Kamis, 04 Oktober 2018

PAUS FRANSISKUS: ORANG KRISTEN HENDAKNYA MENGASIHI MUSUH MEREKA


Orang kristiani tidak ditentukan oleh baptisan mereka tetapi oleh apakah mereka menjalani hidup mereka sesuai dengan perintah Allah untuk mengasihi musuh-musuh mereka. Demikian ungkap Paus Fransiskus dalam homilinya pada perayaan ekaristi pagi di Domus Sanctae Marthae, 13 September lalu. Hal ini merupakan panggilan seorang pengikut Kristus, dan Paus ke-266 ini menyebut hal tersebut dengan istilah “kebodohan salib”. Memang tampaknya lebih mudah untuk berbicara buruk tentang musuh, namun logika Kristen berjalan ke arah yang berlawanan.
“Hanya yang berbelas kasihan yang menyerupai Tuhan sang Bapa. Berbelas-kasihlah, sama seperti Bapamu berbelas kasih. Ini adalah jalan, jalan yang bertentangan dengan semangat dunia,” ujar Paus Fransiskus. Refleksi Paus ‘serba pertama’ pagi itu diambil dari bacaan Injil hari bersangkutan, dari Injil Lukas, dimana Yesus mengatakan kepada para murid-Nya untuk “mengasihi musuhmu, berbuat baik kepada orang-orang yang membencimu, memberkati mereka yang mengutukmu, berdoa bagi mereka yang menganiaya kamu.”
Perintah untuk mengasihi dan berdoa bagi musuh-musuh “adalah cara hidup seperti seorang kristiani,” yang memerlukan pencerminan kasih dan belas kasih Allah yang tak terbatas, papar Paus Fransiskus. Akan tetapi, mereka yang melakukan gosip dan “logika penghinaan” hidup “seperti seorang penyembah berhala dengan roh keduniawian” yang berusaha untuk menghancurkan orang lain.
“Di antara kita ada pendakwa besar, orang yang akan selalu mendakwa kita di depan Tuhan untuk menghancurkan kita: Setan. Dia adalah pendakwa besar. Dan ketika saya masuk ke dalam logika pendakwa, mengutuk dan mencari cara untuk melakukan kejahatan kepada orang lain, saya masuk ke dalam logika pendakwa besar yang adalah perusak, yang tidak mengenal kata ‘rahmat’, jelas Paus, yang tahun 2013 lalu meraih penghargaan person of years dari Majalah TIME.
Paus Fransiskus mengatakan bahwa alih-alih menghancurkan orang lain, orang Kristen harus melihat diri mereka sendiri dan mendakwa diri mereka sendiri sehingga mereka dapat mencerminkan belas kasihan Tuhan kepada orang lain. “Ya, menuduh diri sendiri. Itu akan baik buat kamu. Satu-satunya tuduhan sah yang kita miliki sebagai orang Kristen adalah mendakwa diri kita sendiri. Bagi yang lain, hanya ada belas kasihan karena kita adalah anak-anak Bapa yang murah hati,” pungkas Paus Fransiskus.