Senin, 20 Januari 2014

Foto-fotoku Thn 1995 - 1996




 Putra, Saman dan saya







 Ki - Ka: Marsono, Putra, Saman, Pince dan Pankras. Saya duduk di depan

(Inspirasi Hidup) Menyikapi Masalah


ADA GEMBOK, ADA KUNCI 
Orang selalu mengatakan bahwa tak ada jalan yang mulus. Demikian pula halnya dengan perjalanan hidup setiap manusia. Siapapun dirinya, perjalanan hidup itu memang tidak selamanya mulus dan selalu sesuai dengan keinginan. Ada saatnya kita menghadapi persoalan atau tantangan. Tidak ada seorangpun yang bisa menghindar dari masalah, ia akan datang tanpa permisi dan bisa menyerang pada siapa saja dan di mana saja.

Allah menghendaki umat-Nya hidup bahagia. Namun manusia selalu hidup dengan masalah: tantangan dan persoalan. Masalah merupakan bagian dari hidup manusia. Justru masalah itu membuat hidup manusia menjadi hidup. Maka, hendaknya jangan mengatakan bahwa masalah itu berasal dari Tuhan (bdk. Yak 1: 13).

Allah memang tidak pernah menjanjikan hidup tanpa masalah, TETAPI satu hal yang pasti adalah: Dia akan memberi kekuatan dan selalu menyediakan jalan keluarnya! Paulus, dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus, berkata, “Allah tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” (1Kor 10: 13).

Jangan pernah mengangap persoalan sebagai penderitaan, jangan juga terlalu berfokus pada masalah sehingga bisa membuat kita menjadi stress dan depresi. Rasul Yakobus, dalam suratnya, mengajak orang untuk tetap merasa bahagia sekalipun menghadapi berbagai macam masalah (Yak 1: 2)

Untuk dapat bertahan menghadapi masalah, hendaklah kita memiliki pikiran yang positif. Di balik awan ada matahari. Di balik suatu masalah PASTI ada suatu kebaikan, selain itu juga akan mendewasakan iman kita agar terus bertumbuh. Pikiran positif membuat kita selalu menyadari bahwa masalah bisa datang kapan dan di mana saja, sehingga kita dapat mengantisipasinya. Antisipasi bukan berarti menghindari masalah sama sekali, melainkan mengurangi dampak masalah yang datang. Sebagai orang beriman, wujud antisipasi ini adalah seperti yang diajarkan Tuhan Yesus, “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.” (Mat 26: 41).

Jangan gentar dengan setiap masalah yang muncul. Percayalah, di saat menghadapi jalan buntu, maka Allah sanggup memberikan jalan keluar yang terbaik. Kitab Mazmur menulis bahwa Tuhan “tidak meninggalkan orang-orang yang dikasihi-Nya.” (Maz 37: 28).

Sebagaimana sebuah gembok, sebesar apapun gembok itu, pasti ada kunci untuk membukanya. Begitu juga dengan masalah. Sekelam apapun masalah itu PASTI ada jalan keluarnya.

Be Positive, Be Happy!!!

by: Adrian, dikembangkan dari email Anne Ahira

Orang Kudus 20 Januari: St. Sebastianus

SANTO SEBASTIANUS, MARTIR
Sebastianus dibesarkan di kota Milano, Italia. Ia hidup pada awalnya sebagai perwira di angkatan bersenjata Romawi. Tujuan utamanya adalah lebih bisa dekat dengan orang-orang Kristen yang dianiaya, dimana ia ingin menghibur dan meneguhkan mereka. Selang beberapa waktu, karena kepiawaiannya bermain pedang, maka kasiar Diokletianus (284-305) mengangkat Sebastianus menjadi pengawal istana kekaisaran. Karena ketahuan oleh sang kaisar bahwa Sebastianus seorang Kristen, maka ia ditangkap dan memaksa ia untuk menyangkalinya. Namun dengan tegas Sebastianus menolak perintah kaisar sekalipun dia diancam hukuman mati. Kemudian sang kaisar memerintahkan untuk dihukum mati, lewat regu pemanah. Tetapi karena keteledoran regu pemanah yang mengira Sebastianus sudah mati, lalu ditinggalkannya. Seorang perempuan bernama Irene menolong dan merawat luka Sebastinaus di rumahnya.

Setelah sembuh Sebastianus menghadap kasiar, meminta untuk menghentikan penganiayaan orang-orang Kristen, sang kaisar dengan sangat marah memerintahkan untuk menangkap dan membunuh Sebastianus ke dua kalinya. Mayatnya dibuang ke selokan air. Sejak zaman Kristen awal Sebastianus terkenal sebagai salah seorang martir. Jenazahnya dimakamkan di jalan Appia di dalam katakombe yang terletak dekat basilik Santo Sebastianus, Roma.

Renungan Hari Senin Biasa II - Thn II

Renungan Hari Senin Biasa II, Thn A/II
Bac I   : 1Sam 15: 16 – 23; Injil   : Mrk 2: 18 – 22

Bacaan pertama mengisahkan dialog antara Samuel dan Raja Saul, yang baru saja selesai berperang. Samuel melihat ada kesalahan dalam perlakuan terhadap jarahan, karena tidak sesuai dengan kehendak Allah. Karena itulah, Samuel menegur Saul. Samuel mengingatkan Saul bahwa statusnya menjadi raja adalah berkat kemurahan Allah. Oleh karena itu, sudah sepantasnya Saul senantiasa mendengarkan dan mengindahkan suara Allah. Namun yang terjadi adalah ketidaksesuaian. Saul lebih memilih mendengarkan dan memperhatikan suaranya sendiri.

Hal senada disuarakan oleh Yesus dalam Injil. Menjawab pertanyaan orang tentang kebiasaan puasa yang tidak dilakukan oleh para murid Yesus. Para murid ada bersama dengan Yesus, karenanya mereka menyesuaikan dengan hidup Yesus. Mereka tidak pantas berlaku sesuai selera pribadi. Yesus memberi perbandingan dengan kain penambal dan baju (ay. 21) atau anggur dan kantong anggur (ay. 22).

Melalui sabda-Nya hari ini, Tuhan mengajak kita untuk menyadari panggilan hidup kita sebagai murid Yesus. Menjadi murid berarti kita senantiasa mengikuti apa yang disurakan atau diperintahkan Sang Guru. Sebagai murid Yesus, kita hendaknya selalu mengutamakan kehendak Tuhan daripada kehendak pribadi. Dengan melakukan kehendak-Nya, maka keselamatan menyertai kita.

by: adrian