Selasa, 18 Juni 2013

(Pencerahan) Agama Seorang Ibu Tua

Agama seorang ibu tua
Seorang ibu tua yang terlalu saleh,
kurang puas dengan semua agama yang ada.
Maka ia mendirikan agamanya sendiri.

Pada suatu hari seorang wartawan, yang secara tulus ingin mengetahui keyakinan dan pendiriannya, bertanya:
“Apakah Ibu betul-betul percaya seperti yang dikatakan banyak orang,
bahwa tidak ada orang yang masuk surga kecuali Ibu dan pembantu Ibu?”

Ibu tua itu menimbang-nimbang sejenak lalu menjawab:
“Mengenai pembantuku, Minah, aku kurang begitu yakin.”

by: Anthony de Mello, Burung Berkicau
Baca juga refleksi lainnya:

Orang Kudus 18 Juni: St. Leontius, Hipatios & Teodolus

Santo leontius, hipatios & teodolus, Martir

Ketiga martir abad kedua ini adalah anggota pasukan khusus kekaisaran. Leontius berpangkat perwira, dibunuh karena mengkristenkan dua orang tentaranya, yaitu Hipatios dan Teodolus. Hipatios dan Teodolus pun dibunuh bersama Leontius di Tripollis.

sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Selasa Biasa XI - Thn I

Renungan Hari Selasa Biasa XI, Thn C/I
Bac I   : 2Kor 8: 1 – 9; Injil            : Mat 5: 43 – 48

Sabda Tuhan hari ini mau berbicara soal memberi diri demi kebaikan sesama. Dalam bacaan pertama, Paulus, melalui suratnya yang kedua kepada jemaat di Korintus, mengungkapkan pengalaman hidup jemaatnya. Di sana ada semangat memberi diri demi pelayanan dan pengabdian kepada Allah. Semangat pemberian diri ini semata-mata untuk kebaikan orang lain, bukan diri sendiri. Ini mengikuti contoh teladan Tuhan Yesus, yang “karena kemiskinan-Nya kalian menjadi kaya.” (ay. 9).

Dalam Injil hari ini, yang masih melanjutkan pengajaran Yesus di bukit, juga diungkapkan soal pemberian diri kepada sesama. Yang diberikan itu adalah hal-hal yang baik bukan yang jahat. Ini ditegaskan dengan kata-kata ‘kasih dan doa’ yang dipertentangkan dengan kata ‘benci’. Jadi, Yesus meminta kita untuk memberi kasih dan doa kepada sesama kita, termasuk musuh. Ini mengikuti teladan Allah sendiri, yang “membuat matahari-Nya terbit bagi orang-orang jahat dan juga bagi orang yang baik. Hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga bagi orang yang tidak benar.” (ay. 45).

Karena itu, dalam sabda-Nya hari ini Tuhan menghendaki kita untuk mau memberi diri bagi sesama. Yang diberikan itu adalah kebaikan. Dalam hal ini semangat yang ingin ditonjolkan adalah mendahului kepentingan orang lain daripada kepentingan diri sendiri.

by: adrian