Rabu, 28 Januari 2015

Bahaya Tidak Mampu Menyesuaikan Diri Remaja

TANDA BAHAYA YANG UMUM DARI KETIDAKMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI REMAJA
* Tidak bertanggung jawab, tampak dalam perilaku mengabaikan pelajaran, misalnya, untuk bersenang-senang dan mendapatkan dukungan sosial.
* Sikap yang sangat agresif dan sangat yakin pada diri sendiri.
* Perasaan tidak aman, yang menyebabkan remaja patuh mengikuti standar-standar kelompok.
* Merasa ingin pulang bila berada jauh dari lingkungan yang dikenal.
* Perasaan menyerah.
* Terlalu banyak berkhayal untuk mengimbangi ketidakpuasan yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari.
* Mundur ke tingkat perilaku yang sebelumnya agar supaya disenangi dan diperhatikan.
* Menggunakan mekanisme pertahanan seperti rasionalisasi, proyeksi, berkhayal dan memindahkan.

sumber: Elizabeth B. Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 239.
Baca juga artikel psikologi lainnya:

Orang Kudus 28 Januari: St. Petrus Nolaskus

SANTO PETRUS NOLASKUS, PENGAKU IMAN
Petrus lahir pada tahun 1182 dari keluarga bangsawan Nolasco. Menjelang umur 25 tahun, ia dipaksa menikahi gadis pilihan orang tuanya, namun dengan tegas ia menolak paksaan itu karena ia sudah menjanjikan kemurnian dirinya dan mempercayakan segala harta miliknya kepada Tuhan.

Di masa hidupnya, Bangsa Moor yang beragama Islam, menguasai sebagian besar negeri Spanyol. Perdagangan budak belian yang diambil dari Afrika merupakan salah satu praktek kekafiran yang paling mencolok dari bangsa ini. Petrus menaruh keprihatinan besar pada nasib orang-orang Afrika Utara yang menjadi budak belian itu, terutama mereka yang telah menjadi Kristen. Semangat imannya untuk membebaskan orang-orang itu dari cengkeraman orang Moor bergejolak kuat dalam batinnya.

Akhirnya, didorong oleh suatu penglihatan ajaib, Petrus bersama Raymundus Penafort dan Raja Yakobus dari Aragon mendirikan Ordo Pembebasan Hamba Sahaya. Mereka mempersembahkan ordo ini kepada perlindungan Santa Maria. Dengan semangat iman dan cinta kasih, ia bersama rekan-rekannya berhasil membebaskan banyak orang Kristen (tercatat 890 orang) dari belenggu perbudakan dan dari penjara-penjara islam. Petrus bahkan mempertobatkan pemimpin-pemimpin bangsa Moor.

Semangat kerasulannya menarik banyak orang awam untuk turut serta bersamanya membebaskan sesamanya dari belenggu perbudakan dan belenggu dosa. Selama 25 tahun Petrus mengabdikan dirinya dalam karya pembebasan para budak belian itu. Semangatnya yang meluap-luap dalam karyanya itu, akhirnya terbentur dengan kesehatannya. Setelah ia mengamalkan iman dan cinta kasih kristiani melalui tindakan serta teladan hidupnya, Petrus Nolaskus meninggal dunia tepat pada hari Raya Natal 1256.

sumber: Iman Katolik
Baca juga riwayat orang kudus 28 Januari:

Renungan Hari Rabu Biasa III - Thn I

Renungan Hari Rabu Biasa III, Thn B/I
Bac I    Ibr 10: 11 – 18; Injil             Mrk 4: 1 – 20;

Injil hari ini berbicara tentang perumpamaan penabur. Tuhan Yesus mengajar orang banyak dengan menggunakan perumpamaan seorang penabur yang menaburkan benih. Dikatakan benih itu jatuh di empat lokasi yang berbeda, yaitu pinggir jalan, tanah berbatu-batu, tanah bersemak duri dan tanah subur. Dari keempat lahan tadi, hanya lahan keempat saja yang menghasilkan panenan berlipat-lipat. Tentulah semua pendengar-Nya setuju akan hal itu. Dan satu harapan agar semuanya berpikir bahwa sebagai petani ia akan mengolah lahan pertaniannya menjadi lahan subur sehingga pantas untuk persemaian benih. Jadi, jika lahan sebelumnya merupakan lahan berbatu-batu, maka harus diubah dulu menjadi lahan subur; demikian pula lahan lainnya.

Lewat sebuah perumpamaan orang bisa menemukan pesan yang hendak disampaikan. Ada kehendak Allah di sana. Ini bisa ditemukan karena manusia memiliki hati dan budi; dan ini merupakan karunia Allah. Ini sudah disampaikan oleh penulis Surat kepada Orang Ibrani dalam bacaan pertama hari ini. Penulis mengutip firman Tuhan yang mengatakan bahwa Tuhan menaruh hukum-Nya di hati umat dan menuliskannya di dalam akal budi mereka (ay. 16). Jadi, dengan akal ia berpikir, dengan hati ia berkehendak dan berkarya sehingga melahirkan perubahan.

Sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita bahwa Allah telah mengaruniakan kita kemampuan untuk mencari dan menemukan kehendak Allah dalam setiap peristiwa kehidupan. Dengan kemampuan ini kita diharapkan untuk selalu bisa tampil lebih baik lagi dari sebelumnya. Pertama-tama kemampuan itu membantu kita menemukan kelemahan dan kekurangan kita dan mengarahkan kita kepada yang lebih baik. Di sini dibutuhkan pertobatan atau perubahan. Sangat disayangkan jika dengan kesadaran itu kita tidak menghasilkan perubahan. Ini seperti petani yang tahu bahwa lahannya merupakan jenis lahan berbatu, tapi ia tidak mau mengubahnya menjadi lahan subur. Jadi, melalui sabda-Nya, Tuhan menghendaki kita untuk menggunakan kemampuan yang telah dianugerahkan Tuhan untuk menghasilkan buah-buah kebaikan dalam kehidupan yang berguna bagi sesama.

by: adrian