan atau gelar yang kita miliki. Kita harus ingat bahwa di atas langit masih ada langit. Dengan kata lain, Tuhan menghendaki supaya kita tetap bersikap rendah hati.***
by: adrian

Orang Kudus 24 November: St. Ignasius Delgado

SANTO IGNASIUS DELGANO, MARTIR
Ignacio Clemente Delgado Cebrian lahir pada 23 November 1761 di Villafeliche, Zaragoza, Spanyol. Ia adalah putera sebuah keluarga yang saleh. Ignasius mengawali panggilannya dengan bergabung ke dalam Ordo Dominikan. Setelah ditahbiskan menjadi imam, ia dikirim menjadi misionaris ke Vietnam. Ignasius bertugas di Vietnam selama sekitar lima puluh tahun. Ia kemudian ditunjuk sebagai Vikaris Apostolik Koajutor Tonkin Timur pada 11 Februari 1794. Ignasius menjadi Vikaris Apostolik Tonkin Timur pada 2 Februari 1799.
Pada saat terjadi penganiayaan terhadap umat Kristen, Ignasius ditangkap dan dimasukkan ke dalam kurungan. Di sinilah Ignasius mengalami banyak penderitaan dan aniaya. Ia dipertontonkan dan dipermalukan di hadapan publik. Selain itu, ia juga dihina dan dilecehkan. Ignasius dibiarkan begitu saja sampai dengan mati kelaparan.
Ignasius Delgado meninggal dunia pada 12 Juli 1838 di Nam Dinh, Vietnam. Pada 27 Mei 1900 ia dibeatifikasi oleh Paus Leo XIII, dan pada 19 Juni 1988 ia dikanonisasi oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini: