Sabtu, 02 Agustus 2014

Dialog Gembala - Domba (anggota lesgislatif 2014 - 2019)

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Orang Kudus 2 Agustus: St. Petrus Faber

BEATO PETRUS FABER, PENGAKU IMAN
Petrus Faber lahir di Villaret, Perancis pada tanggal 13 April 1506. Semasa remajanya, anak petani ini bekerja sebagai gembala. Setelah menanjak dewasa, ayahnya mengijinkan dia belajar di sekolah setempat. Mula-mula ia masuk di Kolose Thones, dan ketika berusia 19 tahun ia melanjutkan studinya di Kolose Santa Barbe di Paris. Di sana ia berkenalan dengan Ignasius Loyola dan giat mengikuti latihan-latihan rohani yang diprakarsai oleh Ignasius. Bersama FransiskusXaverius, Layenes, Salmeron, Rodriquez dan Bobodilla, ia menjadi pengikut pertama cita-cita luhur Ignasius Loyola. Bersama mereka, ia mengikrarkan kaul kemiskinan dan kemurnian pada tahun 1534. Pada tahun itu juga ia ditabhiskan menjadi imam dan aktif dalam perjuangan membela kebenaran, keadilan dan kesusilaan. Seturut rencana, ia bersama Ignasius bermaksud menjadi misionaris di Tanah Suci, namun rencana itu dibatalkan karena peperangan yang terjadi di Palestina. Sebagai gantinya, ia dikirim sebagai misionaris ke Parma dan Piacenza, Italia. Di sana ia tidak saja berjuang melawan ajaran-ajaran sesat yang berkembang di kalangan umat, tetapi dengan giat memajukan semangat iman umat dan karya-karya cinta kasih. Selama beberapa tahun ia mengajar juga di sebuah Universitas di Roma.

Sering ia ditugaskan oleh Paus Paulus III (1534-1549) untuk memadamkan api pertikaian keagamaan antara umat Katolik dan Protestan di Jerman, Belgia dan Spanyol. Prinsipnya yang dipegang teguh dalam melaksanakan tugas suci itu ialah "lebih penting membaharui semangat Imam-imam dan Kaum Awam Katolik daripada berdebat dengan orang-orang Protestan".

Sebagai seorang pengkhotbah dan pemberi retret yang terkenal, ia sering diminta untuk berkhotbah di Speyer, Koln, Ratisbon, dan Mainz di Jerman, dan di Louvain, Belgia. Ia lebih terkenal di wilayah Rhine, Jerman Barat karena usahanya memperkokoh semangat iman Katolik di sana dan karena ia berhasil membawa kembali banyak imam, uskup dan kaum bangsawan kepada penghayatan iman yang benar. Pada tahun 1544, ia mendirikan biara Yesuit pertama di Koln, Jerman Barat. Kecuali itu ia juga pergi ke Portugal dan Spanyol untuk berkhotbah dan memberi bimbingan rohani kepada umat. Cara hidupnya yang saleh itu berhasil menarik banyak sekali pemuda untuk mengikuti cita-cita Ignasius. Di Spanyol ia berhasil menarik Fransiskus Borgia, pangeran muda dari Gandia yang kemudian menjadi seorang pembaharu Yesuit terkemuka.

Petrus menjadi seorang Yesuit terkenal karena berhasil membawa kembali banyak orang murtad ke dalam pangkuan Gereja Katolik. Pernah ia berkata: "Barangsiapa yang mau mempertobatkan orang-orang murtad, haruslah bersahabat dengan mereka. Karena dasar kerasulan yang sejati bukanlah perselisihan dan perdebatan melainkan pengertian. Sebagai seorang ahli teologi, ia dipilih menjadi penasehat Paus Paulus III pada waktu Konsili Trente (1545-1563). Tetapi sementara Konsili berlangsung, ia jatuh sakit. Akhirnya ia meninggal dunia pada tahun 1546 di atas pangkuan Ignasius Loyola, Bapa sekaligus sahabatnya.

Baca juga orang kudus hari ini
St. Eusebius Vercelli

Renungan Hari Sabtu Biasa XVII - Thn II

Renungan Hari Sabtu Biasa XVII, Thn A/II
Bac I   : Yer 26: 11 – 16, 24; Injil           : Mat 14: 112;

Injil hari ini menampilkan kisah matinya Yohanes Pembaptis. Diceritakan bahwa Yohanes menegor Raja Herodes yang telah mengambil Herodias menjadi isterinya. Di mata Yohanes, yang juga di mata Allah, tindakan Herodes itu sangatlah buruk, terlebih lagi dia adalah public figure. Akan tetapi Herodes, dan juga Herodias, tidak suka akan tegoran Yohanes itu sehingga Yohanes ditangkap, dipenjarakan dan akhirnya dibunuh. Herodes tak sadar kalau ternyata tegoran itu merupakan bentuk perhatian dan kasih Allah kepadanya. Tebersit sebuah harapan agar lewat tegoran itu muncul benih penyesalan dan pertobatan.

Ketidak-sukaan pada tegoran juga terlihat dalam bacaan pertama. Dalam kitabnya Yeremia menceritakan bahwa orang Israel tidak suka mereka ditegor oleh Yeremia, meski mereka tahu bahwa tegoran itu sebenarnya berasal dari Allah. Mereka malah ingin menjatuhi hukuman mati kepada Yeremia. Umat Israel lupa bahwa lewat tegoran itu sebenarnya Tuhan ingin memberi kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan kembali ke jalan yang benar.

Pada jaman rezim Orde Baru, dikenal sebuah frase ABS (Asal Bapak Senang). Frase ini mengacu pada sikap pimpinan yang tak mau mendengar berita negatif, melainkan harus yang positif. Karena itu, bawahan selalu menyampaikan hal-hal yang positif saja agar pimpinan selalu senang. Sebenarnya sikap seperti ini jamak ditemui dalam kehidupan kita, ada banyak orang tak suka dikritik atau ditegor, sekalipun kritikan itu demi kebaikan dan perkembangan dirinya. Sikap yang dibangun adalah membela diri dan/atau memusuhi si pengkritik. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk berani dikritik dan berubah demi kebaikan diri kita. Selain itu juga, Tuhan menghendaki agar kita mau tampil sebagai Yohanes Pembaptis dan Yeremia untuk menegor ketidak-baikan agar darinya tumbuh benih kebaikan.

by: adrian
Baca juga:

1.      Jangan Takut Dikritik
2.      Mati Rasa
3.      Ajakan Untuk Bertobat